Jenis Kontrasepsi Hormonal Kontrasepsi Hormonal

b. Perdarahan pervagina yang tidak diketahui penyebabnya c. Sering lupa meminumnya tidak dapat menggunakan pil secara teratur d. Miom uterus, progestin dapat memicu pertumbuhan uterus e. Riwayat stroke karena dapat menyebabkan spasme penyempitan pembuluh darah Brilling E, 2006 c Efek Samping Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan pil kombinasi ini adalah: a. Peningkatan risiko trombosis vena, emboli paru, serangan jantung b. Peningkatan tekanan darah dan retensi cairan c. Mual terjadi pada 3 bulan pertama d. Perdarahan bercak atau spotting terjadi pada 3 bulan pertama e. Pusing, Amenore, Nyeri payudara f. Kenaikan berat badan d Waktu dan Cara Penggunaan Pil Kombinasi 1. Waktu Mulai Menggunakan Pil Kombinasi a. Dapat digunakan setiap saat asal yakin tidak hamil b. Bila pertama meminumnya pada hari 1-7 siklus haid tidak memerlukan kontrasepsi tambahan c. Bila pertama meminumnya setelah hari ke-7 siklus haid jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari d. Bila tidak haid amenorhea, pil kombinasi dapat diberikan setiap saat, asal diyakini tidak hamil. jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja e. Setelah Melahirkan : - Setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif - Setelah 3 bulan dan tidak menyusui f. Pil Kombinasi dapat diberikan segera pasca keguguran g. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya dengan pil kombinasi, pil kombinasi dapat segera diberikan. h. Bila kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau ibu tersebut sedang tidak hamil. tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain i. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, pil dapat segera diberikan tanpa menunggu haid sebelum atau pada saat jadwal suntik ulang. Tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan j. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan pil kombinasi, pil kombinasi diberikan pada hari ke 1-7 siklus haid. tidak memerlukan metode kontrasepsi lain. 2. Instruksi Pada Klien a. Minum pil kombinasi setiap hari dan pada waktu yang sama b. Pil pertama diminum pada hari 1-7 siklus haid c. Pemakaian berdasarkan jumlah pil - Paket 28 pil : bila paket 28 pil habis, langsung dilanjutkan minum pil pada paket yang baru - Paket 21 pil : bila paket 21 pil habis, sebaiknya tunggu 1 minggu baru kemudian mulai minum pil dari paket yang baru d. Bila ibu muntah dalam waktu 2jam setelah minum pil, minumlah pil yang lain. f. Bila ibu muntah hebat atau diare 24jam, maka bila keadaan memungkinkasn dan tidak memperburuk keadaan klien, pil dapat diteruskan g. Bila muntah dan diare berlangsung sampai 2hari atau lebih, cara penggunaan mengikuti cara pil lupa h. Bila ibu lupa 1 pil hari 1 - 21, minumlah segera pil yang terlupa tersebut begitu ingat, walau harus minum 2 pil pada hari yg sama tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi tambahan i. Bila ibu lupa 2 pil atau lebih hari 1 - 21, minumlah 2 pil yang setiap hari sampai sesuai dengan jadwal minum yang ditetapkan tersebut begitu ingat gunakan metode kontrasepsi lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai paket pil tersebut habis j. Bila ibu tidak haid, lakukan tes kehamilan. Saefuddin, 2003 Pil Progestin atau Mini Pil a. Mini pil diminum setiap hari pada saat yang sama sampai habis. b. Pil pertama sebaiknya diminum pada saat hari pertama siklus haid. c. Metode barier digunakan pada hari ke tujuh atau 4-6 minggu post partum walaupun haid belum kembali. d. Pada ibu 9 bulan post partum sebaiknya beralih menggunakan pil kombinasi karena efektifitas mini pil mulai menurun. e. Bila pasien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minum pil yang lain atau gunakan metode kontrasepsi lain jika akan melakukan hubungan seksual pada 48 jam berikutnya. f. Meskipun pasien belum haid, mulai paket baru sehari setelah