Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

untuk pengembangan wisata bahari. Alur berfikir yang mendasari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi kondisi ekologi terumbu karang di kawasan Pulau Liwutongkidi, 2. Menganalisis kesesuaian dan daya dukung terumbu karang bagi pengembangan ekowisata, dan 3. Mengestimasi nilai ekonomi wisata. Kawasan Wisata Perairan KKLD SK Bupati Nomor 1578 Tahun 2005 Analisis Travel Cost Method TCM Analisis kesesuaian untuk wisata Pengembangan Kawasan Pulau Liwutongkidi Pulau Liwutongkidi Potensi ekologis Potensi ekonomi Scenic Beauty Estimation SBE

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi berbagai pihak dalam memanfaatkan sumberdaya terumbu karang sebagai objek ekowisata dan sebagai arahan bagi pemangku kepentingan dalam pengelolaan kawasan Pulau Liwutongkidi sebagai kawasan pengembangan ekowisata. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pulau - Pulau Kecil Batasan pulau kecil mempunyai luas area kurang dari atau sama dengan 10 000 km 2 , dengan jumlah penduduk kurang dari atau sama dengan 200 000 orang. Secara ekologis terpisah dari pulau induk mainland island, memiliki batas fisik yang jelas, dan terpencil dari habitat pulau induk sehingga bersifat insular. Alternatif batasan pulau kecil juga belandaskan pada kepentingan hidrologi ketersediaan air tawar, ditetapkan oleh para ilmuwan batasan pulau kecil adalah pulau dengan ukuran kurang dari 1 000 km 2 atau lebarnya kurang dari 10 km Arenas dan Huertas 1986 yang diacu dalam Bengen dan Retraubun 2006 . Namun pada kenyataannya, banyak pulau berukuran antara 1 000 km 2 – 2 000 km 2 memiliki karakteristik dan permasalahan yang sama dengan pulau yang ukurannya kurang dari 1 000 km 2 , sehingga diputuskan oleh UNESCO 1991 bahwa batasan pulau kecil adalah pulau dengan luas area kurang dari 2 000 km 2 . Secara umum pulau kecil memiliki karakteristik biogeofisik yang menonjol sebagai berikut Bengen 2002a : - Terpisah dari habitat pulau induk dengan sumberdaya air tawar yang terbatas, dimana daerah tangkapan airnya relatif kecil - Peka dan rentan terhadap pengaruh eksternal, baik alami maupun akibat kegiatan manusia, seperti badai dan gelombang besar serta pencemaran. - Memiliki sejumlah jenis sumberdaya endemik yang bernilai ekologis tinggi. - Area perairan lebih luas dari area daratannya dan relatif terisolasi dari daratan utamanya. - Tidak mempunyai daerah hinterland yang jauh dari pantai. Pihak konservasionis memandang pulau kecil sebagai kawasan yang harus dilindungi, karena memiliki fungsi ekologis yang penting . Hal yang paling utama dari keberadaan pulau-pulau kecil adalah fungsi dan peranan ekosistem pesisir dan lautan pulau-pulau kecil sebagai pengatur iklim global , siklus hidrologi dan bio-geokimia, penyerap limbah , sumber plasma nutfah dan sistem penunjang kehidupan lainnya KLH 2002.

2.2 Terumbu Karang

Terumbu karang terbentuk dari endapan-endapan massif ka1sium k a rbonat CaC03, yang dihasi1kan oleh organisme karang pembentuk terumbu karang hermatipik dari filum Cnidaria, Ordo Scl e ractinia yang hidup bersimbios i s dengan alga bersel satu Zooxanthellae , dan sedikit tambahan dari algae berkapur serta organisme lain yang mensekresi ka1sium karbonat Nybakken 1992. D i kawasan pu1au-pu1au kecil, banyak dijumpai karang da r i berbagai jenis yang terdapat pada r a taan terumbu tepi fringin g r eef , sed a ngkan di kawasan Indonesia Bagian Timur sering dijumpai terumbu karang deng a n tipe terumbu cincin a t oll Bengen 2002 b Ekosist em t erumbu karang merup a kan ba g ian dari si s tem sumberday a alam pesisir yang tergolong sebagai habitat kritis diman a kondisi lingkun gan merupakan p er paduan antara ekosistem mangro v e d a n padang lamun . S ec ara ekologis ekosi s tem te r umbu karang sangat s ensiti f terhadap perubahan li ng kun gan sepe r ti pe r ubahan temperat u r , keker u han , salinitas . Distribusi terumbu karang juga dipengaruhi ol eh faktor - fakt o r tersebut . Beda kondisi parameter per a iran sepe r ti temperat ur , salinitas, aksi ge l omb a n g , m a k a spesies dan kera ga man terumbu ka r ang j u ga akan be rb e d a Veron 19 8 6 . Menurut N y b akken 1992 parameter li n gku n gan yang sangat menentukan kehidupan terumbu k a rang a nt a r a lain : - S u hu. T er u m bu ka r ang t u mb u h secara opt i ma l pada s u hu 23 ° - 25 ° C , dan d apat me n to lerir suhu sampai kira - kira 36 ° - 40 ° C, tetapi ti d ak d a pat bertahan pada suhu min i mu m tah un a n di ba wa h 1 8 ° C - Kedalaman K e b an ya k a n t erumb u kara n g hidup pa d a kedala m an sampai 2 5 m atau kuran g , dan t i dak dapat be r kem b a n g pa d a perairan yang lebih dalam da r i 50 - 7 0 mete r karena k ed a laman berhubungan e r at dengan cahaya matahari ya n g da pa t masuk ke perairan, - Caha y a P aram e ter ini menjadi fa ktor pembatas kehid u pan terumbu karan g karen a dibutuhkan oleh z o ox an t h e lae untuk berfotosinte s is . Zooxanth e llae adal a h