Kesesuaian Kawasan dan Daya Dukung Carrying Capacity Ekowisata
. Daya dukung sosial ,
yang merupakan batas tingkat m ak
simum dalam jumlah dan tingkat penggunaan yang akan menimbulkan penurunan dalam
tingkat kualitas pengalaman atau kepuasan pengunjun g
kawasan tuju a
n wisata.
. Daya dukung rekreasi, yang merupakan konsep pengelolaan yang menempatkan kegiatan rekreasi dalam berbagai objek yang terkait
dengan kemampuan kawasan. Pengembanga
n pariwisata di kawasan
pe s
isi r dan pu
lau -
p u
la u keci
l h
ar u
s d irencanakan dan
d ik
e mb
a ngkan secar
a ra mah
l in
g ku
ngan d
e n
ga n
tida k
menghabiskan atau merusak sumber daya alam d a
n sosial ,
namun dip e
rtahan kan
untuk pernanfaatan yang berkelanjutan. Identifikasi ek o
si s
t e
m k
riti s c
ri t
i c
al e
cosyst e
m serta penentuan ambang batas c
arr y
in g c
apa c
it y
di pesisir d a
n pulau-pulau keci
l san
g at penting dalam perenc
a n
a an d
a n
p en
g emb
ang an
pariwisata denga n p
endekatan lingkun g
an h i
dup da
n pemb a
n g
u na
n berkelanjutan. Pelaksanaan pariwisata bahari akan berhasil apabila memenuhi
komponen yang terkait kelestarian lingkungan alam, kesejahteraan penduduk yang mendiami wilayah tersebut, kepuasan pengunjung yang menikmatinya dan
keterpaduan komunitas dengan area pengembangannya Nurisyah 2001. Dalam fungsinya sebagai media wisata, ekosistem pantai dan khususnya
ekosistem terumbu karang mempunyai kapasitas tertentu dalam melangsungkan fungsinya secara berkelanjutan. Berkait
a n den
g an pem
a nfa
a t
a n non-eks
t r
a kti
f, dalam hal ini pari
w isata
, maka upaya p
e l
esata r
ia n al
a m p
a d
a eko sistem t
e rumbu
k arang yan
g ada
h any
a a kan menamp
aka n
has i
l yang d ih
ara p
kan b
ila pengembangan p
a r
iw isata yang dil
a ku
ka n
te rk
o ntrol
dengan b
ai k
, sem
e nt
a r
a perencanaan penggunaan kawasan ter
f ormul
as ikan deng
a n b
aik dan b
e n
a r
, se
rt a
upaya pemantauan dan pengendalian atas k e
mun g
kinan d a
m pa
k negatif y a
ng timbu
l dengan sela
l u melakukan upaya pen
eg akan-p
e n
ega k
a n hukum sec
a ra
t erarah dan konsiste
n. Karena pada dasarnya unsur-unsur lingkungan hidup dapat dikembangkan sebagai objek wisata bila unsur-unsur lingkungan hidup
tersebut dapat dipersiapkan secara baik melalui kemampuan manusia dengan sentuhan teknologinya, serta dapat memenuhi kebutuhan wisatawan
Wiharyanto 2007.
Kesesuaian kon
dis i
ekosistem terumbu ka
r a
ng un tuk
k eg
i a
t a
n wis a
t a
b a
h a
ri melip uti
kesesua ian w
isata selam d a
n w
i sata snorke
l ling. K
rit e
ria yang
ya n
g dip
a k
a i untuk w
i sa
ta selam adal
a h : kecer
a h
an pe r
ai r
a n
, t utup
a n
ko muni
t as
h i
d up
, jenis life
form, ke r
a gaman jenis ik
a n kar
ang, k
ec ep
a t
a n
a ru
s dan
k e
d a
l am
an terumbu karang Ar i
fin 2008. D
ari s udut
pan d
a ng
e kolog
i, s os
ia l
eko n
omi dan estetis maka da
ya dukung w
isat a
b a
har i,
d a
l am
h al
ini juml a
h t o
t al penyelam dan
s n
o rkeler yang
dapat dit
a mpung sebu
ah kawasan, berk
a i
ta n l
a n
gsung dengan t e
r sedianya lokas
i selam y
ang ber k
u a
litas t ing
g i,
k aw
asan ya
ng k eane
k a
r aga
m a
n spes
i es
n ya
ti nggi
dan jumlah kar
a ng b
atu ,
i kan
, dan org
a n
is m
e l
a inn
y a
ya n
g b
a n
ya k d
e n
ga n
sed iki
t dampak manusia
. Dengan jumlah kawasan
y an
g t erbatas
, ka
w asan yang
rus a
k sampai yang sering dikunjungi maka perhatian akan semakin terfokus pada sisa kawasan yang masih berkualitas tin
g gi
. Dalam hal ini, pentingnya
menjaga kawasan dalam kondisi yang b a
ik tidak d a
pat dit e
kankan s e
car a
berlebihan Vantier dan Turak 2004 An
a l
i sis daya dukung ek
olog i ditujuk
a n untuk men
gana l
i sis juml
a h
maksimum wisatawan yang diperbolehk a
n mel a
kuk a
n ke g
i a
t an w
isata bahari disuatu kawasan, dalam h
a l ini ka
w a
sa n ek
o sist
e m terumbu karang
, tanpa
mengganggu keseimbangan ekosistem tersebut .