paket terakhir habis. g. Bila pasien mendapat haid teratur setiap bulan dan kehilangan 1 siklus tidak haid, atau merasa hamil, maka lakukan tes kehamilan. h. Apabila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa interval, tetap minum pil sesuai jadual perdarahan biasa terjadi selama bulan-bulan pertama. i. Apabila pasien mengalami kram, nyeri perut hebat atau demam maka segera periksa ke pelayanan kesehatan. j. Sarankan pada pasien untuk menggunakan kondom ataupun spermisida selain memakai mini pil apabila kemungkinan terinfeksi penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIVAIDS atau lupa minum pil. e Aturan Meminum Pil Jika Lupa Apabila lupa minum 1 pil hari 1-21, maka setelah ingat segera minum 2 pil pada hari yang sama. Apabila lupa minum 2 pil hari 1-21, sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai jadwal yang ditetapkan sebaiknya menggunakan metode kontrasepsi lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai pil habis Keuntungan kontrasepsi pil kombinasi adalah siklus haid teratur, sehingga mencegah anemia, mudah jika ingin dihentikan, kesuburan cepat kembali setelah penggunaan di hentikan, mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, jerawat, dismenorhe. Kerugian kontrasepsi pil kombinasi adalah terdapat perdarahan bercak atau perdarahan pada tiga bulan pertama, merasa pusing, nyeri pada payudara, terjadi kenaikan pada berat badan , meningkatkan tekanan darah sehingga beresiko terjadi stroke. 2. Kontrasepsi suntik a Pengertian Kontrasepsi suntik adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Terdapat dua macam yaitu suntikan kombinasi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron. Cara penyuntikan pada umumnya dilakukan pada otot intra muskular yaitu pada otot gluteus yang dalam dan pada otot pangkal lengan deltoid Uliyah, 2010; Saifuddin, 2003. Suntik di bagi menjadi 2 Syaifudin, 2006: a.Suntikan kombinasi yaitu: 25 mg Depomedroksiprogesterom Asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang di berikan injeksi IM, 1 bulan sekalicyclofem, dan 50 mg Noretindron dan 5 mg estradiol valerat yang di beriukan IM 1 bulan sekali. b. Suntikan progestin di bagi menjadi 2 jenis yaitu: 1. Depo medroksiprogesteron asetatdepoprovera mengandung 150mg DMPA yang di berikan setiap 3 bulan dengan cara di suntik IM 2. Depon nerotisteron enantatdeponoristerat, yang mengandung 200 mg noretindron enantat, di berikan setiap 2 bulan dengan cara suntik IM b Jenis Kontrasepsi Suntik yang sekarang banyak dipakai adalah: a. DMPA Depot Medroxyprogesterone asetat – Depo provera Diberikan setiap 3bulan sekali atau 13 minggu dengan dosis 150 mg, dengan mekanisme kerja menurunkan kadar dari FSH dan LH sehingga tidak terjadi sentakan LH raena respon kelenjar hipofisinya tidak berubah terhadap GnRH gonadotropin-releasing hormone dan akan memeberikan kesan proses yang terjadi dihipotalamus. Dari pada di hipofisis. Hartanto, 2010; Handayani, 2010. b. NET-EN Norethindrone enanthate – Noristerat Dipakai lebih dari 40 negara, dengan jumlah akseptor kira-kira 1,5 juta wanita. Diberikan 8 minggu sekali atau 6 bulan pertama dengan dosis 200 mg, kemudian selanjutnya 1 kali pemberian setiap 12 minggu Hartanto, 2010; Handayani, 2010. c. Cyclofem Mengandung 25 mg depo medroksi asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi intramuskular 1 bulan sekali Saifuddin, 2003; Handayani, 2010. Suntik Kombinasi a Indikasi a. Usia reproduksi b. Telah memiliki anak ataupun belum memiliki anak c. Ingin mendapatkan yang dengan efektifitas tinggi d. Menyusui asi pasca persalinan 6 bulan Saifuddin, 2003; Handayani, 2010. b Kontraindikasi a. Hamil atau di duga hamil b. Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan karena penggunaan suntik kombinasi dapat mengurangi kualitas Asi c. Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya d. Usia dari 35 tahun yang merokok e. Tekanan darah tinggi 180 100 mmHg, kombinasi dapat meningkatkan tekanan darah Saifuddin, 2003; Handayani, 2010. Suntik Progestin a Indikasi a. Usia reproduksi b. Nulipara dan telah memiliki anak c. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang dan efektivitas tinggi d. Setelah melahirkan tidak menyusui e. Setelah abortus atau keguguran f. Tekanan darah 180110 mmHg g. Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen h. Sering lupa menggunakan kontrasepsi pil i. Anemia defisiensi zat besi a Kontraindikasi a. Hamil atau dicurigai hamil b. Perdarahan pervagina yang pelum jelas penyebabnya c. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara d. Pernah mengalami stroke e. Menderita tumor hati hepatoma dan diabetes Brilling E, 2006, Hartanto 2010 b Efek samping a. Gangguan pola haid amenorea b. Berat badan bertambah c. Keluhan-keluhan seperti, mual, muntah, sakit kepala, panas dingin, pegal-pegal, nyeri perut c Waktu penggunaan a. Pada suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid, tidak perlu kontrasepsi tambahan b. Bila suntikan pertama diberikan setelah 7 siklus 7 hari, tidak boleh melakukan senggama selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain selama 7 hari c. Jika pasca persalinan 6 bulan, menyusui, dan belum haid, suntikan pertama dapat diberikan asal tidak hamil d. Ibu yang menggunakan metode lain dan ingin mengganti dengan suntik. Jika ibu menggunakan hormonal sebelumnya secara benar, dan tidak hamil maka suntikan pertama dapat diberikan tanpa menunggu haid berikutnya Keuntungan menggunakan kontrasepsi suntik adalah efek samping sangat kecil, pengawasan medis ringan, dapat diberikan pasca persalinan, pasca keguguran, atau pasca mensturasi, tidak menganggu laktasi jika sewaktu-waktu ingin hamil, bisa segera dihentikan. Kerugian kontrasepsi suntik adalah adanya gangguan pola haid perubahan siklus mensturasi, perubahan pada berat badan, suntikan terhenti, sebagian wanita belum kembali fertilitasnya selama 4-5 hari , ada rasa mual, pusing, spotting bercak perdarahan Hartanto, 2010 3. Kontrasepsi ImplantAKBK a Pengertian Implant adalah salah satu jenis kontrasepsi yang berupasusuk yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon,dipasang pada lengan atas.Handayani, 2010 Implant adalah salah satu jenis kontrasepsi yang pemakaiannyayaitu dengan cara memasukkan tabung kecil dibawah kulit pada bagiantangan yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan. Tabung kecilberisi hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehinggamencegah kehamilan. Proverawati, 2009. Dari beberapa pengertian kontrasepsi implant diatas maka dapatdisimpulkan bahwa implantmerupakan salah satu kontrasepsi yang dapat dipasang pada lengan bagian atas yang dimasukkan kebawah kulit bersifathormonal dan bersifat jangka panjang. b Macam-macam implant: a. Non-BiodegradableImplant § Norplant Norplant 6 kapsul dengan daya kerja 5 tahun berisi hormone Levonorgastel, yang dimasukan di bawah kulit sebanyak 6 kapsul tiap kapsulnya memiliki panjang 34mm, dengan diameter 2.4 mm, berisi 36 mg levonogastrel. Setiap hari sebanyak 30 mcg Levonorgestrel dilepaskan ke dalam darah secara difusi melalui dinding kapsul. Levonorgestrel adalh hormon progestin yang di pakai juga dalam kontrasepsi pil, seperti mini pil atau pil kombinasi.Prawirohardjo, Sarwono, 2008 § Norplant-2 Terdiri dari 2 batang silastic yang padat berisi hormon Levonogestrel, daya kerja hingga 3 tahun, satu batang berisi hormon ST-1435 dengan daya kerja 2 tahun dan yang berisi hormon 30keto desogestrel dengan daya kerja 2,5 sampai 4 tahun seperti Implanton. Hartanto, Hanafi, 2004 b. Biodegradable Implant § Carpronor Suatu kapsul biodegradable yang mengandung levonorgestrel yang dilarutkan dalam minyak ethyl-aleate dengan diameter kapsul kurang dari 0.24 cm dan panjang kapsul terdiri dari dua ukuran 2.5 