Latar Belakang Produksi surfaktan alkil poliglikosida (APG) dan aplikasinya pada sabun cuci tangan cair

terhadap karakteristik surfaktan APG yang dihasilkan dengan menggunakan pati tapioka, yang menyatakan bahwa optimasi ratio mol pati dan alkohol lemak dengan rantai panjang C 10 Schmitt 1993 mengatakan bahwa proses pemucatan merupakan suatu tahap pemurnian surfaktan APG, yang bertujuan untuk menghilangkan zat-zat warna dan bau yang tidak diinginkan pada surfaktan APG. McCurry et al. 1994, menyatakan proses pemucatan dapat dilakukan dengan penambahan logam alkali adalah 1:4.7 dan ratio mol pati tapioka dengan butanol sebesar 1:8.5. seperti natrium hidroksida NaOH dan magnesium oksida MgO dengan konsentrasi berkisar antara 250-1000 ppm, namun lebih baik lagi pada 500 ppm dan 700 ppm. Permasalahan utama dalam sintesis surfaktan alkil poliglikosida APG yaitu terbentuknya warna gelap yang tidak diinginkan pada produk. Penggunaan bahan baku yang berasal dari pati ataupun gula-gula sederhana dalam pembuatan surfaktan alkil poliglikosida, sangat mudah mengalami degradasi akibat penggunaan suhu yang tinggi dan keadaan asam maupun basa selama proses sintesis. Proses degradasi inilah yang menghasilkan by-product yang tidak diinginkan selama proses sintesis surfaktan APG, yang juga akan mempengaruhi warna produk surfaktan APG. Oleh sebab itu dalam penelitian ini akan dikaji sintesis surfaktan APG yang akan menghasilkan tingkat kejernihan dan karakteristik surfaktan APG yang baik serta dapat diaplikasikan dalam produk pembuatan sabun cuci tangan cair dengan karakteristik yang baik pula.

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memproduksi surfaktan Alkil Poliglikosida APG dari jenis alkohol lemak, jenis logam alkali sebagai bahan aktivator pada konsentrasi yang berbeda serta aplikasinya pada sabun cuci tangan cair.

1.2.2 Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk : 1 Mengetahui pengaruh jenis alkohol lemak fatty alcohol terhadap karakteristik APG yang dihasilkan. 2 Mengetahui pengaruh jenis logam alkali NaOH dan MgO sebagai bahan aktivator dangan konsentrasi yang berbeda pada tahap pemurnian proses pemucatan terhadap karakteristik APG yang dihasilkan. 3 Mengaplikasikan surfaktan APG yang dihasilkan pada sabun cuci tangan cair. 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Surfaktan

Surfaktan surface active agent merupakan salah satu oleokimia turunan yang satu molekulnya memiliki gugus hidrofilik bagian polaryang suka air dan gugus hidrofobik non polaryang suka akan minyaklemak, sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Bagian polar molekul surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau netral. Sifat rangkap ini yang menyebabkan surfaktan dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air, minyak-air dan zat padat-air untuk membentuk lapisan tunggal. Gugus hidrofilik surfaktan berada pada fase air dan gugus hidrofobik ke udara dalam kontak dengan zat padat ataupun terendam dalam fase minyak. Umumnya bagian non polar hidrofobik adalah merupakan rantai alkil yang panjang, sementara bagian yang polar hidrofilik mengandung gugus hidroksil. Surfaktan dapat diproduksi secara sintetis, kimiawi maupun biokimiawi. Pada umumnya surfaktan digunakan sebagai bahan pembasah wetting agent, bahan pengemulsi emulsifying agent dan bahan pelarut solubilizing agent. Penggunaan surfaktan ini bertujuan untuk meningkatkan kestabilan emulsi dengan cara menurunkan tegangan permukaan, menurunkan tegangan antarmuka antara fasa minyak dan fasa air.

2.1.1 Bahan baku surfaktan

Bahan baku surfaktan dapat terbuat dari sumber nabati yang bersifat dapat diperbaharui, mudah terurai, tidak mengganggu aktivitas enzim dan proses produksinya yang lebih bersih sehingga sejalan dengan isu lingkungan Suryani et al . 2002. Flider 2001 menyebutkan bahwa, jutaan ton surfaktan yang berbasis bahan alami digunakan setiap tahunnya pada berbagai aplikasi yang berbeda. Pemakaian surfaktan terbesar adalah untuk aplikasi pembersih dan pencucian, namun surfaktan banyak pula digunakan untuk produk pangan, produk perlindungan hasil panen, pertambangan, cat, coating, pembuatan kertas, sabun dan produk- produk perawatan diri personal care products. Surfaktan berbasis bahan alami terbagi atas empat kelompok, yaitu 1 berbahan dasar minyak nabati, seperti monogliserida dan digliserida 2 berbahan