Gangguan keseimbangan ini diakibatkan oleh kerusakan biofisik ekosist
e m secara l
a ng
s ung dan tidak
langsung ,
m i
salnya melalui pencemar a
n Mitchell et al. 2007. B e
rda s
arkan sumber gangguan ekosistem tersebut
, maka pendekatan
y an
g d
i gu
n akan adalah
pendekatan kawasan objek wi
sata ekosistem yang rentan t e
rh a
d a
p ke r
usakan langsung dan pendekatan maksimum beban limb
a h
Or a
ms 1 9
99 . Terumbu
karang sebag a
i sebu a
h ekosistem a
lam ,
memiliki level intrinsik untuk pemanfaatan yang berk
e lanjut
a n
, untuk pe
r ik
a nan
, p
a ri
w i
s at
a dan berbagai
aktivitas l
a i
nnya ,
sebagai ekos i
st e
m ba wah ai
r yang
d a
p a
t men gatasi
dan m
e mil
iki daya taha
n dan daya pulih ya
ng d
i mil
iki ,
te t
api p
a da bagi
a n
a t
as sering
terjad i
perubahan yang merugikan Salm dan Clark 19
89 .
Beberapa penelitian tentang d aya
dukung pengunjung dan damp a
k penyelam
t erhadap terumbu karang yang f
o ku
s pada SCUBA di
ve r
s di Laut
Mer a
h Mesir
, La ut Karibia dan Gr
e a
t Barri
e r R
eef A u
s t
ra lia Da
v is dan
Ti s
dell 1995 ; Ha
wk i
n s
dan Robert 19 9
7 ;
J a
m eso
n e
t aI .
1999. Dari ha
si penel
i tian ini didapatk
an bahwa daya dukun
g carr
y i
n g cap
a city
untuk w
i s
ata bah
a ri
d i kawas
an t
erumbu karang tergantun g
tid a
k h a
n ya
p a
d a
jumlah pe
n y
elam ,
t e
t ap
i juga tip e p
enyelaman ,
latihan, p en
d i
d i
k a
n me rek
a ,
tipe d a
r i
bentuk pertumbuh a
n karang dan stru
ktur komunitas k a
r a
n g. Has
i l pene
l i
t ian i
n i
m e
n y
impu l
kan b a
h wa
karang dapa
t dirusak o
l e
h ker
u s
a kan lingk
u ngan akibat
dari aktivitas p
enyela m
a m
ati r
, d
a n pada berber
apa ka sus
p emb
a n
g u
nan infrastr
u ktu
r yang berasos
i asi
d e
n ga
n wis
ata b a
h a
ri dapat men ye
babk a
n kerus
a kan
pa d
a lokasi penye l
aman i tu se
n dir
i. Berbagai ak
t i
f itas menyelam dan snorkeling yang dapat merusak
seperti sentuhan terhadap karang baik dari peralatan seperti tabung ,
fin dan kamera
. Aktifitas gerakan penyelam seperti kayuhan fin yang menyebabkan
pengadukan sedimen didekat k a
rang Zakai dan Chadwick 2002. Beberapa in
t eraksi dan kontak y
a ng kompleks d
a ri kegiat
a n penyelaman
terhadap terumbu k
arang seperti tipe pen y
elam a
n ,
kondisi al a
m lok a
si h
a mp
a r
a n
karang ,
arus, tipe komunitas karang dan kharakteristik lainnya yang beragam
antara lokasi, pengalaman tingkah l a
ku peny e
lam ,
tingkat kerusakan karang, konsentras
i penumpukan penyelam,
pemisahan a
ktifitas selam, akses ke lokasi selam
, berjalan di karang pada snork
e ling
, tambatan atau
j angkar
kapal dan ukuran dari lokasi selam
, yan
g kesemuan
y a dapat mempengaruhi da
y a
dukung, dan sangat pen ti
ng diperhatikan dalam men e
ta p
kan jumlah penyelam per lokasi Barker dan Roberts 2003.