cm dan 4 cm. Handayani, 2010; Hartanto, 2010. § Norethindrone Pellets Pellets di buat dari 10 kolesterol murni dan 90 norethindrone NET. Setiap pellets panjang 8 mm mengandung 35 mg NET yang akan dilepaskan saat pellets perlahan-lahan melarut. Sedian empat pellets memberikan perlindungan terhadap kehamilan untuk sekurang- kurangnya 12 bulan. Handayani, 2010; Hartanto, 2010. Efektivitas kontrasepsi implant sebesar 0,05 jika penggunaannya secara tepat dan konsisten. WHO, 2004. Keuntungan menggunakan kontrasepsi implant adalah akseptor KB tidak harus minum pil KB atau Suntik KB berkala, proses pemasangan susuk KB cukup satu kali untuk jangka pemakaian 2-5 tahun, dapat langsung dilepaskan jika sewaktu-waktu ingin hamil. Kerugian kontrasepsi implant adanya gangguan pola haid siklus mensturasi tidak teratur, perubahan metabolisme karbohidrat, pembekuan darah, tekanan darah dan perubahan berat badan. c Indikasi a. Telah memiliki anak b. Menginginkan metode kontrasepsi yang efektif selama periode menyusui karena efektifitas implant cukup tinggi dan tidak mengganggu kualitas ASI c. Mempunyai TD tinggi 180110 mmHg, hormon progesteron dapat meningkatkan tekanan darah jadi dapat diberikan pada dosis yang lebiih rendah dan perlu pengawasan d. Tidak dianjurkan menggunakan yang mengandung estrogen e. Tidak menginginkan anak lagi tapi tidak ingin sterilisasi, karena implant merupakan metode jangka yang lebih panjang Brilling E, 2006 d Kontraindikasi a. Hamil atau disangka hamil b. Penderita penyakit akut kanker payudara c. Adanya penyakit jantung d. Penderita hipertensi e. Tromboemboli dan diabetes melitus. Proverawati, 2010; Hartanto, 2010;Handayani, 2010. e Efek samping a. Amenorea tidak haid b. Perdarahan bercak spotting ringan c. Ekspulsi d. Infeksi pada insersi e. Kenaikan atau penurunan berat badan f Waktu penggunaan Penggunakan Implant menurut Saifudin, 2006 a. Implantdapat dipasang selama siklus haid hari ke -2 sampai hari ke – 7 b. Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat c. Saat menyususi antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan d. Pasca keguguran implant dapat segera di insersikan e. Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari. Jadwal kunjungan kembali ke klinik menurut Anggraini 2011. Klien tidak perlu kembali ke klinik, kecuali ada masalah kesehatan atau klien ingin mencabut implant. Klien dianjurkan kembali ke klinik tempat implant dipasang bila ditemukan hal – hal sebagai berikut : b. Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah. c. Perdarahan yang banyak dari kemaluan. d. Rasa nyeri pada lengan. e. Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah. f. Ekspulsi dari batang implant g. Sakit kepala hebat atau penglihatan menjadi kabur. h. Nyeri dada hebat. i. Dugaan adanya kehamilan. Jadwal kontrol ulang setelah pemasangan KB Implant yaitu 3 hari, 1 minggu atau sewaktu-waktu bila ada keluhan Proverawati,2010 Keuntungan penggunaan kontrasepsi implant diantaranya, perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun, pengembalian tingkat kesuburan lebih cepat, tidak ada pemeriksaan dalam, tidak mengganggu saat berhubungan suami istri, tidak mengganggu ASI, perlu kembali periksa jika hanya ada keluhan, dapat di cabut setiap saat jika diperlukan. Kerugian penggunaan kontrasepsi implant diantaranya, tidak melindungi dari penyakit seksual HIVAIDS, adanya pembedahan minor, akseptor tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi, dapat mempengaruhi penurunan atau kenaikan berat badan, secara penampilan untuk implant jenis Norplant dapat terlihat dari luar, perubahan pola haid bercak spotting, amenore 20 untuk beberapa bulan atau tahun, penggunakaan Norplant dapat menimbulkan keluhan seperti : nyeri kepala, kenaikan atau penurunan berat badan, nyeri payudara, rasa mual, perubahan perasaan gelisah, dermatitis atau jerawat. Anggraini, 2011 60

