Data Topografi. Kapasitas Rencana Saluran.

97

C. MATERI 6.1. Data Perencanaan Saluran Irigasi.

a. Data Topografi.

Peta topografi dengan garis - garis ketinggian dan tata letak jaringan irigasi dengan skala 1 : 25.0000. • Peta situasi trase saluran berskala 1 : 2.000 dengan garis - garis ketinggian pada interval 0.50 m untuk daerah datar dan 1,0 untuk daerah berbukit. • Profil memanjang pada skala horisontal 1 : 2.000 dan skala vertikal 1 : 200 atau 1 : 100 untuk saluran berkapasitas kecil, bilamana diperlukan. Potongan melintang pada skala horizontal dan vertical 1 : 200 atau 1 : 100 untuk saluran berkapasitas kecil bilamana diperlukan. • Potongan melintang pada skala horisontal dan vertikal 1 : 200 atau 1 : 100 untuk saluran - saluran berkapasitas kecil dengan interval 50 m untuk bagian lurus dan interval 25 m pada bagian tikungan. • Peta lokasi titik tetap benchmark.

b. Kapasitas Rencana Saluran.

Kapasitas saluran - saluran irigasi ditentukan menurut banyaknya kebutuhan air untuk tanaman padi, karena tanaman padi memerlukan lebih banyak air dibandingkan dengan tanaman - tanaman lainnya. Debit rencana saluran dihitung dengan rumus sebagai berikut : C . NFR. A Q = Eff Dimana : Q = Debit Banjir rencana Ltrdtk c = Koefisien Pengurangan Karena adanya sistem golongan NFR = Kebutuhan bersih netto air di sawah, m. Ltrdtk A = Luas Daerah Yang Diairi. ha Eff = Effisiensi irigasi secara keseluruhan. 98 Jika air yang dialirkan oleh jaringan saluran juga untuk keperluan selain irigasi, maka debit rencana harus ditambah dengan jumlah yang dibutuhkan untuk keperluan itu dengan memperhitungkan effisiensi pengaliran. Kebutuhan Air Disawah untuk padi ditentukan oleh faktor - faktor sebagai berikut : 1. Cara penyiapan lahan. 2. Kebutuhan airuntuk tanaman. 3. Perkolasi dan rembesan. 4. Pergantian lapisan air. 5. Curah hujan effektif. Kebutuhan total air di sawah GFR mencakup factor 1 sampai dengan 4. Kebutuhan air bersih netto di sawah NFR juga memperhitungakan curah hujan efektif. Besarnya kebutuhan air di sawah bervariasi menurut tahap pertumbuhan tanaman dan bergantung kepada cara pengelolaan lahan. Besarnya kebutuhan air di sawah dinyatakan dalam mmhari. Effisiensi Irigasi, Untuk tujuan perencanaan, dianggap bahwa seperempat sampai sepertiga dari jumlah air yang diambil akan hilang sebelum air tersebut sampai ke sawah. Kehilangan air disebabkan oleh : ƒ Eksploitasi pemanfaatan. ƒ Evaporasi penguapan, biasanya nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan akibat eksploitasi. ƒ Perembesan perkolasi, dihitung apabila faktor kelulusan tanah cukup tinggi. Rotasi Teknis. Keuntungan - keuntungan yang diperoleh dari sistem golongan teknis adalah : Berkurangnya kebutuhan pengambilan puncak koefisien pengurangan akibat rotasi. Kebutuhan pengambilan bertambah secara berangsur - angsur pada awal pemberian air irigasi pada periode peyiapan lahan, seiirng dengan makin bertambahnya debit sungai ; kebutuhan pengambilan puncak dapat ditunda. Sedangkan hal - hal yang tidak menguntungkan adalah : ƒ Timbulnya komplikasi sosial yang rumit. 99 ƒ Eksploitasi lebih rumit ƒ Kehilangan air akibat eksploitasi sedikit lebih tinggi, dan ƒ Jangka waktu irigasi untuk tanaman pertama lebih lama, akibatnya sedikit lebih waktu tersedia untuk tanaman kedua. Agar kebutuhan pengambilan puncak dapat dikurangi, maka areal irigari harus dibagi - bagi menjadi sekurang - kurangnya tiga atau empat sistem golongan dan tidak lebih dari lima atau enam golongan. Karena alasan - alasan diatas, biasanya untuk proyek irigasi tertentu mencakup daerah yang dapat diairi seluas 10.000,00 Ha dan pengambilan air langsung dari sungai, tidak ada pengurangan debit rencana. Koefisien pengurangan = 1,0. Pada jaringan yang telah ada, factor pengurangan lebih kecil dari 1,0 mungkin dipakai dapat sesuai.

c. Data Geoteknik.