Ibnu Al- Arabi berkata, “ini berdasarkan pendapat yang menyatakan
bahwa yang boleh dipotong hanyalah tangan kanan, padahal tidak demikian. Akan tetapi, yang boleh dipotong itu tangan-tangan dan kaki-kaki. Dengan
demikian, firman Allah:
امهيدْيأ
itu kembali kepada empat perkara, yang terhimpun pada dua perkara yaitu tangan dan kaki. Sebab lafadzh
ام
adalah tatsniah. Dengan demikian pula, firman Allah itu dikemukakan secara fasih.
8
Rasulullah sendiri, seperti yang telah dikemukakan oleh Ibnu Abdulbar, pernah mengeksekusi potong tangan terhadap seorang wanita yang
bernama Fatimah binti al- Aswad bin Abdul „Asadal-Makhzumi yang mencuri
harta seseorang. Seperti ditegaskan Awdah, hukuman potong tangan yang seperti ditegaskan dalam Al-
Qur’an tidak boleh ditukar dengan bentuk hukuman lain yang lebih ringan.
9
Sejak zaman para sahabat, hukuman potong tangan telah ditetapkan untuk tindak pidana pencurian. Orang pertama yang memberi keputusan
hukuman ini adalah Al-Walid bin Al-Mughirah. Kemudian Allah memerintahkan untuk memberlakukan hukuman ini dalam Islam. Laki-laki
pertama yang tangannya dipotong oleh Rasulullah SAW karena mencuri adalah Al-Khiyar bin Abdi bin Naufal bin Abdi Manaf. Perempuan pertama
yang dihukum potong tangan karena mencuri adalah Murrah binti sufyan bin Abdi Al-Asad dari bani Mahzum. Abu Bakar pernah memotong tangan kanan
seorang pencuri kalung dan umar memotong tangan Ibnu Samurah, saudara
8
Syaikh Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, h. 415-416.
9
Muhammad Amin Suma dkk, Pidana Islam Di Indonesia Peluang, Prospek, dan Tantangan, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001, h, 124.
Abdurrahman bin Samurah. Hal ini telah disepakati bersama. Sepintas ayat ini bersifat umum, setiap pencuri harus dihukum potong tangan. Akan tetapi
ternyata tidak demikian, sebab terdapat sabda Rasulullah SAW, tangan pencuri akan dipotong jika mencuri sesuatu yang harganya seperempat dinar
atau lebih. Jadi jelaslah hukumanini hanya berlaku pada sebagian pencuri, bukan setiap pencuri. Pencurian kurang dari seperempat dinar tidak terkena
hukuman potong tangan. Inilah pendapat Umar bin Al-Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Umar bin Abdul Aziz, Al-Laits,Al-
Syafi’i, dan Abu Saur. Imam M
alik berkata,”tangan pencuri dipotong juga karena mencuri seperempat dinar atau tiga dirham. Kalau mencuri sesuatu seharga dua dirham
yang senilai seperempat dinar, karena selisih nilai tukarnya, tangan pencuri tersebut tidak boleh dipotong
”.
10
Dengan demikian, ayat tentang potong tangan harus dihubungkan dengan hadis Nabi. Berikut ini versi lengkap dari
hadis tersebut.
مع بأ ْبا ْ ا ْب ْب احْس ْب ْحي ا ثدح -
ْح ظ ا -
بأ ْبا اق ق ,ا ثدح : مع
ْ ع , ْمع ْ ع , ْ ٌز ا ع ْ ع ْب ا ْس ا ْخا : ا خاا ا ا ْي عب ف اّ ا عطْقي س ع ها ص ا وس اك :ْ اق شئاع
.ادعاصف
Artinya: Diceritakan dari Yahya bin Yahya, Ishaq bin Ibrahim, dan Ibnu Abu Umar menyampaikan kepada kami dengan lafadz milik Yahya-
Ibnu Abu Umar menggunakan lafadz haddatsana, sedangakan dua perawi yang lain menggunakan lafadz akhbarana-dari az-Zuhri, dari Amrah
10
M. Nurul Irfan, Masyrofah, Fiqih Jinayah, Jakarta: Amzah, 2013, h. 103.
11
Al-Imam Abi Husain Muslim bin Hijjaj al-Qusyairi an-Nisaburi, Shohih Muslim, Bairut-Libanon: Dar Al-Kitab Al-Ilmiyah, 1972, h. 667.
bahwa Aisyah berkata, “Rasulullah saw memotong tangan pencuri yang mencuri seperempat dinar atau lebih”.
