Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan GoodCorporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Perusahaan

(1)

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DAN

GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP

KINERJA PERUSAHAAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh:

SEPTIANDI DWI NUGRAHA NIM. 1111082000087

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

i

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DAN

GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP

KINERJA PERUSAHAAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh:

SEPTIANDI DWI NUGRAHA NIM. 1111082000087

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

ii

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DAN GOOD

CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KINERJA

PERUSAHAAN SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Septiandi Dwi Nugraha NIM: 1111082000087

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Rini, Ak., CA. Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak NIP. 19760315 200501 2 002 NIP. 19800416 200901 2 006

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(4)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Jumat, 10 April 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: 1. Nama : Septiandi Dwi Nugraha

2. NIM : 1111082000087

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Investment Opportunity Set dan karakteristik Good Corporate Governance Terhadap Kinerja

Perusahaan

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 April 2015

1. Zaenal Muttaqin, MPP. ( _____________________)

NIP. 19790503 201101 1 006 Penguji I

2. Ismawati Haribowo, SE., M.Si. ( ______________________ )

NIP. 19800909 201411 2 003 Penguji II

3. Nurwachidah Yulianti,SE.,MS.AK. ( _____________________ )


(5)

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Senin, 21 September 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Septiandi Dwi Nugraha

2. NIM : 1111082000087

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Investment Opportunity Set Dan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 September 2015

1. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA ( _____________________)

NIP. 19760924 200604 2 002 Ketua

2. Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak ( ______________________ )

NIP. 19800416 200901 2 006 Sekertaris

3. Atiqah, SE., MS., Ak ( ______________________ )

NIP.19820120 200912 2 004 Penguji Ahli

4. Dr. Rini, Ak., CA ( _____________________ )

NIP. 19760315 200501 2 002 Pembimbing I

5. Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak ( _____________________ )


(6)

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Septiandi Dwi Nugraha

Nomor Induk Mahasiswa : 1111082000087

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya

4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 4 Februari 2015 Yang menyatakan,


(7)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Septiandi Dwi Nugraha 2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 17 September 1993

3. Alamat : Jl. Pondok Betung Raya, Gg. Amal 2. Rt/Rw:

005/02 No.27 Pondok Karya, Pondok Aren, Tangerang Selatan, 15225

4. Telepon : 081282330982

5. Email : nugraha.septiandi@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. SD Negeri 012 Bintaro Pagi Tahun 1999-2005

2. SMP Negeri 177 Jakarta Tahun 2005-2008

3. SMA Negeri 90 Jakarta Tahun 2008-2011

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011-2016 III. LATAR BELAKANG KELUARGA

Nama Ayah : Suryahadi Nama Ibu : Rohayati, S.Pd

Alamat Orang Tua : Jl. Pondok Betung Raya, Gg. Amal 2. Rt/Rw:

005/02 No.27 Pondok Karya, Pondok Aren, Tangerang Selatan, 15225


(8)

vii IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Taekwondo SMAN 90 Jakarta (2008 - 2009)

2. Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2012 - 2014)

3. Ketua Divisi acara Orientasi Pengenalan Akademik Kampus (OPAK) Jurusan Akuntansi UIN Jakarta

4. Wakil Ketua acara Keakraban Jurusan Akuntansi UIN Jakarta

5. Ketua Kelompok Kuliah Kerja Nyata LENSA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


(9)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Perusahaan”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sebagai uswatun khasanah yang telah menuntun umatnya dari kegelapan munuju jalan yang terang benderang.

Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan atas izin Allah SWT skripsi ini dapat selesai. Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis menyadari telah banyak mendapat arahan, bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, yang dengan ikhlas dan penuh kasih sayang selalu mencurahkan perhatian, cinta, kasih sayang, nasihat, dan dukungan moril maupun materil serta doa tiada henti kepada penulis.

2. Kakakku Anugrah Putra Pratama yang telah menyemangati dan memberikan banyak motivasi serta do’a terbaiknya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(10)

ix

4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan SE, Ak, M.M, selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Ibu Dr. Rini, Ak., CA. selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah

bersedia menyediakan waktunya yang sangat bergarga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala masukan guna penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberika selama ini.

7. Ibu Zuwesty Eka Putri, SE., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama ini.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

9. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain. 10.Fitriyanti yang selama ini selalu setia mendengarkan keluh kesah penulis,

memberikan doa, dukungan, bantuan, semangat, motivasi, dan menemani penulis dalam suka maupun duka.


(11)

x

11.Sahabat-sahabat terdekat penulis, Arif, Opi, Irvan, Fahmi, Rizki, dan Wahyu yang selalu memberikan support dan perhatian terbaiknya kepada penulis.

12.Sahabat penulis, Wandayani, Anissa Rabani dan Rahma Helmi yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi, memberikan semangat dan doa kepada penulis.

13.Sahabat penulis, Nimas Rani, Pratiwindya Ruhita dan Aziz Pilar yang telah setia menemani penulis hingga saat ini.

14.Teman-teman Akuntansi C dan seluruh mahasiswa Akuntansi angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semangat dan sukses selalu untuk kita semua.

15.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna di karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 4 Februari 2016


(12)

xi

THE INFLUENCE OF INVESTMENT OPPORTUNITY SET AND GOOD CORPORATE GOVERNANCE ON FIRM PERFORMANCE

ABSTRACT

This research aims to examine the influence of investment opportunity set and good corporate governance on firm performance. Good corporate governance is represented by a managerial ownership, board committee size and audit committee size.

This research is quantitative, the data taken is secondary data. The data in this study were obtained using the library research with the research population was companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in the period 2012 - 2014. The analytical method used is multiple regression analysis which consists of classical assumption (normality test, multicollinearity, heteroscedasticity test and autocorrelation test) and test hypotheses (coefficient of determination, t test, F test) The results of this research show that: (1) investment opportunity set has significant influence on firm performance. (2) The managerial ownership, board committee size and the size of the audit committee no significant influence on firm performance. (3) investment opportunity set, managerial ownership, board committee size and the size of the audit committee has simultaneously and significant influence on firm performance. While the F test results of this research prove that the investment opportunity set, The managerial ownership, board committee size and the size of the audit committee simultaneously influence on firm performance.

Keywords : investment opportunity set, good corporate governance and firm performance


(13)

xii

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET DAN GOOD

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh investment opportunity set dan good corporate governance terhadap kinerja perusahaan. Good corporate governance diwakili dengan variabel kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, data yang diambil merupakan data sekunder. Data pada penelitian ini diperoleh menggunakan penelitian pustaka dengan populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2012 – 2014. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda yang terdiri dari uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi) dan uji hipotesis (koefisien determinasi, uji t, uji F).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) investment opportunity set berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. (2) Kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. (3) Investment opportunity set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan hasil uji F dari penelitian ini membuktikan bahwa investment opportunity set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit berpengaruh secara simultan terhadap kinerja perusahaan.

