Pengetahuan Kesehatan Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Dalam Memilih Metode

4 Biaya Pada dasarnya, pemilihan jenis kontrasepsi yang akan digunakan oleh peserta KB dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor yang berasal dari pihak calon akseptor dan faktor yang berasal dari pihak medispetugas KB. Faktor-faktor tersebut antara lain : a. Pihak calon akseptor -Efektivitas, baik efektivitas teoritis, efektivitas dalam praktek, maupun efektivitas biaya b. Pihak medis petugas KB Pihak medis atau petugas KB perlu memberikan konseling kepada calon akseptor tentang keuntungan dan kerugian jenis kontrasepsi yang dipilih, mengetahui indikasi maupun kontra indikasi dari tiap-tiap jenis kontrasepsi,mengetahui efek samping masing-masing jenis kontrasepsi, serta memberikan pengertian tentang pentingnya kerja sama suami-istri dalam program KB. Selain faktor-faktor di atas, ternyata pemilihan jenis kontrasepsi yang akan digunakan juga tergantung dari kebutuhan masing-masing akseptor. Kebutuhan akseptor tersebut disesuaikan dengan Masa Reproduksi Sehat. Masa Reproduksi Sehat wanita dibagi menjadi 3 periode yaitu : kurun reproduksi muda 15-19 tahun merupakan tahap menunda kehamilan, kurun reproduksi sehat 20- 35 tahun merupakan tahap untuk menjarangkan kehamilan, dan kurun reproduksi tua 36-45 tahun merupakan tahap untuk mengakhiri kehamilan.

B. Wanita Usia Subur

1. Definisi Wanita Usia Subur

Wanita Usia Subur WUS adalah wanita yang kadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara usia 20-45 tahun. Pada wanita usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95 untuk dapat hamil. Pada rentang usia 30-an presentasnya menurun hingga mnjadi 90. Setelah usia 40 tahun, maka kesempatan untuk hamil akan berkurang menjadi 40. Setelah mencapai usia 40 tahun wanita hanya punya maksimal 10 kesempatan untuk hamil. Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang penting untuk diketahui Suparyanto, 2011.

2. Karakteristik

Karakteristik adalah kualitas atau ciri-ciri yang membedakan individu atau kelompok individu yang satu dengan yang lainnya.Kualitas atau cirri-ciri ini bisa demografik seperti umur, jenis kelamin dan status ekonomi.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karakteristik adalah ciri-ciri khusus atau mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu.Karakteristik adalah ciri khas seseorang dalam meyakini, bertindak ataupun merasakan.