ْب هادْع ْب دْيزي ْ ع ,دمح ب زيزع اد ع ا ثدح : دْع ا حْا ْب ْشب ثدح عمس اه أ شئاع ْ ع , ْمع ْ ع ,دمح ْب ْ ب بأ ْ ع , اهْا
ع ها ص ا
.ادعاصف ا ْي عب ْ فا اس دي عطْق ا : ْوقي س
Artinya: Diceritakan dari Bisyr bin al-Hakim al-Abddi menyampaikan kepadaku dari Abdul Aziz bin Muhammad, dari Yazid bin
Abdullah bin al- Had, dari Abu Bakar bin Muhammad, dari Amrah, dari Aisyah yang mendengar Nabi saw bersabda, “tangan pencuri tidak
dipotong kecuali jika dia mencuri sebanyak seperempat dinar atau lebih”.
C. Hukuman Potong Tangan Bagi Tindak Pidana Pencurian Menurut
Ulama Fiqih
Ulama Syafi’iyah menyatakan bahwa hukuman potong tangan
dijatuhkan untuk pencurian yang sempurna.
13
Hukuman potong tangan, yang sering dipandang sebagai tidak manusiawi bagi yang menentangnya atau
sebagai hukuman yang serta merta dijalankan apa adanya bagi pendukung literaturnya, pada prakteknya tidaklah dilakukan tanpa konteks.
14
Pada dasarnya hukuman potong tangan tidak dijatuhkan dalam tidak pidana pencurian jika pencuri tidak berhasil mengeluarkan barang curian dari
12
Al-Imam Abi Husain Muslim bin Hijjaj al-Qusyairi an-Nisaburi, Shohih Muslim,h. 667.
13
Abdul Qadir Audah, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam, Bogor: Kharisma Ilmu, 2008, h. 91.
14
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2005, h. 82.
tempat penyimpanannnya.
15
Ada beberapa pendapat madzhab mengenai penjatuhan hukuman potong tangan bagi pencuri yang hanya ikut membantu
mengawasi dalam hal pencurian. Pertama,menurut Imam Malik, hukuman potong tangan tidak dapat
dijatuhkan kepada seseorang yang hanya ikut membantu mengawasi dalam pencurian baik dari dalam maupun dari luar rumah.
Kedua,menurut Imam Abu Hanifah, orang yang membantu tidak wajib dijatuhi hukuman potong tangan, kecuali jika barang yang diambil
masing-masinng pencuri dan yang membantu mencapai satu nisab. Jika setelah dibagi dua nilai barang masing-masing tidak mencapai satu nisab,
keduanya tidak dikenakan hukuman potong tangan. Ketiga,menurut Imam Ahmad bin Hanbal, hukuman potong tangan
harus dijatuhkan bagi mereka yang melakukan pencurian atau hanya ikut membantu dalam pencurian jika nilai yang ia keluarkan mencapai satu nisab,
hukuman potong tangan ini berlaku bagi siapa saja yang melakukan atau yang membantu dalam pencurian.
Keempat, menurut Imam Syafi’i, hukuman potong tangan atas orang
yang membantu pencurian hanya berlaku dengan dua syarat. Pertama, membantu pencuri mengeluarkan barang-barang curian dari rumah. Kedua,
setelah barang curian ditotal dan dibagi rata, setiap pencuri mendapat satu nisab. Maz
hab Syi’ah Zaidiyah sepakat dengan Imam Ahmad bin Hanbal.
15
Abdul Qadir Audah, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam, h. 92.
Hukuman potong tangan harus dijatuhkan kepada mereka yang membantu pencurian, baik dari dalam maupun dari luar rumah.