Kata kunci : investment opportunity set, good corporate governance dankinerja perusahaan


(14)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRACT ... xi

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

BAB II ... 12

A. Tinjauan Literatur ... 12

1. Teori Agensi (Agency Theory) ... 12

2. Investment Opportunity Set (IOS) ... 13

3. Good Corporate Governance (GCG) ... 15

4. Kinerja Perusahaan ... 20

B. Hasil-hasil Penelitain Sebelumnya ... 22

C. Kerangka Pemikiran ... 29

D. Dasar Perumusan Hipotesis ... 30

BAB III ... 35

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 35

B. Metode Penentuan Sampel ... 35


(15)

xiv

D. Metode Analisis Data ... 36

1. Uji Statistik Deskriptif... 36

2. Uji Asumsi Klasik ... 37

3. Uji Hipotesis ... 39

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 42

BAB IV ... 47

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 47

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 48

1. Statistik Deskriptif ... 49

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 52

3. Hasil Uji Hipotesis ... 57

BAB V ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran-saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77


(16)

xv

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 26

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 46

4.1 Populasi dan klasifikasi industri ... 47

4.2 Sampel dan klasifikasi industri ... 48

4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 49

4.4 Hasil Uji Statistik One Sample Kolmogorov ... 53

4.5 Hasil Uji Multikoliniearitas ... 54

4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 55

4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 57

4.8 Hasil Koefisien Determinasi... 58

4.9 Hasil Uji Signifikasi Parameter Individal (Uji t) ... 59


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan minyak multinasional asal Belanda, Royal Dutch Shell, terpaksa akan mengurangi sekitar 6.500 karyawan secara global menyusul anjloknya kinerja usaha. Perusahaan minyak yang bermarkas di Den Haag tersebut mengumumkan penurunan laba dan pendapatan pada triwulan kedua 2015. Penurunan kinerja itu terjadi karena dampak penurunan harga minyak dunia, terutama di Amerika Serikat. Selain pengurangan karyawan, Shell akan memangkas biaya operasional untuk efisiensi. Tahun ini, Shell akan mengurangi biaya produksi senilai 3,66 miliar euro (US$ 4 milar atau Rp 54,04 triliun). Bukan hanya itu, investasi juga akan dipangkas sebesar US$ 7 miliar (Adiwijaya, 2015).

Penurunan kinerja perusahaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik internal perusahaan maupun eksternal. Menurunnya kinerja persahaan dapat berdampak kepada keputusan memberhentikan karyawan, efisiensi biaya operasional dan investasi. Maka dari itu, perusahaan dituntut agar dapat mengelola usahanya dengan baik agar perusahaan dapat berjalan sesuai dengan apa yang ingin dicapai. Itulah mengapa pentingnya perusahaan harus mengatur strategi dengan baik agar kinerja perusahaan tersebut bisa sesuai dengan apa yang diharapkan.


(18)

2 Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Kesejehteraan dapat ditingkatkan melalui kinerja perusahaan (firm performance) yang baik. Kinerja perusahaan yang baik juga bermakna bagi konsumen, komunitas, karyawan, dan pemasok – termasuk dalam pemasok adalah kreditur, yaitu pemasok dana. Tujuan sekunder didirikannya perusahaan adalah untuk kesejahteraan pihak-pihak yang disebutkan terakhir. Tujuan sekunder adalah penggerak bagi tercapainya tujuan primer (Atkinson dkk., 1997 dalam Fachrudin, 2011).

Kinerja perusahaan memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan dari asset, ekuitas, maupun hutang, serta mencerminkan prestasi kerja yang telah dicapai oleh suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu untuk tetap bertahan dalam era pasar bebas dan sesuai dengan prinsip going concern, yaitu perusahaan diasumsikan untuk beroperasi secara terus-menerus menjalankan usahanya maka kinerja perusahaan harus baik. Kinerja perusahaan dapat dicerminkan melalui beberapa metode pengukuran kinerja (Aprina, 2012).

Dalam kaitannya dengan dengan kinerja keuangan, laporan keuangan menjadi patokan untuk mengukur bagaimana kinerja suatu perusahaan itu dikatakan baik. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu (Arifani, 2013).


(19)

3 Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi kerja yang telah dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang dalam laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan (Anggitasari dan Mutmainah, 2012). Terdapat dua pendekatan yang biasa digunakan para peneliti untuk menentukan kinerja perusahaan, yakni pendekatan pasar dan pendekatan laporan keuangan (Ujunwa, 2012). Pendetakatan laporan keuangan menggunakan angka-angka akuntansi dalam laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan. Beberapa rasio keuangan yang digunakan sebagai instrumen untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan berdasarkan pendekatan laporan keuangan diantaranya adalah ROA dan ROE (Martsila, 2013).

Penilaian kinerja keuangan dilakukan untuk beberapa tujuan yang berpengaruh dengan kegiatan seperti pangambil alihan perusahaan oleh pihak lain, penggabungan perusahaan, kepemilikan dalam perusahaan, pemberian kredit dan sebagainya. Penilaian kinerja keuangan sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk mengetahui sampai sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai oleh perusahaan dapat terus meningkat. Penilaian kinerja keuangan perusahaan pada dasarnya dilihat dari berapa tingkat keuntungan atau profitabilitas yang dicapai perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Profitabilitas perusahaan ini sering dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri (Marinda, 2014).

Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam upaya memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan yaitu faktor kebijakan atau keputusan investasi yang dilakukan. Hal tersebut merupakan gambaran bagaimana perusahaan


(20)

4 menggunakan keuntungan yang dimiliki untuk dikembangkan guna meningkatkan pendapatan secara maksimal. Selain itu, perusahaan juga harus mampu memanfaatkan investment opportunity set yang berkaitan dengan potensi pengembangan pasar (Marinda, 2014).

Salah satu indikator yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja ataupun nilai dari perusahaan adalah Investment Opportunity Set (IOS). Norpratiwi (2007) dalam penelitiannya mengenai Investment Opportunity Set (IOS) menyimpulkan bahwa IOS memiliki kandungan informasi yang dibutuhkan oleh investor dipasar modal, karena IOS merupakan proksi realisasi pertumbuhan perusahaan dan berhubungan dengan berbagai variabel kebijakan perusahaan, antara lain kebijakan pendanaan atau struktur utang, kebijakan dividen, kebijakan leasing, dan kebijakan kompensasi. Perusahaan dihadapkan pada perencanaan keputusan yang akan menimbulkan pengaruh besar di masa mendatang, perusahaan yang baik diharapkan mampu mengambil keputusan-keputusan yang tepat atas peluang atau kesempatan yang muncul saat ini, agar dimasa mendatang peluang tersebut dapat terealisasi yang memberi keuntungan lebih bagi perusahaan (Simamora dkk, 2014).

Dalam menentukan jenis investasi dan apakah kebutuhan dananya dipenuhi dari dalam (internal) atau dari luar (eksternal), manajemen harus memperhatikan tingkat kemapanan aliran kas. Sumber pendanaan atau pemilihan pemenuhan kebutuhan dana juga mencerminkan pada tahap apa perusahaan tersebut berada, apakah dalam tahap ekspansi atau pertumbuhan yang tinggi. Oleh karena itu, manajemen dituntut untuk dapat memahami dan menyikapi setiap


(21)

5 alternatif pemenuhan kebutuhan dana dengan baik dan realistis (sesuai dengan kemampuan perusahaan) (Gumanti, 2008).

Di dalam perusahaan terdapat beberapa fungsi, antara lain fungsi pengelolaan dan fungsi kepemilikan. Jensen dan Meckling (1976) mengatakan bahwa pemisahan fungsi pengelolaan dan fungsi kepemilikan sangat rentan

dengan agency conflict (konflik kepentingan). Agency conflict terjadi manakala

manajer cenderung membuat keputusan yang menguntungkan dirinya daripada

kepentingan pemegang saham (Meckling 1976, Myers 1977). Agency conflict

dapat menimbulkan agency cost (biaya agensi), yaitu berupa pemberian insentif

yang layak kepada manajer serta biaya pengawasan untuk mencegah hazard

(Fachrudin, 2011).

