2. HASIL PENELITIAN a. Hasil Utama Penelitian
Hasil utama penelitian ini berupa gambaran resiliensi siswa SMA yang beresiko putus sekolah di masyarakat pesisir. Resiliensi siswa SMA yang beresiko
putus sekolah di masyarakat pesisir akan dikategorikan ke dalam tiga kategori berdasarkan model distribusi normal, yaitu resiliensi tinggi, resiliensi sedang, dan
resiliensi rendah.
i. Uji Normalitas
Sebelum melakukan kategorisasi, asumsi bahwa skor subjek pada kelompok merupakan estimasi terhadap skor subjek dalam populasi dan bahwa
skor subjek dalam populasi telah terdistribusi secara normal harus terpenuhi. Data diuji dengan menggunakan One Sample Kolmogorov- Smirnov untuk mengetahui
apakah data telah terdistribusi secara normal. Menurut Hadi 2000, kaidah yang digunakan yaitu jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas p di bawah 0,05,
sebaran data tidak normal. Sedangkan, apabila nilai probabilitas p di atas 0,05, data yang diuji tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan data normal
baku, sehingga sebaran data normal. Hasil uji normalitas data penelitian dari skala resiliensi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13 Hasil Uji Normalitas Data Penelitian dari Skala Resiliensi
Resiliensi
Kolmogorov-Smirnov Z .839
Asymp. Sig. 2-tailed .482
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 13, diperoleh nilai Z sebesar 0,839 dan nilai signifikansi p sebesar 0,482. Karena nilai p 0,05, data dalam penelitian ini terdistribusi
secara normal. Dengan demikian, subjek penelitian dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori berdasarkan model distribusi normal, yaitu resiliensi tinggi, resiliensi
sedang, dan resiliensi rendah.
ii. Gambaran Umum Resiliensi Siswa SMA yang Beresiko Putus Sekolah di Masyarakat Pesisir
Sebelum dipaparkan cara pengkategorian subjek ke dalam kelompok subjek yang memiliki resiliensi tinggi, yang memiliki resiliensi sedang, dan yang
memiliki resiliensi rendah, berikut ini akan disajikan deskripsi umum skor resiliensi siswa SMA yang beresiko putus sekolah di masyarakat pesisir. Data ini
penting dalam pengolahan data dalam mengkategorikan subjek ke dalam tiga kelompok subjek yang dimaksudkan. Deskripsi umum skor maksimum,
minimum, mean, dan standar deviasi resiliensi siswa SMA yang beresiko putus sekolah di masyarakat pesisir dapat dilihat pada tabel 14.
Tabel 14 Deskripsi Umum Skor Maksimum, Minimum,
Mean, dan Standar Deviasi Skor Resiliensi
Variabel N
Minimum Maksimum
Mean Standard
Deviasi
Resiliensi 150
36 180
108 24
Dari tabel 14 dapat diketahui bahwa skor resiliensi dari 150 subjek penelitian diperoleh nilai skor minimum sebesar 36, skor maksimum sebesar 180,
Universitas Sumatera Utara
mean sebesar 108, dan standar deviasi sebesar 24. Dari hasil tersebut maka subjek penelitian akan dikelompokkan ke dalam tiga kelompok berdasarkan tingkatan
kategorisasi resiliensi, yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Untuk mengelompokkan subjek ke dalam masing-masing kelompok, dibuat suatu kategorisasi skor
berdasarkan norma pada tabel 15 yang selanjutnya menghasilkan pengkategorian skor resiliensi seperti pada tabel 16.
Tabel 15 Pengkategorian Resiliensi Siswa SMA yang Beresiko Putus Sekolah
di Masyarakat Pesisir Rumus
Kategori
X µ - 1,0 σ
Rendah µ -
1,0 σ ≤ X µ + 1,0 σ Sedang
X ≥ µ + 1,0 σ
Tinggi Keterangan tabel 15:
X : Skor yang didapatkan oleh subjek µ : Mean hipotetik skala resiliensi
σ : Standard deviasi Berdasarkan kategorisasi norma pada tabel 15 dan skor mean dan standar
deviasi yang ada pada tabel 14 di atas maka diperoleh penggolongan resiliensi siswa serta frekuensi subjek dalam setiap kategori seperti yang diperlihatkan pada
tabel 16.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 16 Penggolongan Resiliensi Siswa SMA yang Beresiko Putus Sekolah
di Masyarakat Pesisir Berdasarkan Skor Skala Resiliensi Variabel
Rentang Skor Kategorisasi
Frekuensi N Persentase
Resiliensi X 84
Rendah -
- 84
≤ X 132 Sedang
100 66,7
X ≥ 132
Tinggi 50
33,3 Jumlah
150 100
Dari tabel 16 dapat dilihat bahwa mayoritas siswa SMA yang beresiko putus sekolah di masyarakat pesisir memiliki kemampuan resiliensi yang
tergolong sedang yaitu sebanyak 100 orang 66,7 sedangkan kemampuan resiliensi yang tergolong tinggi sebanyak 50 orang 33,3 dan tidak ada siswa
yang tergolong kedalam kemampuan resiliensi rendah.