16
Pada dasarnya hukuman potong tangan akan tetap diberlakukan kepada siapa saja, baik oleh si pelaku langsung maupun oleh mereka yang
hanya ikut membantu dalam pencurian. Namun, dalam hal ini hukuman potong tangan tersebut dijatuhkan apabila barang yang dicuri mencapai satu
nisab.Apabila barang yang dicuri tidak mencapai satu nisab, maka hukumannya bukanlah hukuman potong tangan tetapi hukuman ta’zir.
D. Teknis Eksekusi Hukuman Potong Tangan
Ulama al-Mazahib al- Arba’ah berbeda pendapat dalam menetapkan
teknis eksekusi potong tangan pada diri pencuri.Menurut Hanafiyah dan Hanabilah, yang dipotong tangan itu tangan kanan dan kaki kiri. Dipotong
tangan kanan pada pencurian yang pertama dan kaki kiri pada pencurian yang kedua kali. Jika terjadi pencurian yang ketiga kalinya, maka tidak
dipotong tapi dipenjara selama waktu tidak ditentukan, sampai meninggal dunia atau sampai nampak taubatnya.
17
Mereka berargumentasi pada amal sahabat Ali bin Abi Thalib R.A:
ع ْ ضح : اق ْبأ ْ ع ْو ْقمْا دْعس ْ بأ ْبدْعس ْ ع شْع ْوبأ ا ثدح ض ب اطْبأ ْب
اقف اقف س ْدق ج ا د ا عْوطْق ج ب أ ْع ها ب، ْقْا ْ ع ا ا قف . ْ ْ مْا ْ أاي ْعطْقا ْو اق ؟ا ف ْ ا باحْصا
أ
16
Abdul Qadir Audah, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam, h. 95-96.
17
Mardani, Kejahatan Pencurian dalam Hukum Pidana Islam, Menuju Pelaksanaan Hukuman Potong Tangan di Nanggroe Aceh Darussalam, h. 132
أب ، اعط ا كْأي ءْ ش اب ، با ج ْ ّ ْغي ءْ ش اب ، اص ا أض او ي ءْ ش
ا ف جاح ع ْوقي ءْ ش ج خأف ا ايأ ْ ّ
. قه ا ا
3
Artinya: Telah menceritakan kepada Abu Mu’syir dari Said bin Abi Said Al
M aqbiri dari ayahnya, ia berkata: “ Aku telah menghadiri Ali bin Abi
Thalib membawa seorang laki-laki yang putus sebelah tangan dan kakinya, yang pernah mencuri. Ia Ali bertanya kepada sahabatnya,
bagaimana pendapat kalian tentang hal ini. Mereka menjawab, potong ya Amirul Mu’minin. Ali R.A. berkata: “Aku bunuh dia jika kudapati dia
membunuh. Sebab dengan apa dia memakan makanan, dengan apa dia berwudhu untuk shalat, dengan apa bersuci dari junub, dengan apa ia
berdiri untuk keperluannya. Maka Ali R.A. memasukan dia ke penjara selama beberapa hari, kemudian mengeluarkannya.
Sedangkan menurut Imam yang lainnya, yaitu Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad, pencuri yang mencuri untuk ketiga kalinya yaitu
dikenai hukuman potong tangan kirinya. Apabila ia mencuri untuk ke empat kalinya maka dipotong kaki kanannya. Apabila ia masih mencuri untuk
kelima kalinya maka ia dikenai hukuman ta’zir dan dipenjara seumur hidup sampai ia mati atau sampai ia bertobat.
19
Sebagaimana hadits di bawah ini:
ح ا ثدح باث ْب بعْص ْ ع دجا ثدح : اهْا ْقع ْب دْ ع ْب ادْع ْبدم
ء ج : اق ادْع ْب باج ْ ع , د ْمْا ْب دمح ْ ع , ْب ْبز ا ْب ادْع ْب ا اّب
ام ا ْوس اي :او اقف , و ْقا : اقف س ع ها ص
18
Muhammad bin Ismail al-Kahlani, Subulus as-Salam,juz 2, Bandung: Dahlan, tt, h. 29.
19
Ahmad Wardi muslich, Hukum Pidana Islam, h. 91.