Dalam konflik keagenan terjadi dualisme kepentingan dalam diri manajer perusahaan, di satu sisi manajer bertanggung jawab pada pemilik perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan bagi keuntungan pemilik modal, di sisi lain manajer juga ingin mendapatkan pendapatan maksimal atas pekerjaan yang telah dilakukannya. Namun berdasarkan teori keagenan, permasalahan tersebut

dapat diatasi dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik (good corporate

governance) (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham dan stakeholders lainnya. GCG juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja (Darmawati dkk, 2004 dalam Simamora dkk, 2014).


(22)

6 Pengelolaan perusahaan berdasarkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) merupakan upaya untuk menjadikan GCG sebagai pedoman bagi pengelolaan perusahaan dalam mengelola manajemen perusahaan. Penerapan prinsip-prinsip GCG saat ini sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan dan tangguh dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, serta agar dapat menerapkan etika bisnis secara konsisten sehingga dapat mewujudkan iklim usaha yang sehat, efisien, dan transparan (Arifani, 2013).

Manfaat bagi perusahaan yang menerapkan corporate governance secara ekonomis akan menjaga kelangsungan usaha. Selain itu dapat menghilangkan kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN), menciptakan serta mempercepat iklim berusaha yang lebih sehat, dan meningkatkan kepercayaan baik investor maupun kreditor (Daniri, 2005). Di sinilah kaitan antara penerapan corporate governance dan kinerja perusahaan. Pelaksanaan corporate governance yang baik akan membuat investor memberikan respon positif terhadap kinerja perusahaan (Rachmad, 2013).

Menurut Barnhart & Rosentein (1998), terdapat dua mekanisme corporate governance, yaitu: (1) internal mechanism (mekanisme internal) seperti komposisi dewan direksi/ komisaris, kepemilikan manajerial dan kompensasi eksekutif (2) external mechanisms seperti pengendalian oleh pasar dan level debt financing. Dengan berjalannya kedua mekanisme tersebut secara bersamaan, maka sistem corporate governance perusahaan mencoba memotivasi manajer agar memaksimalkan nilai pemegang saham dengan pasar


(23)

7 modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan (Laksana, 2015).

Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan dengan baik maka diharapkan pertumbuhan ekonomi akan terus menanjak seiring dengan transparansi pengelolaan perusahaan yang makin baik dan nantinya menguntungkan banyak pihak. Sistem corporate governance memberikan perlindungan efektif bagi pemegang saham dan kreditor sehingga mereka yakin akan memperoleh return atas investasinya dengan benar. Corporate governance juga membantu menciptakan lingkungan kondusif demi terciptanya pertumbuhan yang efisien dan sustainable di sektor korporat. Penelitian mengenai corporate governance menghasilkan mekanisme yang bertujuan untuk meyakinkan bahwa tindakan manajemen selaras dengan kepentingan shareholders pada setiap indutri (Tjager, 2003:34 dalam Laksana, 2015).

Berbagai penelitian yang terkait tentang pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan karakteristik Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja perusahaan telah banyak dilakukan, namun masih banyak ketidak konsistenan atas hasil yang telah dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Hutchinson dan Gul (2004) dan Sun dkk., (2014) menyatakan bahwa Investment Opportunity Set berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Marinda dkk., (2014) menyatakan bahwa IOS tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.


(24)

8 Penelitian yang dilakukan oleh Arifani (2013) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak mempengaruhi kinerja perusahaan, ini disebabkan karena kepemilikan manajerial yang minoritas tidak dapat memengaruhi kineja perusahaan karena pengambilan keputusan manajemen dalam rangka untuk meningkatkan kinerja keuangan masih dipengaruhi oleh pemegang saham yang lebih besar. Dan didukung penelitian yang dilakukan oleh Aprina (2012) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh kepada kinerja perusahaan. Namun hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2014) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena pertama, agar dapat menjadi salah satu pertimbangan pengambilan keputusan sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Kedua, masih tedapat banyak perbedaan hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang menimbulkan pertanyaan apakah IOS dan GCG berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Ketiga, penelitian ini dapat menggambarkan kondisi yang relatif baru serta diharapkan hasil dari penelitian ini lebih relevan untuk mengetahui pengaruh IOS dan GCG terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja Perusahaan”.

Penelitian ini merukapan pengembangan dari penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu penelitian dari Christiningrum (2015), Sun dkk.(2014),


(25)

9 Marinda dkk.(2014), Putri dan Prihatiningtyas (2014), Widagdo dan Chariri (2014), Arifiani (2013), Laksana (2015).

Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah:

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel independen yaitu Investment Opportunity Set (IOS) dan Good Corporate Governance (GCG) diproksi dengan kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit serta variabel dependen yaitu kinerja perusahaan diproksi dengan ukuran ROA.

2. Objek Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan periode 2012-2014.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut

1. Apakah Investment Opportunity Set berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?

2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 3. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja prusahaan? 4. Apakah ukuran komite audit berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?


(26)

10 5. Apakah Investment Opportunity Set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan komite audit berpengaruh secara simultan terhadap kinerja perusahan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menganalisis pengaruh IOS terhadap kinerja perusahaan.

b. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan.

c. Untuk menganalisis pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap kinerja perusahaan.

d. Untuk menganalisis pengaruh komite audit terhadap kinerja perusahaan. e. Untuk menganalisis pengaruh IOS, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan komite audit berpengaruh secara simultan terhadap kinerja perusahaan.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Untuk perusahaan, hasil analisis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan terutama dalam hal memaksimalkan kinerja perusahaan. b. Untuk investor, Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah

satu alternatif informasi yang diperlukan oleh investor dalam melakukan kegiatan investasi


(27)

11 c. Untuk mahasiswa, penelitian ini dapat diharapkan sebagai masukan dan pengembangan penelitian selanjutnya mengenai IOS dan GCG, serta faktor-faktor yang memengaruhi kinerja perusahaan.


(28)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Teori Agensi menjelaskan hubungan antara principal dengan agent. Hubungan keagenan merupakan hubungan kontrak antara principal yang mempekerjakan agent untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut. Namun adanya perbedaan kepentingan antara principal (stakeholders) dan agent (manajer) menyebabkan munculnya masalah baru. Pendelegasian principal kepada agent membuat pemilik perusahaan tidak dapat mengawasi kinerja manajer, sehingga keputusan manajer kadang tidak sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan. Perbedaan kepentingan tersebut dapat mengarah pada tindak kecurangan dan penipuan yang dilakukan agent terhadap principal, yang dikenal dengan istilah moral hazard. (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Widagdo dan Chariri, 2014).

Jensen dan Meckling (1976) dalam teori agensi-nya mengatakan bahwa agency problem timbul karena adanya perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan (Principal) dengan manajemen (Agent). Menurut Al-Faki (2006), untuk memunculkan keselarasan antara pemilik perusahaan dan manajemen, diperlukan transparansi dari pihak manajemen kepada pemilik perusahaan, serta keadilan kepada stakeholders lain (Widagdo dan Chariri, 2014).


(29)

13 Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Akan tetapi informasi yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi (information asymmetric) (Cornett, 2006 dalam Laksana, 2015).

2. Investment Opportunity Set (IOS)

Menurut Myers (1997) Investment Opportunity Set (IOS) merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi antara aktiva yang dimiliki (asset in place) dan pilihan investasi yang akan datang dengan Net Present Value (NPV) positif dana kan mempengaruhi nilai perusahaan. Menurut Kallapur dan Trombley (2001) pertumbuhan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size-nya, sementara IOS merupakan opsi untuk berinvestasi pada suatu proyek yang memiliki Net Present Value positif (Marinda, 2014).

