99 Eksploitasi lebih rumit
Kehilangan air akibat eksploitasi sedikit lebih tinggi, dan Jangka waktu irigasi untuk tanaman pertama lebih lama, akibatnya sedikit lebih waktu
tersedia untuk tanaman kedua. Agar kebutuhan pengambilan puncak dapat dikurangi, maka areal irigari harus dibagi - bagi
menjadi sekurang - kurangnya tiga atau empat sistem golongan dan tidak lebih dari lima atau enam golongan. Karena alasan - alasan diatas, biasanya untuk proyek irigasi tertentu
mencakup daerah yang dapat diairi seluas 10.000,00 Ha dan pengambilan air langsung dari sungai, tidak ada pengurangan debit rencana. Koefisien pengurangan = 1,0. Pada jaringan
yang telah ada, factor pengurangan lebih kecil dari 1,0 mungkin dipakai dapat sesuai.
c. Data Geoteknik.
Hal utama yang harus diperhatikan dalam perencanaan saluran adalah stabilitas tanggul, kemiringan talut galian serta rembesan ke dan dari saluran. Data tanah yang
diperoleh dari hasil penyelidikan tanah akan memberikan petunjuk mengenai sifat - sifat tanah daerah trase saluran yang direncanakan.
Perhatian khusus harus diberikan kepada daerah - daerah yang mengandung : o
Batu singkapan. o
Lempung tak stabil yang plastisitasnya tinggi. o
Tanah gambut dan bahan - bahan organik. o
Pasir dan kerikil. o
Bahan tanah timbunan yang cocok. o
Muka air tanah.
d. Data Sedimen.
Data sedimen terutama diperlukan untuk perencanaan jaringan pengambilan di sungai dan kantong Lumpur. Bangunan pengambilan dan kantong Lumpur akan direncanakan agar
mampu mencegah masuknya sedimen kasar 0,06 - 0,07 ke dalam jaringan saluran. Untuk perencanaan saluran irigasi yang mantap kita harus mengetahui konsentrasi
sedimen dan pembagian diameter butir. Data - data ini akan menentukan faktor - faktor untuk
100 perencanaan kemiringan saluran atau potonongan melintang yang mantap dimana sedimentasi
dan erosi harus berimbang dan terbatas.
6.2. Langkah-Langkah Perencanaan Saluran Irigasi Perencanaan Pendahuluan
Perencanaan pendahuluan saluran irigasi harus dapat menghasilkan : -
trase saluran -
muka air -
lokasi dan tipe bangunan pembawa, bagi dan sadap. Perencanaan pendahuluan harus mengikuti langkah-langkah berikut :
1. Pemplotan trase saluran pada peta dengan skala 1: 25.000.
2. Penentuan batas-batas petak tersier pada peta dengan skala 1 : 25.000 dan 1 : 5.000.
3. Pemplotan trase saluran dengan lokasi bangunan sadap pada peta berskala 1: 5.000.
4. Penentuan muka air yang dibutuhkan pada bangunan pengambilan pada peta dengan
skala 1: 5.000 atau 1: 2.000 kalau ada. 5.
Perhitungan debit rencana. 6.
Penentuan lokasi bangunan pembawa dan pembagian kehilangan 1tinggi energi di bangunan tersebut.
7. Penentuan kemiringan rencana pada ruas-ruas saluran berikutnya.
8. Penentuan dimensi saluran.
9. Penentuan muka air saluran.
10. Pembuatan profil memanjang 11. Penyelusuran trase di lapangan dengan melakukan pengukuran topografi, pengukuran
geoteknik pendahuluan di sepanjang as saluran. 12. Penyesuaian trase saluran dan profil memanjang pendahuluan termasuk lokasi
bangunan. 13. Pembuatan program kerja untuk penyelidikan geoteknik dan pengukuran topografi.
101 Perencanaan Detail
1. Pengukuran trase dan penyelidikan geoteknik 2. Sedikit penyesuaian as saluran
3. Mencek elevasi muka air dan muka air rencana 4. Muka air rencana akhir definitif
5. Kapasitas
rencana akhir
6. Dimensi akhir 7. Potongan melintang dan potongan memanjang akhir
6.3. Saluran Irigasi