Hukuman Potong Tangan Bagi Tindak Pidana Pencurian Menurut

أب ، اعط ا كْأي ءْ ش اب ، با ج ْ ّ ْغي ءْ ش اب ، اص ا أض او ي ءْ ش ا ف جاح ع ْوقي ءْ ش ج خأف ا ايأ ْ ّ . قه ا ا 3 Artinya: Telah menceritakan kepada Abu Mu’syir dari Said bin Abi Said Al M aqbiri dari ayahnya, ia berkata: “ Aku telah menghadiri Ali bin Abi Thalib membawa seorang laki-laki yang putus sebelah tangan dan kakinya, yang pernah mencuri. Ia Ali bertanya kepada sahabatnya, bagaimana pendapat kalian tentang hal ini. Mereka menjawab, potong ya Amirul Mu’minin. Ali R.A. berkata: “Aku bunuh dia jika kudapati dia membunuh. Sebab dengan apa dia memakan makanan, dengan apa dia berwudhu untuk shalat, dengan apa bersuci dari junub, dengan apa ia berdiri untuk keperluannya. Maka Ali R.A. memasukan dia ke penjara selama beberapa hari, kemudian mengeluarkannya. Sedangkan menurut Imam yang lainnya, yaitu Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad, pencuri yang mencuri untuk ketiga kalinya yaitu dikenai hukuman potong tangan kirinya. Apabila ia mencuri untuk ke empat kalinya maka dipotong kaki kanannya. Apabila ia masih mencuri untuk kelima kalinya maka ia dikenai hukuman ta’zir dan dipenjara seumur hidup sampai ia mati atau sampai ia bertobat. 19 Sebagaimana hadits di bawah ini: ح ا ثدح باث ْب بعْص ْ ع دجا ثدح : اهْا ْقع ْب دْ ع ْب ادْع ْبدم ء ج : اق ادْع ْب باج ْ ع , د ْمْا ْب دمح ْ ع , ْب ْبز ا ْب ادْع ْب ا اّب ام ا ْوس اي :او اقف , و ْقا : اقف س ع ها ص 18 Muhammad bin Ismail al-Kahlani, Subulus as-Salam,juz 2, Bandung: Dahlan, tt, h. 29. 19 Ahmad Wardi muslich, Hukum Pidana Islam, h. 91. :او اقف : و ْقا : اقف اّ ا ب ء ج ث ,عطقف : اق , ْوعطْقا : اقف , س عطْقا : اقف , س ام ا ْوس اي : اقف ّ اّ ا ب ء ج ث ,عطقف اق, ْو ب أ ث ,عطقف اق, ْوعطْقا : اقف , س ام ا ْوس اي :او اقف : و ْقا ا ْوس اي :او اقف : و ْقا : اقف عبا ا أف , ْوعطْقا : اقف , س ام ْقْأف ا ْ ْجا ث , ا ْ قف ب ا ْق طْاف : باج اق , و ْقا : اقف ّ ا ْا ب ف ا . ا حْا ْ ع ا ْ ْب Artinya: Muhammad binAbdullah bin Ubaid bin Aqil al-Hilali menyampaikan kepada kami dari kakeknya, dari Mush’ab bin Tsabit bin Abdullah bin az-Zubair, dari Muhammad bin al-Munkadir bahwa Jabir bin Abdullah berkata, “seorang pencuri dihadapkan kepada Nabi saw, lantas beliau bersabda, bunuhlah dia. Mereka berkata, wahai Rasulullah, dia hanya mencuri, Rasulullah saw menjawab, potonglah tangan kanannya. Lalu, tangan laki-laki itu dipotong. Beberapa waktu kemudian laki-laki itu dihadapkan untuk kedua kalinya, belaiu bersabda , bunuhlah dia. Mereka berkata wahai Rasulullah dia hanya mencuri. Beliau bersabda, potonglah kaki kirinya. Kaki laki-laki itu ppun dipotong. Kemudian laki-laki itu dihadapkan untuk ketiga kalinya. Beliau bersabda, bunuhlah dia. Mereka berkata, wahai Rasulullah dia hanya mencuri. Rasulullah menjawab, potonglah tangan kirinya. Lalu tangan laki-laki itu dipotong. Lalu laki-laki itu dihadapkan untuk keempat kalinya. Beliau bersabda, bunuhlah dia. Mereka berkata, wahai Rasulullah dia hanya mencuri. Beliau menjawab, potonglah kaki kanannya. Kaki laki-laki itu pun dipotong. Kemudian laki-laki itu dihadapkan untuk kelima kalinya. Beliau bersabda, bunuhlah dia. “Jabir melanjutkan, “lalu kami membawa laki-laki itu dan membunuhnya. Kami melemparkannya ke sumur dan melempariny a dengan batu”.4410 20 Abu Daud Sulaiman bin al- Asy’ats al-Azdi as-Sijistani, Sunan Abu Dawud, t.tk-Darul Fikr, tt, h. 142. Adapun batas pemotongan menurut ulama yang empat, yaitu Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad adalah dari pergelangan tangan. Sedangkan menurut Khawarij pemotongan dari pundak. Alasan jumhur ulama adalah karena pengertian minimal dari tangan itu adalah telapak tangan dan jari. Alasan Khawarij adalah karena pengertian tangan itu mencakup keseluruhan dari sejak ujung jari sampai batas pundak. 21 Perbedaan pendapat tentang batasan tangan ini terjadi karena semua batasan yang mereka sebutkan termasuk ke dalam cakupan makna دياا tangan; baik jari, pergelangan, siku, maupun sampai bagian pundak. 22 Setelah dipotong, tangan pencuri harus mendapatkan tindakan medis. Yaitu bisa dengan ditempelkan pada besi yang sudah dipanaskan dengan api atau cara-cara lainnya agar darahnya berhenti. Dengan demikian, orang yang dipotong tangannya tidak mengalami kondisi kritis yang bisa berakibat pada kehilangan nyawa dan kematian. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW, mendapat ajuan seorang pencuri yang telah mencuri mantel. Mereka berkata, wahai Rasulullah, orang ini telah mencuri. Rasulullah SAW, bertanya, “aku menduga dia tidak mencuri?” pencuri berkata, benar, aku telah mencuri, wahai Rasulullah. Beliau bersabda, sabda beliau merupakan hadits yang diriwayatkan oleh Hakim dari hadits Abu Hurairah. 21 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam. h. 92. 22 M. Nurul Irfan Masyrofah, Fiqh Jinayah, h. 111.