IOS (Investment Opportunity Set) merupakan kesempatan perusahaan untuk tumbuh. IOS digunakan sebagai dasar untuk menentukan klasifikasi pertumbuhan di masa depan. Bagi perusahaan yang memiliki set kesempatan investasi tinggi senantiasa melakukan ekspansi dalam strategi bisnisnya, maka akan semakin membutuhkan dana eksternal. Perusahaan yang memiliki set kesempatan investasi atau investment opportunity set (IOS) tinggi memiliki


(30)

14 peluang pertumbuhan yang tinggi yang akan mempengaruhi perubahan tingkat laba dan menentukan kualitas informasi laba (Oktarya dkk., 2014)

Investment Opportunity Set (IOS) menurut Norpratiwi (2007) adalah nilai kesempatan investasi yang merupakan nilai sekarang dari pilihan-pilihan perusahaan untuk membuat investasi dimasa mendatang. Pilihan investasi merupakan suatu kesempatan untuk berkembang, namun seringkali perusahaan tidak selalu dapat melaksanakan semua kesempatan investasi di masa mendatang. Bagi perusahaan yang tidak dapat menggunakan kesempatan investasi tersebut akan mengalami suatu pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kesempatan yang hilang.Secara umum Norpratiwi (2007) mengatakan bahwa IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat bergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang (Simamora dkk, 2014).

IOS adalah beban yang dikeluarkan oleh pihak manajemen yang mencerminkan nilai perusahaan sesuai dengan kebijakan dari manajemen itu sendiri. IOS juga dapat digunakan sebagai pilihan investasi saat ini dan diharapkan akan menghasilkan keuntungan yang lebih banyak (Gaver dan Gaver, 1993). Konsep IOS menyatakan bahwa perusahaan merupakan kombinasi antara aset yang dimiliki (asset in place) dan investment opportunity (intangible asset) (Yendrawati dan Rezki, 2013 dalam Aristantia, 2015).


(31)

15 3. Good Corporate Governance (GCG)

Menurut Komite Cadbury, Good Corporate Governance adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawabannya kepada para pemegang saham khususnya, dan stakeholders pada umumnya. Ada beberapa keuntungan atau manfaat yang bisa dipetik oleh perusahaan dengan diterapkannya Good Corporate Governance yaitu; 1) Peningkatan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang baik dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan dengan lebih baik, 2) Perolehan dana pembiayaan yang lebih murah (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value, 3) Pengembalian kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, 4) Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan deviden (Dewi dan Widagdo, 2012).

Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada para pemegang saham (Brown dan Caylor, 2006). Corporate governance juga didefinisikan sebagai susunan aturan yang menentukan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya (FCGI, 2003). Corporate governance berkaitan dengan bagaimana para investor yakin bahwa manajer akan


(32)

16 memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan mencuri/menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana/kapital yang telah ditanamkan oleh investor, dan berkaitan dengan bagaimana para investor mengontrol para manajer (Laksana, 2015).

Menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002, Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika. Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa corporate governance adalah suatu sistem yang mengatur hubungan antara pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) demi tercapainya tujuan organisasi. Corporate Governance dibuat untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan antara hubungan tersebut (Arifani, 2013).

Penelitian ini memproksikan good corporate governance menjadi 3 dimensi yaitu kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan komite audit.

a. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah proporsi pemegang saham dari pihak jajaran manajerial perusahaan dari jumlah saham yang beredar pada tahun tertentu. Yang termasuk kedalam jajaran manejerial adalah dewan komisaris


(33)

17 serta dewan direksi perusahaan. Jensen dan Meckeling (1976) mengatakan bahwa memaksimalkan jumlah kepemilikan manajerial adalah salah satu cara untuk menekan terjadinya konflik agensi dalam perusahaan, dikarenakan manajemen akan berimbas langsung dengan keputusan yang diambil. Dengan meningkatnya jumlah kepemilkan manajerial, akan mempererat status kekayaan manajemen secara pribadi dengan kekayaan perusahaan, sehingga manajemen akan berusaha untuk mengurangi resiko atas kehilangan kekayaannya (Wibowo dan Aisjah, 2014).

Kepemilikan saham manajerial adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh para manajemen, yang dapat diukur dari presentase saham biasa yang dimiliki oleh pihak manajemen yang secara aktif terlibat dalam pengambilan keputusan perusahaan. Menurut Bagnani dkk dalam Nuraeni (2010) struktur kepemilikan saham manajerial diukur sebagai presentase saham biasa dan atau opsi saham yang dimiliki direktur dan officer. Semakin besar proporsi kepemilikan manajerial pada perusahaan, maka manajemen cenderung lebih giat untuk kepentingan pemegang saham karena bila terdapat keputusan yang salah manajemen juga akan menanggung konsekuensinya (Arifani, 2013).

b. Ukuran Dewan Komisaris

Terkait dengan bentuk dewan dalam sebuah perusahaan, terdapat dua sistem yang berbeda yang berasal dari dua sistem hukum berbeda, yaitu Anglo saxon dan continental eropa. Sistem hukum anglo saxon mempunyai sistem satu tingkat atau one tier system. Di sini perusahaan hanya


(34)

18 mempunyai satu dewan direksi yang pada umumnya merupakan kombinasi antara manajer atau pengurus senior (direktur eksekutif) dan direktur independen yang bekerja dengan prinsip paruh waktu (non direktur eksekutif). Pada dasarnya yang disebut belakangan ini diangkat karena kebijakannya, pengalamannya dan relasinya. Negara-negara dengan one tier system misalnya Amerika serikat dan inggris (Sari dkk, 2013).

Sistem hukum Continental Eropa mempunyai sistem dua tingkat atau two tier system. Disini perusahaan mempunyai dua badan terpisah, yaitu dewan pengawas (dewan komisaris) dan dewan manajemen (dewan direksi), dimana dewan direksi mengelola dan mewakili perusahaan di bawah pengarahan dan pengawasan dewan komisaris. Dalam sistem two tiers system, anggota dewan direksi dianggak dan setiap waktu dapat diganti oleh badan pengawas (dewan direksi). Dewan direksi juga harus memberikan informasi kepada dewan komisaris dan menjawab hal-hal yang diajukan oleh dewan komisaris, sehingga dewan komisaris terutama bertanggungjawab untuk mengawasi tugas-tugas manajemen. Dalam hal ini dawen komisaris tidak boleh melibatkan diri dalam tugas-tugas manajemen dan tidak boleh melakiti perusahaan dengan pihak ketiga (Sari dkk, 2013).

Dewan Komisaris merupakan komponen vital dalam mekanisme internal yang memungkinkan pemecahan masalah lembaga yang melekat dalam mengelola setiap organisasi. Dewan Komisaris bertugas mewakili kepentingan pemegang saham dan merupakan salah satu mekanisme yang dirancang untuk memantau konflik kepentingan dalam upaya memastikan


(35)

19 bahwa baik pemilik maupun komponen kontrol pada akhirnya akan berkontribusi pada maksimalisasi nilai perusahaan (Ehikioya, 2009). Agar Dewan Komisaris dapat menjalankan tugasnya secara efektif, mengambil keputusan secara tepat dan tepat waktu, serta bertindak secara independen, komposisi dari Dewan Komisaris harus diperhatikan (KNKG, 2006 dalam Martsila, 2013).

c. Komite Audit

Sam’ani (2008) menjelaskan bahwa komite audit berperan dalam memastikan kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan. Fungsi komite audit yang efektif akan mengarah pada semakin baiknya fungsi control sehingga konflik keagenan dapat diminimalisasi (Rachmat, 2013).

