Muka Air Saluran Irigasi

158 Pada medan bergelombang, saluran tersier mengikuti garis-garis kontur dan saluran kuarter mengikuti arah punggung medan dan memberi air ke satu atau dua sisi. Agar saluran kuarter tidak terlalu panjang, sebuah saluran tersier kedua membagi petak menjadi dua petak kuarter. Karena jaringan tersebut terletak pada medan bergelombang, saluran pembuang terletak pada cekungan depresi. Skema layout jaringan tersebut diberikan pada Gambar 6.21 berikut ini

C. Saluran Irigasi

a. Muka Air

Rencana Dengan layout yang sudah disetujui, trase saluran dapat diselusuri dan diukur. Elevasi sawah, di sepanjang trase saluran, diplot pada profil memanjang Gambar 6.22. Gambar 6.21 Skema Layout Petak Tersier Gambar 6.23 Pemeplotan Elevasi Sawah Pada Profil Memanjang 159 Untuk menentukan muka air di saluran tersier, pertama-tama harus ditentukari muka air di bagian hulu saluran kuarter. Elevasi sawah didapat dari hasil pengukuran. Muka air di saluran kuarter sebaiknya 0,15 cm di atas permukaan sawah lapisan air 0,10 cm + tinggi energi 0,05 cm. Harga elevasi yang diperoleh menentukan kemiringan rata-rata saluran kuarter. Pada prakteknya saluran kuarter akan mengikuti kemiringan medan. Karakteristik saluran kuarter dicantumkan dalam tabel 6.20 kolom 1 sampai 7 160 Tabel 6.20 Muka Air Dan Kapasitas Rencana Saluran Sal. Kuarter A Qd L MAH MAU I x 10 - 3 b = h Sal. Tersier A Qd L I x 10 - 3 b = h V MAH Io x L MA.ud - Ha LtrDtk m m m m - m 2 LtrDtk mdtk m 2 m mDtk m m m 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 b 2 10,4 14,56 620,00 27,200 27,350 2,000 0,300 b 1 9,6 13,44 440,00 27,300 27,450 3,800 0,300 T3 - K1 20,00 28,00 235,00 0,45 0,30 0,20 27,500 0,106 27,61 a 3 8,7 12,18 450,00 27,400 27,550 3,800 0,300 T2 - T3 28,70 40,18 360,00 0,35 0,350 0,200 27,66 0,13 27,78 a 2 10,1 14,14 420,00 27,500 27,650 2,600 0,300 a 1 7,2 10,08 620,00 27,500 27,650 1,600 0,300 T1 - T2 46,00 64,40 180,00 0,30 0,40 0,20 27,832 0,054 27,89 d 3 9,8 13,72 640,00 25,750 25,900 1,600 0,300 d 2 8,8 12,32 440,00 25,650 25,800 1,600 0,300 T6 - K2 18,60 26,04 200,00 0,60 0,30 0,20 25,950 0,120 26,07 d 1 9,6 13,44 460,00 25,700 25,850 2,000 0,300 T5 - T6 28,20 39,48 390,00 0,35 0,300 0,200 26,120 0,14 26,26 c 3 9,1 12,74 320,00 26,150 26,300 1,900 0,300 T4 - T5 37,30 52,22 270,00 0,30 0,300 0,250 26,307 0,08 26,39 c 2 6,5 9,10 420,00 26,500 26,650 1,400 0,300 c1 9,8 13,72 700,00 26,350 26,500 1,000 0,300 T1 - T4 53,60 75,04 440,00 0,90 0,40 0,25 26,700 0,396 27,10 O - T1 99,60 139,44 35,00 0,20 0,55 0,20 27,936 0,007 27,94 161 Dalam kolom 6 diberikan muka air di bagian hulu saluran kuarter MAud. Pemberian air ke saluran tersebut diatur dalam boks tersier atau kuarter. Sebagai asumsi awal, kehilangan tinggi energi diambil 0,05 m. Setiap boks membagi air kepada sekurang-kurangnya dua saluran, jadi muka air tertinggi dari kedua saluran atau lebih akan diambil sebagai elevasi rencana. Contoh : Boks K 1 K 1 b 2 T 3 - K 1 DWL = 27,350 m MAH = 27,450 + 0,05 = 27,500 m DWL = 27,450 m b 1 Boks tersier, tidak hanya untuk saluran kuarter yang harus dipertimbangkan tetapi juga untuk saluran tersier. Elevasi hilir yang diperlukan dan kemiringan saluran menentukan muka air di hulu saluran tersier. Harus selalu diingat bahwa kecepatan minimum yang diizinkan selama terjadi debit rencana adalah 0,20 mdt. Contoh : Boks T 3 MAU = 27,500 m + 0,106 m = 27,61 m T 2 - T 3 T 3 - K 1 MAH = 27,500 m K 1 MAH = 27,61 + 0,05 T 3 I . L = 0,106 m = 27,66 m a 3 Gambar 6.24 Muka Air Boks K1 Gambar 6.25 Muka Air Boks K3 162 Muka air di hulu yang diperlukan pada boks K1 adalah + 27,50. Untuk boks T 3 diperlukan muka air hulu +27,50 + 0,106 = 27,61, untuk memberikan air ke saluran kuarter a 3 . Untuk menjaga agar kecepatan aliran minimum 0,20 mdtk di ruas saluran T3 - K1, diperlukan kemiringan saluran minimum. Untuk tujuan ini dapat dipergunakan grafik perencanaan saluran dengan k = 35 Gambar 6.26, untuk debit sebesar 28,0 lDtk diperlukan kemiringan I = 0,00045 dan kecepatan 0,20 mdtk.

b. Dimensi