E. KerangkaTeori

Bagan 2.1 KerangkaTeori Modifikasi dari, Budiman 2013, BKKBN, Kemenkes R.I, 2012, Handayani 2010, Hartanto,Hanafi 2010, Notoatmodjo 2007, Proverawati 2010, Suparyanto 2011 WanitaUsiaSubur usia 20-45th yang menikah Kontrasepsi Hormonal Non Hormonal Jenis Kontrasepsi Hormonal Pil, Suntik, dan Implant Pengetahuan Jenis Pengetahuan Implisit Eksplisit Faktor yang mempengaruhi pengetahuan dalam memilih kontrasepsi • Faktor pasangan-Motivasi dan Rehabilitas • Faktor kesehatan kontraindikasi- Absolute dan Relative • Faktor metode keluarga berencana- Penerimaan dan Pemakaian berkesinambungan Hartanto,Hanafi, 2010 PemilihanAlatKontrasepsi Hormonal 61

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti dapat menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting utuk masalah. Hidayat, 2008. Didalam kerangka konseptual dapat terlihat jelas serta hubungan antara variabel yang diteliti dengan variabel terkait lainnya. Sastroasmoro dan Ismael, 2008. Berdasarkan kerangka teori diatas maka variabel yang akan diteliti pada penelitian ini hanya variabel pengetahuan. Sedangkan Variabel yang tidak diteliti seperti keyakinan, nilai-nilai, ketersediaan sarana dan prasarana, karena faktor-faktor tersebut sudah banyak di teliti oleh peneliti-peneliti lainnya. Dengan skema sebagai berikut : Skema3.1 Kerangka konsep penelitian pengetahuan wanita usia subur tentang kontrasepsi hormonal Pengetahuan WUS • Pengertian, Jenis, Manfaat, Indikasi, Kontraindikasi, Cara penggunaan, Keuntungan dan Kerugian Jenis Alat Kontrasepsi • Pil, Suntik, dan Implant

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Operasional Alat ukur Hasil ukur Skala ukur Usia Lama hidup seseorang yang dihitung sejak lahir hingga saat diwawancarai Kuesioner 1. Usia responden32 tahun dewasa muda 2. Usia responden ≥32 tahun dewasa tua WHO dalam Notoatmodjo, 2003 Ordinal Pendidikan Jenjang pendidikan formal terakhir yang berhasil di selesaikan oleh responden Kuesioner 1. Pendidikan Dasar SDMI, SMPMts 2.PendidikanMenengahSMAM ASMK 3. Pendidikan Tinggi UU No. 20 tahun 2003 Ordinal Pekerjaan Pekerjaanresp ondensaatdilak ukanpenelitian Kuesioner 1. Bekerja2. TidakBekerja Nominal Pengetahuan Pengetahuanr espondenmen genaialatkont rasepsi hormonal pil,suntik, dani implant meliputi pengertian, jenis, manfaat, indikasi, kontra indikasi, cara pemakaian, keuntungan dan kerugiannya Kuesioner 1. Baik : 76-100 2. Cukup : 60-75 3. Kurang: 60 Arikunto, 2006 Ordinal Jenis Kontrasepsi Jenis Kontrasepsi yang digunakan oleh responden Kuesioner 1. Pil 2. Suntik 3. Implant Hartanto, 2010 Nominal 64

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah metode yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih independen tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Rancangan penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan wanita usia subur tentang kontrasepsi hormonal jenis pil, suntik, dan implant.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di satu Posyandu yang ada di wilayah Kelurahan Pamulang Barat yaitu di Posyandu Melati II RW 05. Wilayah tersebut dipilih karena belum pernah ada penelitian tentang bagaimana gambaran wanita usia subur dalam memilih kontrasepsi hormonal dan wilayah tersebut juga bersedia untuk menjadi tempat penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2016

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Pria Pasangan Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi Kondom dan Dukungan Sosial Terhadap Partisipasi Pria Dalam Keluarga Berencana di Kecamatan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan

1 68 145

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia Subur Yang Belum Menikah Tentang Tradisi Badapu Di Wilayah Kerja Puskesmas Singkil Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2013

1 43 116

Pengaruh Pengetahuan Pria Pasangan Usia Subur tentang Alat Kontrasepsi Kondom dan Dukungan Sosial terhadap Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana di Kecamatan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan

0 47 145

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur Tentang Kesehatan Reproduksi Wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang

2 45 86

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Gangguan Kesehatan Reproduksi Akibat Merokok Di kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008

4 57 116

Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kontrasepsi Hormonal di Posyandu Melati II Kelurahan Pamulang Barat 2016

1 4 128

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

0 0 5

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG TOXOPLASMOSIS DI KOTA PALU

0 0 7

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI KONDOM SEBAGAI SALAH SATU PENCEGAHAN HIVAIDS DI LINGKUNGAN BUTTADIDIA KELURAHAN MAWANG TAHUN 2016

0 0 112

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB HORMONAL TENTANG EFEK SAMPING KONTRASEPSI HORMONAL DI PUSKESMAS GENTUNGAN KABUPATEN GOWA TAHUN 2016

0 0 122