Komite audit bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal (termasuk audit internal). Komite audit ditempatkan sebagai mekanisme pengawasan antara manajemen dengan pihak eksternal. Kurnianingsih dan Supomo (1999) juga menjelaskan bahwa komite audit pada aspek akuntansi dan pelaporan keuangan diharapkan dapat melaksanakan beberapa fungsi yaitu: menelaah seluruh laporan keuangan untuk menjamin objektivitas, kredibilitas, reliabilitas, integritas, akurasi dan ketepatan waktu penyajian laporan keuangan; menelaah kebijakan akuntansi dan memberikan perhatian khusus terhadap dampak yang ditimbulkan oleh adanya perubahan kebijakan akuntansi; menelaah efektifitas Struktur Pengendalian Internal (SPI) dan memastikan tingkat kepatuhan SPI; mengevaluasi


(36)

20 kemungkinan terjadinya penipuan dan kecurangan; menilai estimasi, kebijakan dan penilaian manajemen yang dipertimbangkan mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan (Arifani, 2013).

4. Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki agar mencapai tujuan (goal ending). Penilaian kinerja bertujuan untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi serta mematuhi standar perilaku perusahaan yang tercermin dalam budaya perusahaan, hal ini ditujukan untuk menghasilkan tindakan dan prestasi kerja yang diharapkan (Rachmad, 2013).

Evaluasi perusahaan yang mengacu pada standar eksternal melalui competitive benchamarking memberikan gagasan untuk mengembangkan analisis rasio keuangan perusahaan individual dengan memepertimbangkan rasio industri (Martono,2002). Analisis kinerja perusahaan individual dengan menggunakan pendekatan industri dinilai sangat relevan dalam persaingan industri. Hal ini disebabkan karena kegiatan yang dilakukan perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan namun juga faktor eksternal perusahaan.Salah satu indikator penting yang digunakan dalam persaingan industri adalah daya tarik bisnis (bussines attractiveness). Indikator ini dapat diukur dengan rasio profitabilitas industri yang seperti ROA dan ROE. Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi dan keadaan dari suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis


(37)

21 keuangan, sehingga dapat diketahui baik atau buruknya kondisi keuangan dan prestasi kerja sebuah perusahaan dalam waktu tertentu. Menurut Helfert dalam Widyastuti (2006) kinerja keuangan adalah hasil dari banyak keputusan individu yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Kinerja keuangan digunakan untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan di masa lalu. Ukuran keuangan juga dilengkapi dengan ukuran-ukuran non keuangan yang menunjukkan kepuasan pelanggan, produktivitas dan cost effectiveness proses bisnis dan produktifitas serta komitmen dari tiap personal untuk menentukan kinerja keuangan di masa yang akan datang (Hana, 2013).

Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, perlu dilibatkan analisa dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif. Dalam membahas metode penilaian kinerja keuangan, perusahaan harus didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan yang berlaku umum. Laporan ini merupakan data yang paling umum yang tersedia untuk tujuan tersebut, walaupun seringkali tidak mewakili hasil dan kondisi ekonomi (Sari dkk., 2013).


(38)

22 B. Hasil-hasil Penelitain Sebelumnya

Penelitian mengenai “Pengaruh Investment Opportunity Set dan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja perusahaan” ini menggunakan beberapa acuan penelitian sebelumnya.

Penelitian Christiningrum (2015) dengan populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2000-2010 membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara ukuran perusahaan dan IOS terhadap kinerja perusahaan segmen sedangkan diversification strategy dan leverage terdapat pengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan segmen.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sun dkk, (2014) membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara investment opportunity set, gross domestic product growth dan Chief Executive Officer ownership terhadap kinerja perusahaan setelah diterapkannya peraturan Sarbanes-Oxley.

Sedangkan dalam penelitian Marinda dkk, (2014) dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode tahun 2010-2012 membuktikan bahwa investment opportunity set berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan, investment opportunity set berpengaruh signifikan terhadap struktur modal dan struktur modal berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.

Penelitian selanjutnya adalah penelitian Laksana (2014) dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang


(39)

23 terdaftar di BEI periode tahun 2008-2012 membuktikan bahwa jumlah dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2012 sedangkan Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Proporsi dewan komisaris independen dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.

Penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Priatiningtyas (2014) dengan sampel pada penelitian ini sebanyak 110 perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012 menyatakan hasil analisis regresi membuktikan seluruh variabel independen yang digunakan yaitu proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel kinerja keuangan perusahaan yang diwakili oleh variabel Return on Assets (ROA).

Penelitian Widagdo dan Chariri (2014) dengan populasi dalam penelitian perusahaan non financial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 dengan sampel sebanyak 85 perusahaan membuktikan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan sedangkan independensi komite audit, independensi dewan komisaris, kepemilikan manajerial, jumlah rapat dewan komisaris, dan jumlah rapat komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.


(40)

24 Penelitian yang dilakukan oleh Lukas dan Basuki (2015) dengan sampel perusahaan perbankan sebanyak 31 perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2012 membuktikan bahwa kepemilikan asing, ukuran dewan direksi, dan auditor eksternal memiliki pengaruh yang signifikan dengan kinerja keuangan perbankan, sedangkan pemegang saham mayoritas, kepemilikan pemerintah, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen dan capital adequacy ratio (CAR) tidah memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan.

Penelitian Martsila dan Meiranto (2013) dengan sampel perusahaan non finansial sebanyak 39 perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2009-2010 membuktikan bahwa ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan dan konsentrasi kepemilikan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Namun, ukuran dewan komisaris, konsentrasi kepemilikan dan leverage memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap PER.

Penelitian yang dilakukan oleh Velnampy (2013) dengan sampel perusahaan sebanyak 287 perusahaan yang terdaftar di Colombo Stock Exchange periode tahun 2007-2011 memembuktikan bahwa ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, struktur dewan direksi dan jumlah rapat dewan direksi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan ROA dan ROE.

Penelitian Arifani (2013) dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 186 perusahaan dari berbagai sektor yang terdaftar di BEI periode tahun 2010-2011 membuktikan bahwa komite audit, kepemilikan


(41)

25 istitusional dan komisaris independen mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan, sedangkan kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan karena kepemilikan manajerial yang minoritas tidak dapat mempengaruhi peningkatan kinerja keuangan karena pengambilan keputusan manajemen dalam rangka untuk meningkatkan kinerja keuangan masih dipengaruhi oleh pemegang saham yang lebih besar.

Penelitian yang dilakukan oleh Rachmad (2013) dengan populasi yang digunakan dlam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2007-2011 membuktikan bahwa dewan komisaris dan kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh signifikan pada kinerja perusahaan, sedangkan Komite audit, dewan direksi, dewan komisaris independen dan kepemilikan manajerial secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.


(42)

26 Adapun hasil perbedaan dan persamaan penelitian sekarang dengan sebelumnya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

“Pengaruh Investment Opportunity Set (X1), Kepemilikan manajerial (X2), Dewan komisaris (X3) dan Komite Audit (X4) Terhadap Kinerja Perusahaan (Y)”

No. Peneliti /Judul/ Sumber Metodologi Penelitian X1 X2 X3 X4 Y Hasil

1. Fajrul Marinda, Moch Dzulkirom AR, Muhammad Saifi

“Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) Dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan”

Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 14, No. 1: 1-10

 Jenis penelitian: kuantitatif  Sumber data: laporan tahunan  Sampel: perusahaan aneka

industri yang terdaftar di BEI  Tahun data: 2010-2012  Metode analisis: SEM

v v

1. IOS tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.

2. IOS berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

3. Struktur modal berpengaruh

signifikan terhadap kinerja

keuangan. 2. Jerry Sun, George Lan dan

Zhenzhong Ma

Investment Opportunity Set, Board Independence, and Firm Performance”

Managerial Finance, Vol. 40, No.5:454-468

 Jenis penelitian: kuantitatif  Sumber data: laporan tahunan  Sampel: perusahaan yg teraftar

di Investor Responsibility Research Center(IRRC) dan koresponden US Stock Exchange

 Tahun data: 2000-2005

v v

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara IOS terhadap kinerja perusahaan.

