52 menggunakan ROA dalam perusahaan sampel yang diteliti dari total
aset yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan paling sedikit sebesar 0,14 dan
paling banyak sebesar 16,99. Rata-rata mean kinerja perusahaan yang dihitung menggunakan ROA sebesar 0,0548 atau sebesar
5,48, sedangkan standar deviasi sebesar 0,03536.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsi bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan analisis grafik dan analisis statistik. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik One Sample
Kolmogorov Smirnov. Berikut ini adalah hasil dari uji statistik One Sample Kolmogorov
Smirnov .
53
Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik
One Sample Kolmogorov
Sumber : Output SPSS Dari tabel 4.4 tersebut dapat dilihat bahwa besarnya nilai
Kolmogorov Smirnov adalah 1,111 dan signifikansi pada 0,169 hal ini
berarti data residual terdistribusi normal.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas dilakukan dengan menghitung nilai tolerance
dan VIF Variance Inflation Factor. Uji multikolonieritas merupakan suatu bentuk pengujian untuk mengetahui apakah dalam
model regresi terdapat adanya korelasi atau hubungan yang linier antar variabel bebas independen yaitu investment opportunity set,
kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 105
Normal Parameters
a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,03288914
Most Extreme Differences Absolute
,108 Positive
,108 Negative
-,055 Kolmogorov-Smirnov Z
1,111 Asymp. Sig. 2-tailed
,169 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
54
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikoliniearitas
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa investment opportunity set memiliki nilai tolerance 0,993 dan VIF 1,007. Kepemilikan manajerial
memiliki nilai tolerance 0,892 dan VIF 1,121. Ukuran dewan komisaris memiliki nilai tolerance 0,895 dan VIF 1,117. Ukiran komite audit
memiliki nilai tolerance 0,904 dan VIF 1,107. Dengan demikian, dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa model persamaan
regresi tidak terdapat problem multikolinieritas dan dapat digunakan dalam penelitian.
Dari hasil perhitungan nilai tolerance T diatas menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance T kurang
dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95. Tabel 4.4 juga menunjukkan hal yang sama
bahwa tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai variance inflation factor
VIF lebih dari 10. Dengan demikian dapat dikatakan
Model Collinearity
Statistics Tolerance
VIF Constant
IOS ,993
1,007 KM
,892 1,121
DK ,895
1,117 KA
,904 1,107
55 bahwa model persamaan regresi mengindikasikan tidak terjadi adanya
multikolonieritas dan model persamaan regresi dapat digunakan pada penelitian ini.
c. Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan uji glejser.
Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas
a. Dependent Variable: ABS_RES1
Sumber : Output SPSS
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
,068 ,031
2,206 ,030
IOS -,002
,005 -,048
-,491 ,625
KM ,000
,000 ,086
,831 ,408
DK ,000
,001 -,016
-,150 ,881
KA -,013
,010 -,141
-1,362 ,176
56 Pada tabel 4.3 terlihat bahwa investment opportunity set memiliki
nilai signifikansi 0,625. Kepemilikan manajerial memiliki nilai signifikansi 0,408. Ukuran dewan komisaris memiliki nilai
signifikansi 0,881. Ukuran komite audit memiliki nilai signifikansi 0,176.
Berdasarkan nilai tersebut terlihat bahwa semua variabel memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 yang artinya tidak ada
satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Residual abs_res1.
Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut
menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai untuk memprediksi. Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya autokorelasi adalah
dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW. Nilai Durbin Watson yang berada di antara -2 sampai +2 menunjukkan model yang tidak
terkena masalah autokorelasi. Adapun hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin
– Watson DW test yaitu sebagai berikut:
57
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson adalah 1,410. Nilai tersebut
berada di antara nilai -2 sampai +2 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak mengandung gejala autokorelasi.
3. Hasil Uji Hipotesis