3. Karakteristik Wanita Usia Subur

a. Usia Wanita usia subur WUS yang reproduksinya sehat dan aman untuk kehamilan dalam masa persalinan adalah pada usia 20-30 tahun, diketahui bahwa kematian maternal akan meningkat ketika melewati usia 30-35 tahun. Usia wanita sangat berpengaruh dalam pemilihan kontasepsi karena banyaknya wanita usia subur WUS yang usia istrinya kurang dari 20 tahun, usia dibawah 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya sehingga diprioritaskan untuk menggunakan kontraspsi jenis pil sedangkan pada wanita dengan usia 20-30 tahun sebaiknya untuk menjarangkan kehamilan dan pada usia diatas 35 tahun sebaiknya tidak menggunakan kontrasepsi hormonal karena kemungkinan untuk timbunya efek samping dan komplikasi akan lebih besar. Hanifa ,Wiknjosastro, 2009 Usia sesuai dengan standar WHO dalam Soekidjo Notoatmodjo, 2003 dibagi pada suatu penelitian terbagi berdasarkan tingkat kedewasaan yaitu usia 15 tahun sampai dengan usia 49 tahun, dimana berada pada tahap dewasa, dengan kata lain bata antara usia dewasa muda dan dewasa tua yaitu 32 tahun. Rentang usia dewasa menurut Depkes, 2009 untuk usia dewasa awal berkisar 26-36 tahun, untuk usia dewasa akhir berkisar 36-45 tahun. b. Pendidikan Pendidikan menunjukan adanya hubungan yang positif dengan pemakaian pada jenis kontrasepsi.Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin efektif menggunaannya terhadap kontrasepsi.Hal tersebut karena pendidikan dapat memperluas pengetahuan seseorang mengenaikontrasepsi, mengetahui kepentingan seseorang dalam menggunakan kontrasepsi, meningkatkan kecermatan seseorang dalam memilih kontrasepsi yang dibutuhkan dan mengetahui akibat dari penggunaan masing-masing kontrasepsi. Pendidikan yang luas pada wanita akan mengurangi jumlah anak yang dilahirkan, hal ini disebabkan oleh meningkatnya kesadaran dan rasa tanggung jawab dalam hidup berumah tangga. Selain itu kesempatan mengikuti pendidikan akan menyebabkan penundaan usia perkawinan pertama dan besar pengaruhnya dalam upaya peningkatan kualitas dan produktivitas penduduk. Pendidikan yang rendah merupakan salah satu faktor sosial budaya yang berpaeran pada tingginya angka kematian maternal, karena wanita yang berpendidikan tinggi cenderung akan lebih memperhatikan kesehatan diri dan tingkat kesadaran tentang keluarga berencana KB serta dapat memutuskan secara bijak kontrasepsi yang sesuai dengan keinginannya. c. Pekerjaan Kaum wanita merupakan bagian dari penduduk Indonesia ternyata belum mencapai tingkat kesehatan yang diharapkan.Hal ini tidak terlepas dari pendidikan kaum perempuan yang sebagian besar masih rendah maka keterampilannnya pun terbatas yang berakibat hanya bisa bekerja dengan upah yang relatif rendah www.resep.web.id.Wanita yang bekerjaa pada lapangan pekerjaan akan memaksa mereka untuk keluar rumah dan waktu mereka sebagian dilakukan untuk pekerjaan, sehingga terasa beban keluarga semakin berat dilihat dari segi ini maka diperkirakan bahwa lapangan pekerjaan wanita berpengaruh terhadap kelangsungan pemakaian kontrasepsi dan keefektifan kontrasepsi yang digunakan. Menurut Nursalam dan Pariani, 2001 bahwa ibu yang tidak bekerja memiliki waktu luang yang cukup banyak sehingga dapat memanfaatkan waktu untuk membesarkan anak dan berkumpul dengan banyak orang sehingga dapat berbagi pengalaman dan informasi lebih banyak.

C. Konsep Keluarga Berencana KB

1. Definisi Keluarga berencana KB

Menurut World Health Organization WHO Keluarga Berencana KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan suami istri Suparyanto, 2011 Menurut Sulistyawati, 2011 Keluarga Berencana KB merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi.

2. Tujuan Keluarga Berencana KB

Menurut Mochtar, 1998 Keluarga Berencana KB bertujuan untuk membentuk keluarga kecil yang sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak supaya diperoleh suatu keluarga yang bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

3. Manfaat Keluarga Berencana

a. Manfaat Keluarga Berencana KB Menurut BKKBN 2010, manfaat dari mengikuti Program Keluarga Berencana KB sesuai anjuran pemerintah, maka akseptor akan mendapatkan 3 tiga manfaat utama, baik untuk ibu, anak dan keluarga, antara lain : 1. Manfaat Untuk Ibu : • Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan • Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu • Menjaga kesehatan ibu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Pria Pasangan Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi Kondom dan Dukungan Sosial Terhadap Partisipasi Pria Dalam Keluarga Berencana di Kecamatan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan

1 68 145

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia Subur Yang Belum Menikah Tentang Tradisi Badapu Di Wilayah Kerja Puskesmas Singkil Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2013

1 43 116

Pengaruh Pengetahuan Pria Pasangan Usia Subur tentang Alat Kontrasepsi Kondom dan Dukungan Sosial terhadap Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana di Kecamatan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan

0 47 145

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur Tentang Kesehatan Reproduksi Wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang

2 45 86

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Gangguan Kesehatan Reproduksi Akibat Merokok Di kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008

4 57 116

Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kontrasepsi Hormonal di Posyandu Melati II Kelurahan Pamulang Barat 2016

1 4 128

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

0 0 5

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG TOXOPLASMOSIS DI KOTA PALU

0 0 7

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI KONDOM SEBAGAI SALAH SATU PENCEGAHAN HIVAIDS DI LINGKUNGAN BUTTADIDIA KELURAHAN MAWANG TAHUN 2016

0 0 112

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB HORMONAL TENTANG EFEK SAMPING KONTRASEPSI HORMONAL DI PUSKESMAS GENTUNGAN KABUPATEN GOWA TAHUN 2016

0 0 122