2. Terdapak pengaruh yang signifikan antara komisaris independen dengan kinerja perusahaan.


(43)

27 Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti /Judul/ Sumber Metodologi Penelitian X1 X2 X3 X4 Y Hasil

3. MF Christiningrum

“Effect of Diversification Strategy, Leverage and IOS on

Multi Segment Corporate Performance inIndonesia” Mediterranean Journal of Social Sciences, Vol.6 No 5 S5

 Jenis penelitian: kuantitatif  Sumber data: laporan tahunan  Sampel: 120 perusahaan yang

terdaftar di BEI

 Tahun data: 2000-2010

 Variable lainnya: diversification strategy, leverage (indipenden)

v v

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara IOS terhadap kinerja perusahaan segmen, hal ini disebabkan adanya manajemen laba.

4. Dominikus Octavianto Kresno Widagdo dan Anis Chariri “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan”

Diponegoro Journal Of Accounting, Vol. 3, No.3: 1-9.

 Jenis penelitian: kuantitatif  Sumber data: laporan keuangan

tahunan

 Sampel: 85 perusahaan non-financial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

 Tahun data: 2012

 Metode analisis: analisis regresi linear berganda

v v v

1. Terdapat pengaruh signifikan antara ukuran dewan komisaris dengan kinerja perusahaan. 2. Tidak ada pengaruh yang

signifikan antara independensi komite audit dengan kinerja perusahaan.

3. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kepemilikan manajerial dengan kinerja perusahaan.


(44)

28 Tabel 2.1 (Lanjutan)

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

No. Peneliti /Judul/ Sumber Metodologi Penelitian X1 X2 X3 X4 Y Hasil 5. Anas Ainur Rachmad

“Pengaruh Penerapan Corporate Governance Berbasis Karakteristik Manajerial Pada Kinerja Perusahaan Manufaktur”

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, H: 678-696.

 Jenis penelitian: kualitatif  Sumber data: laporan keuangan

tahunan

 Sampel: perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

 Tahun data: 2007-2011

 Metode analisis: analisis regresi linear berganda

v v v v

1. Komite audit, dewan direksi, dewan komisaris independen dan kepemilikan manajerial secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan, ukuran komite audit belum mampu menjamin kinerja perusahaan.

6. Intan Lifinda Ayuning Putri dan

Yeney Widya Prihatiningtyas, DBA., Ak., CA.

“Pengaruh Good Corporate Governance Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan”

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB.

 Jenis penelitian: kualitatif  Sumber data: laporan tahunan

perusahaan

 Sampel: 110 perusahaan yang terdaftar di BEI

 Tahun data: 2008-2012

 Metode analisis: multiple linear regression.

v v

1. Hasil lain pada penelitian ini

menunjukkan bahwa GCG dan struktur kepemilikan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang

dihitung dengan Return on Asset


(45)

29 C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Penelitian ini diteliti:

Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS)danKarakteristik Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan.

Basis Teori : Teori Agensi

Variabel Independen Variabel Dependen

Investment Opportunity Set (X1) (Sun (2014), Marinda (2014) dan

Hutchinson (2004)) Kepemilikan Manajerial (X2) (Wibowo dan Aisjah (2014) dan

Arifani (2013))

Ukuran Dewan Komisaris (X3) (Martsila (2013))

Ukuran Komite Audit (X4) (Rachmat (2013) dan Arifani (2013))

Kinerja Perusahaan (Y) (Rachmad (2013), Hana (2013) dan Sari et al., (2013))


(46)

30 Lanjutan Gambar 2.1

D. Dasar Perumusan Hipotesis

1. Investment Opportunity Set dan Kinerja Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian Christiningrum (2015) menyatakan sebuah perusahaan dengan IOS tinggi biasanya membutuhkan dana yang lebih besar untuk membiayai barang modal, dan akan mencoba untuk menemukan sumber-sumber pendanaan di pasar modal. Perusahaan cenderung untuk tidak bergantung pada sumber pendanaan dari bank ketika nilai jaminan yang diadakan tidak mencukupi. Upaya untuk mendapatkan dana dari pasar modal harus didukung oleh kinerja akuntansi yang baik, seharusnya perusahaan akan berusaha untuk menyajikan kinerja yang positif melalui ROA yang baik kepada calon investor.

Metode Analisis: Metode Regresi Berganda

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran Data yang Digunakan : Annual Report


(47)

31 Berdasarkan penelitian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebgai berikut.

H1 : Investment Opportunity Set berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

2. Kepemilikan Manajerial dan Kinerja Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian Putri dan Prihatiningtyas (2014) menyatakan bahwa peningkatan kepemilikan saham oleh manajer perusahaan diharapkan akan dapat mengurangi agency problem dalam perusahaan. Rendahnya agency problem mencerminkan tidak adanya konflik kepentingan antara manajer perusahaan dan pemegang saham, sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan. Besar kecilnya jumlah kepemilikan saham manajerial dalam perusahaan dapat mengindikasikan adanya kesamaan (congruence) kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham. Perusahaan dengan jumlah kepemilikan saham manajerial yang semakin besar seharusnya mempunyai konflik keagenan yang rendah dan biaya keagenan yang rendah pula.

Laksana (2015) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial dengan meningkatnya kepemilikan manajerial, maka keputusan yang diambil oleh dewan akan lebih cenderung untuk menguntungkan dirinya dan secara keseluruhan akan merugikan perusahaan sehingga kemungkinan kinerja keuangan perusahaan akan cenderung mengalami penurunan.


(48)

32 Berdasarkan penelitian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebgai berikut.

H2: Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

3. Ukuran Dewan Komisaris dan Kinerja Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian Martsila dan Meiranto (2013) menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris memberikan kontribusi pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Dewan komisaris ditunjuk untuk mewakili pemegang saham mengawasi operasional badan usaha. Peningkatan jumlah komisaris menyebabkan adanya pengawasan lebih ketat terhadap pihak manajer, sehingga pihak manajer lebih giat dalam meningkatkan performa badan usaha dan kemungkinan timbul penyelewengan terhadap sumber daya badan usaha rendah. Selain itu, ukuran dewan komisaris yang lebih besar dianggap mampu menstimulus pertukaran pengetahuan dan informasi antar anggota dewan komisaris.

Rachmad (2013) menyatakan fungsi pengawasan yang dilakukan dewan komisaris akan meminimalisir tindak manipulasi serta jumlah dewan komisaris dalam suatu perusahaan harus dalam keadaan optimal (tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit) agar mampu saling melengkapi dan dapat bekerja secara optimal.


(49)

33 Berdasarkan penelitian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebgai berikut.

H3: Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

4. Ukuran Komite Audit dan Kinerja Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian Arifani (2013) menyatakan bahwa semakin banyak komposisi komite audit maka kinerja keuangan akan terawasi dengan baik sehingga kinerja akan meningkat. Komite audit ditempatkan sebagai mekanisme pengawasan antara manajemen dengan pihak eksternal, sehingga komite audit dipandang dapat meningkatkan kinerja perusahaan melalui pengawasan tersebut.

Berdasarkan penelitian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut.