Hawkins d an
Roberts 1993 merekomend a
sikan angka 5 000 – 6 000 penyelam perlokas
i pert
a hun dapat digunakan untuk menduga daya dukung
kawasan konser vas
i laut untuk mendukung wisata s
elam dan snork e
li ng
. Penentuan d
ay a d
uku n
g in
i tergantun
g pad
a ju
m l
a h lokasi p
e n
y elam
a n
ya n
g d
a p
a t d
i gun
a kan.
Pengemban ga
n wisata bahari dan pener a
p a
n batas pelestarian mela
l ui
kapasi t
as daya dukung atau toleransi batas perubahan s a
ngat tergantung pada situas
i kondisi lin
gk ungan perairan. Damp
a k yang berp
e ngaruh pada kual
i tas
lingkungan laut j
uga akan berdampak pada w i
sata b a
har i baik yang berdiri
se ndir
i, maupun yang tid
a k berhubung
an l
a ngsun
g d
eng an p
a r
iw isata, tapi
m em
ili k
i efek yang men
gga n
gg u
D avi
d s
d a
n Tisd e
ll 19
96 . Selanjutn
y a
d i
ta m
b a
hkan oleh Vantier d a
n T
ur a
k 2
004 b
a h
w a d
ar i pe
rs p
e ktif
e stetis
sosial ken
ya manan mengendalikan jum
la h penyelam
g una m
e njag
a ni
la i
kenyamanan dap at d
idasarkan pada jumlah r a
ta-rat a
pen y
e la
m untuk memp e
r o
l e
h keny
a m
a nan ketika
menyel am.
Berbeda dengan industri tourism umumnya ,
ecotourism memer l
ukan sentuhan ma
n a
j eme
n spesifik agar dap
a t mencapa
i t u
j ua
n s
us tainabili
ty da
l am
as p
ek eko n
o mi,
sos i
a l
d a
n ling k
ung an.
Fo kus
mana j
e m
e n ecot
ouri sm
ada l
a h
bagaimana memelihara dan mel in
dungi s
umberdaya yang tidak tergantikan irreplaceable agar dapat di
m a
n faatkan u
n t
u k generasi
s eka
r ang dan
untu k
generasi mendatang. Ko n
flik kep
entingan akan mudah timbul antara aspek e
kon o
mi da
n ek o
logi p
ad a sua
t u su
m berday
a. M anf
a a
t b
agi generas
i m e
n datang
m a
sih ba
n y
ak yan g
bel u
m t erh
it ung
t angible
, m
i sa
l n
y a
f ungsi
keane kara
g a
man hayati ata
u manfaat flora t
e rt
entu ba gi il
mu p engetahuan pada sumberday
a h
u tan.
M a
nf a
at ini akan mudah di
k o
r ban
kan o
leh alasan ekonomi dalam suatu manajemen ecotourism yang tid
a k hati-hati. Oleh karena itu
, manajemen
ecotourism mementingkan proses pendidikan terkait dengan upaya -
upaya k
onser v
asi l ingku
ngan Nu
groh o
2 04
. C e
b all
o s dan La
s cua
r i
n 1997
in Dira
w an
2 03
me n
y at
a kan
ba hwa
e k
owisata seb aga
i suatu bagian .
l og
i s dari
pembangunan yang berkelanjutan ,
memerlukan p en
d e
katan berbagai disip li
n dan pere
n canaa
n yang ha
t i-hat
i baik s
e car
a fi s
i k m
aup u
n peng
e lol
a an
n ya
. Selanjutnya disebutkan bahwa, sebaiknya, perkembangan wisata
rnenerapkan konsep ekowisata. Hal ini disebabkan karena ekowisata dapat dikatakan bukan hanya sebagai salah satu corak kegiatan pariwisata khusus,
melainkan suatu konsep wisata yang mencerminkan wawasan lingkungan dan mengikuti kaidah-kaidah keseimbangan dan kelestarian. Oleh karena itu
pengembangan ekowisata harus dapat meningkatkan kualitas hubungan antar manusia, meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat dan menjaga kualitas
lingkungan Sekartjakrarini 2003. Dalam konteks ini, yang membedakan ekowisata dengan pariwisata pada
umumnya adalah aktivitas ekowisata memberikan pembelajaran yang dapat mengubah persepsi seseorang terhadap sumberdaya alam dan lingkungannya.
Sebagai industri, ekowisata merupakan model pembangunan wilayah yang menempatkan pariwisata sebagai alat pengelolaan sumberdaya alam dengan
tujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal Sekartjakrarini 2003. Tujuan pengembangan ekowisata di kawasan konservasi adalah untuk
mewujudkan misi konservasi. Dalam pengembangan ekowisata tujuan ini dicapai diantaranya dengan memasukan program-program konservasi dalam produk
wisata pengelolaannya. Dimana kegiatan interpretasi lingkungan dalam ekowisata merupakan media yang efektif untuk mengkampanyekan program-
program konservasi baik kepada pengunjung maupun masyarakat lokal.