iii. Gambaran aspek-aspek resiliensi siswa SMA yang beresiko putus
sekolah di masyarakat pesisir
Gambaran resiliensi siswa SMA yang beresiko putus sekolah di masyarakat pesisir dapat dilihat berdasakan tujuh aspek resiliensi yaitu Emotion Regulation,
Impulse Control, Optimisme, Causal Analysis, Empathy, Self-efficacy, Reach Out. Berikut ini adalah hasil perhitungan mean hipotetik untuk setiap aspek resiliensi
yang dapat dilihat pada tabel 17 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 17 Gambaran aspek-aspek resiliensi siswa SMA yang beresiko putus sekolah
di masyarakat pesisir berdasarkan tujuh aspek resiliensi Aspek
N Min
Max Mean
SD
Emotional regulation 150
2 10
6 1,34
Impulse control 150
7 35
21 4,67
Optimisme 150
7 35
21 4,67
Causal Analysis 150
3 15
9 2
Empathy 150
6 30
18 4
Self efficacy 150
7 35
21 4,67
Reach Out 150
4 20
12 2,67
Berdasarkan tabel 17 di atas dapat dilihat bahwa mean aspek Emotional regulation 6, Impulse control 21, Optimisme 21, Causal Analysis 9,
Empathy 18, Self efficacy 21, dan Reach Out 12.
iv. Kategorisasi resiliensi siswa SMA yang beresiko putus sekolah di
masyarakat pesisir berdasarkan tujuh aspek resiliensi
Gambaran aspek-aspek resiliensi siswa SMA yang beresiko putus sekolah
di masyarakat pesisir tabel 17 juga dapat dilihat melalui bentuk-bentuk perilakunya, di mana hal ini dapat dilihat dari tujuh aspek resiliensi yaitu Emotion
Regulation, Impulse Control, Optimisme, Causal Analysis, Empathy, Self-efficacy, Reach Out. Dari 150 subjek yang digunakan dalam penelitian ini, maka akan
diperoleh skor minimum, skor maksimum, mean, dan standar deviasi pada tujuh aspek resiliensi yang dapat dilihat pada tabel 18 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 18 Penggolongan resiliensi siswa berdasarkan aspek-aspek resiliensi
Aspek Rentang Skor
Kategorisasi Frekuensi N
Persentase
Emotion Regulation
X 5 Rendah
20 13,3
5 ≤ X 7
Sedang 45
30 X
≥ 7 Tinggi
85 56,7
Total 150
100
Impulse Control
X 16 Rendah
- -
16 ≤ X 25
Sedang 79
52,7 X
≥ 25 Tinggi
71 47,3
Total 150
100
Optimisme
X 16 Rendah
1 0,67
16 ≤ X 25
Sedang 68
45,3 X
≥ 25 Tinggi
81 54
Total 150
100
Causal Analysis
X 7 Rendah
21 14
7 ≤ X 11
Sedang 69
46 X
≥ 11 Tinggi
60 40
Total 150
100
Empathy
X 14 Rendah
1 0,67
14 ≤ X 22
Sedang 85
56,7 X
≥ 22 Tinggi
64 42,7
Total 150
100
Self-efficacy
X 16 Rendah
2 1,4
16 ≤ X 25
Sedang 84
56 X
≥ 25 Tinggi
64 42,7
Total 150
100
Reach Out
X 9 Rendah
2 1,4
9 ≤ X 15
Sedang 65
43,3 X
≥ 15 Tinggi
83 55,3
Total 150
100
Berdasarkan pada tabel 18 di atas dapat dilihat resiliensi siswa SMA yang beresiko putus sekolah di masyarakat pesisir, yaitu pada aspek Emotion
Universitas Sumatera Utara
Regulation, siswa yang memiliki resiliensi pada kategori rendah adalah sebanyak 20 orang 13,3, kategori sedang sebanyak 45 orang 30, dan kategori tinggi
sebanyak 85 orang 56,7. Pada aspek Impulse Control, tidak ada siswa yang memiliki resiliensi pada kategori rendah, kategori sedang sebanyak 79 orang
52,7, dan kategori tinggi sebanyak 71 orang 47,3. Pada aspek Optimisme, siswa yang memiliki resiliensi pada kategori rendah adalah sebanyak 1 orang
0,67, kategori sedang sebanyak 68 orang 45,3, dan kategori tinggi sebanyak 81 orang 54.
Pada aspek Causal Analysis, siswa yang memiliki resiliensi pada kategori rendah adalah sebanyak 21 orang 14, kategori sedang sebanyak 69 orang
46, dan kategori tinggi sebanyak 60 orang 40. Pada aspek Empathy, siswa yang memiliki resiliensi pada kategori rendah adalah sebanyak 1orang 0,67,
kategori sedang sebanyak 85 orang 56,7, dan kategori tinggi sebanyak 64 orang 42,7. Pada aspek Self-efficacy, siswa yang memiliki resiliensi pada
kategori rendah adalah sebanyak 2 orang 1,4, kategori sedang sebanyak 84 orang 56, dan kategori tinggi sebanyak 64 orang 42,7. Pada aspek Reach
Out, siswa yang memiliki resiliensi pada kategori rendah adalah sebanyak 2 orang 1,4, kategori sedang sebanyak 65 orang 43,3, dan kategori tinggi sebanyak
83 orang 55,3.
Universitas Sumatera Utara
b. Hasil Tambahan Penelitian