H4: Ukuran komite audit berpengaruh terhadap kinerja perusahaan

5. IOS, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris, Komite Audit dan Kinerja Keuangan

Berdasarkan hasil penelitian Sun dkk.,(2014) dan Christiningrum (2015) membuktikan bahwa Investment Opportunity Set berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian Putri dan Prihatiningtyas (2014) membuktikan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian Putri dan Prihatiningtyas (2014) dan Rachmad (2013) membuktikan


(50)

34 bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian Arifani (2013) membuktikan bahwa komite audit berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H5: Investment Opportunity Set, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.


(51)

35 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh Investment Opportunity Set dan corporate governance (yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan komite audit) terhadap kinerja perusahaan,. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) karena BEI merupakan satu-satunya bursa efek di Indonesia sehingga diharapkan akan memperoleh sampel yang representatif. Perusahaan-perusahaan di BEI juga mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan kepada stakeholders, sehingga memungkinkan data laporan tahunan tersebut diperoleh dalam penelitian ini.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini memiliki batasan pengambilan data dalam kurun waktu selama 3 tahun yaitu sejak tahun 2012-2014. Dilihat dari dimensi waktu yang digunakan, penelitian ini masuk dalam kelompok data time series dengan menggunakan annual report periode 2012-2014.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan tahun 2012-2014. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara random berbasis alokasi proporsional untuk meyakinkan sampel representatif dari semua sektor industri (Haniffa dan


(52)

36 Cooke, 2005 dalam Suhardjanto dan Permatasari,2010), yaitu service, finance, dan manufacture termasuk mining. Peneliti memilih teknik pengambilan sampel secara random sampling berbasis alokasi proporsional untuk menggambarkan kondisi seluruh sektor perusahaan yang terdapat di Indonesia. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebesar 50 perusahaan. C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian pustaka (Library Research). Penelitian dilakukan dengan cara pengambilan data laporan tahunan (annual report) perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dengan melakukan download langsung melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. D. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan keilmuan statistika yaitu analisis regresi linear berganda. Penelitian ini melakukan serangkaian tahap untuk menghitung dan mengolah data-data, agar dapat mendukung hipotesis yang telah diajukan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Uji Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi atas variabel-variabel penelitian secara statistik. Statistik deskriptif dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum (Ghozali, 2013).


(53)

37 2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsi bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan analisis uji One Sample Kolmogorov Smirnov (Ghozali, 2013).

b. Uji Multikolonieritas

Menurut Ghozali (2013) uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Uji multikolonieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis matriks korelasi antar variabel


(54)

38 independen dan perhitungan nilai tolerance dan VIF. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,1 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Apabila nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolonieritas pada persamaan regresi penelitian (Ghozali, 2013).

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Penelitian ini menggunakan uji glejser dimana uji ini mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen dengan persamaan regresi : |Ut| = α +βXt + vt (Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2013).

d. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2013) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pegganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Deteksi adanya autokorelasi dapa dilihat dari angka


(55)

39 Durbin Watson. Menurut Santoso (2014) nilai DW diantara -2 sampai +2 berarti tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.

3. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode regresi linear berganda. Metode regresi linear berganda yaitu metode yang digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukur atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Supomo, 2002 dalam Nurkhin 2009:40). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Investment Opportunity Set (IOS) dan goodcorporate governance (yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, komite audit dan ukuran dewan komisaris). Sedangkan variabel dependennya adalah kinerja perusahaan. Adapun persamaan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

ROA = α+ β1IOS + β2KM + β3DK+ β4KA+ e Dimana;

ROAit = kinerja perusahaani tahun ke-t yang diukur menggunakan ROA

α = konstanta β1, β2, β3, β4 = koefisien regresi

IOS = Investment Opportunity Set KM = Kepemilikan Manajerial UDK = Ukuran Dewan Komisaris


(56)

40

KA = KomiteAudit

e = error (kesalahan pengganggu) a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variable-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-varibel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Data dalam penelitian ini akan diolah dengan menggunakan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 21. Hipotesis dalam penelitian ini dipengaruhi oleh nilai signifikansi koefisien variabel yang bersangkutan setelah dilakukan pengujian. Kesimpulan hipotesis dilakukan berdasarkan t-test.

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Menurut Ghozali (2013), uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:


(57)

41 1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Hal ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

c. Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F)

Uji F bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh secara bersama-sama antara variabel-variabel independen (IOS, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit) terhadap variabel dependen (kinerja perusahaan). Uji F dilakukan dengan membandingkan besarnya Fhitung dengan Ftabel atau dapat pula dilakukan dengan melihat probabilitasnya. Apabila Fhitung lebih besar daripada Ftabel maka semua variabel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Sedangkan pengujian dengan nilai probabilitas yaitu apabila probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi (5%) maka model diterima.


(58)

42 E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.

1. Investment Opportunity Set (IOS)

Menurut Myers (1997) Investment Opportunity Set (IOS) merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi antara aktiva yang dimiliki (asset in place) dan pilihan investasi yang akan datang dengan Net Present Value (NPV) positif dana kan mempengaruhi nilai perusahaan. Menurut Kallapur dan Trombley (2001) pertumbuhan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size-nya, sementara IOS merupakan opsi untuk berinvestasi pada suatu proyek yang memiliki Net Present Value positif (Marinda, 2014).

Investment Opportunity Set dapat diukur dengan menggunakan indikator Market Value Assets to Book Value Asset:

2. Good Corporate Governance

Menurut Komite Cadbury, Good Corporate Governance adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawabannya kepada para pemegang saham

MVABVA= �� −��+ ℎ ×ℎ �


(59)

43 khususnya, dan stakeholders pada umumnya. Ada beberapa keuntungan atau manfaat yang bisa dipetik oleh perusahaan dengan diterapkannya Good Corporate Governance yaitu; 1) Peningkatan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang baik dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan dengan lebih baik, 2) Perolehan dana pembiayaan yang lebih murah (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value, 3) Pengembalian kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, 4) Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan deviden (Dewi dan Widagdo, 2012:83).

a. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah proporsi pemegang saham dari pihak jajaran manajerial perusahaan dari jumlah saham yang beredar pada tahun tertentu. Yang termasuk kedalam jajaran manejerial adalah dewan komisaris serta dewan direksi perusahaan. Jensen dan Meckeling (1976) mengatakan bahwa memaksimalkan jumlah kepemilikan manajerial adalah salah satu cara untuk menekan terjadinya konflik agensi dalam perusahaan, dikarenakan manajemen akan berimbas langsung dengan keputusan yang diambil. Dengan meningkatnya jumlah kepemilkan manajerial, akan mempererat status kekayaan manajemen secara pribadi dengan kekayaan perusahaan, sehingga manajemen akan berusaha


(60)

44 untuk mengurangi resiko atas kehilangan kekayaannya (Wibowo dan Aisjah, 2014). Pengukurannya adalah sebagai berikut:

b. Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran Dewan Komisaris dan Kinerja Perusahaan. Adanya kesulitan dalam perusahaan dengan anggota dewan komisaris yang banyak membuat sulitnya menjalankan tugas pengawasan terhadap manajemen perusahaan yang nantinya berdampak pula pada kinerja perusahaan yang semakin menurun (Yermack 1996, Eisenberg, Sundgren, dan Wells 1998 dalam Dewi dan Widagdo, 2012). Pengukurannya sebagai berikut:

c. Ukuran Komite Audit

Sam’ani (2008) menjelaskan bahwa komite audit berperan dalam memastikan kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan. Fungsi komite audit yang efektif akan mengarah pada semakin baiknya fungsi control sehingga konflik keagenan dapat diminimalisasi (Rachmat, 2013). Pengukurannya sebagai berikut:

Kepemilikan manajerial = � � �� � �

� � �

×

%

Ukuran Komite Audit = Jumlah seluruh anggota komite audit Ukuran Dewan Komisaris = Jumlah seluruh dewan komisaris


(61)

45 3. Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki agar mencapai tujuan (goal ending). Penilaian kinerja bertujuan untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi serta mematuhi standar perilaku perusahaan yang tercermin dalam budaya perusahaan, hal ini ditujukan untuk menghasilkan tindakan dan prestasi kerja yang diharapkan (Rachmad, 2013). Pengukurannya adalah sebagai berikut:

Keterangan :

NIAT : Net Income After Tax

ROA = ����


(62)

46 Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Indikator Skala

Investment Opportunity Set (IOS)

(Marinda, 2014)

− � + �ℎ� � × ℎ� � � � Rasio

Kepemilikan Manajerial (Wibowo dan Aisjah, 2014)

�a�a� yang d������� d��e��� dan �����a���

t�ta� �a�a� × %

Rasio

Ukuran Dewan Komisaris (Dewi dan Widagdo, 2012)

Jumlah Anggota Dewan Komisaris Rasio

Ukuran Komite Audit

(Saraswati et al., 2012)

Jumlah Anggota Komite Audit Rasio

Kinerja Perusahaan (Rachmad, 2013)

� � �� �


(63)

47 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2014. Fokus penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh investment opportunity set yang diproksikan oleh market value asset/book value asset (MVABVA) dan good corporate governance yang diproksikan oleh kepemilikan manajerial; ukuran dewan komisaris dan komite audit, terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan return on assets pada seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.1

Populasi dan klasifikasi industri No. Tipe industri

Total

jumlah presentase

1 Jasa 229 45.1%

2 Keuangan 88 17.3%

3 Manufaktur dan lainnya 191 37.6%

Total 508 100%

Seperti yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 perusahaan, nama-nama perusahaan sampel dapat dilihat pada lampiran. Jumlah sampel dan tipe industri sampel, dapat dilihat dalam Tabel 4.2 berikut:


(1)

86

20 MCOR

2012 0,999854786 1,33 4 3 0,014484594 2013 0,963083743 0,87 3 3 0,009890600 2014 0,99789942 0,87 3 3 0,018900075

21 MFIN

2012 0,976991537 5,06 2 3 0,053658517 2013 0,94672846 5,06 2 3 0,065281298 2014 0,978629263 5,06 2 3 0,062737978

22 VRNA

2012 0,94047724 9,74 3 3 0,016921715 2013 0,922101392 9,74 3 3 0,017706688 2014 0,907584177 9,74 3 3 0,010787608

23 TRST

2012 0,824401371 1,9 3 3 0,051277233 2013 0,690983743 1,5 3 3 0,117992695 2014 0,787061518 1,19 3 3 0,020193277

24 BTON

2012 1,088359732 9,58 2 3 0,169909878 2013 0,773939758 9,58 2 3 0,145560331 2014 0,71611785 9,58 2 3 0,044917979

25 INCI

2012 0,460184506 8,38 3 3 0,033594495 2013 0,392963858 8,38 3 3 0,075889904 2014 0,364607191 11,13 3 3 0,074518724

26 SRSN

2012 1,079072739 12,08 9 3 0,042187359 2013 0,968212479 9,41 8 3 0,107351151 2014 0,939923143 11,59 8 3 0,031209442

27 BRNA

2012 1,235168545 10,08 4 3 0,078718226 2013 1,007171439 9,42 3 3 0,019226615 2014 1,090005586 7,21 3 3 0,045344633

28 ALDO

2012 1,697958439 14,32 3 3 0,063962929 2013 1,740073202 14,32 3 3 0,109060845 2014 1,686147859 14,32 3 3 0,057072708

29 AUTO 2012 1,988703517 0,07 9 3 0,121197297


(2)

87

AUTO 2014 1,702758751 0,02 10 3 0,079979133

30 GJTL

2012 1,17679352 0,08 6 3 0,084392500 2013 1,008476522 0,09 7 3 0,022180539 2014 0,936579285 0,1 6 3 0,018313214

31 PRAS

2012 0,774220567 5,91 3 3 0,071791474 2013 0,652156176 4,96 3 3 0,109541314 2014 0,578180796 4,96 3 3 0,086452269

32 STTP

2012 1,636728003 4,24 2 3 0,059708550 2013 1,90905959 3,13 2 3 0,077845201 2014 2,738147907 3,17 2 3 0,072617990

33 CTTH

2012 0,971836304 6,58 3 3 0,010554297 2013 0,998586629 6,58 3 3 0,001480547 2014 1,006053996 6,58 3 3 0,002770958

34 MITI

2012 1,795782496 0,39 4 3 0,148437429 2013 1,51543905 0,39 4 3 0,139412675 2014 0,899683384 0,19 5 3 0,062820226

35 SKLT

2012 0,979382007 0,12 3 3 0,031883109 2013 0,949279481 0,12 3 3 0,045806510 2014 1,162418943 0,12 3 3 0,065989782

Keterangan:

IOS = Invetment Opportunity Set

KM = Kepemilikan Manajerial DK = Ukuran Dewan Komisaris KA = Ukuran Komite Audit ROA = Return On Assets


(3)

88

LAMPIRAN 3


(4)

89 1. Hasil Uji Normalitas

2. Hasil Uji Multikolinearitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 105

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,03288914 Most Extreme Differences

Absolute ,108 Positive ,108 Negative -,055 Kolmogorov-Smirnov Z 1,111 Asymp. Sig. (2-tailed) ,169 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) ,098 ,050 1,972 ,051

IOS ,026 ,008 ,318 3,408 ,001 ,993 1,007 KM -4,195E-005 ,001 -,006 -,057 ,955 ,892 1,121 DK -,002 ,002 -,090 -,918 ,361 ,895 1,117 KA -,022 ,016 -,136 -1,388 ,168 ,904 1,107 a. Dependent Variable: ROA


(5)

90 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)

4. Hasil Uji Autokorelasi

5. Hasil Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) ,068 ,031 2,206 ,030 IOS -,002 ,005 -,048 -,491 ,625 KM ,000 ,000 ,086 ,831 ,408 DK ,000 ,001 -,016 -,150 ,881 KA -,013 ,010 -,141 -1,362 ,176

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,367a ,135 ,100 ,033540469 1,410

a. Predictors: (Constant), KA, IOS, DK, KM d. Dependent Variable: ROA

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 ,367a ,135 ,100 ,033540469

a. Predictors: (Constant), KA, IOS, DK, KM b. Dependent Variable: ROA


(6)

91 b. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) ,098 ,050 1,972 ,051 IOS ,026 ,008 ,318 3,408 ,001 KM -4,195E-005 ,001 -,006 -,057 ,955 DK -,002 ,002 -,090 -,918 ,361 KA -,022 ,016 -,136 -1,388 ,168 a. Dependent Variable: ROA

c. Hasil Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji F) ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression ,018 4 ,004 3,896 ,006b

Residual ,112 100 ,001 Total ,130 104

a. Dependent Variable: ROA


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

2 116 92

Intervensi Profitabilitas dalam Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan Publik Sektor Industri Manufaktur di Indonesia Tahun 2011-2013

2 58 135

Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2011

1 64 141

Pengaruh Kemampulabaan Dan Invesment Opportunity Set Serta Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 37 96

Pengaruh Rasio Keuangan Dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Harga Saham Pada Industri Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 70 120

Pengaruh Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 34 89

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Investment Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap Return Saham dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 59 170

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 70 119

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

1 49 103