A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Identifikasi variabel penelitian merupakan langkah penetapan variabel- variabel utama yang menjadi fokus dalam penelitian serta penentuan fungsinya
masing-masing Azwar, 2001. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah resiliensi pada siswa SMA.
B. DEFINISI OPERASIONAL
1. Resiliensi
Resiliensi adalah kemampuan seorang siswa untuk mampu bertahan dan tidak mengalah dalam situasi tertekanan, sehingga terhindar dari kegagalan di
sekolah serta mampu untuk beradaptasi terhadap kejadian yang berat atau masalah yang terjadi dalam kehidupan dan kemudian bangkit dari keadaan tersebut dan
menjadi lebih baik. Dalam penelitian ini resiliensi diukur berdasarkan tujuh aspek yaitu:
1. Emotion Regulation Kemampuan untuk tetap tenang ketika berada di bawah tekanan. Individu
yang resilient menggunakan kemampuan pengaturan emosi agar bisa mengontrol emosi, perhatian dan perilaku mereka.
2. Impulse Control Kemampuan untuk mengendalikan mengendalikan dorongan-dorongan
primitif yang ada dalam diri individu dan lebih mengutamakan pikiran- pikiran yang rasional.
Universitas Sumatera Utara
3. Optimisme Keyakinan bahwa setiap masalah bisa diatasi dan mempercayai bahwa
segala sesuatu bisa berubah menjadi lebih baik. Mereka memiliki harapan untuk masa depan dan percaya bahwa mereka bisa mengatur kehidupan
mereka. 4. Causal Analysis
Kemampuan untuk mengenali penyebab dari masalah yang dialami. Orang-orang yang resilient tidak akan menyalahkan orang lain atas
kesalahan yang ia perbuat. 5. Empati
Kemampuan untuk membaca keadaan emosi dan psikologis seseorang. Beberapa inidividu mampu membaca melalui isyarat non verbal seperti
ekspresi wajah, intonasi suara, bahasa tubuh untuk membaca pikiran dan perasaan orang lain.
6. Self-efficacy Kemampuan yang menunjukkan bahwa seseorang bisa memecahkan
masalah yang dialami demi mencapai kesuksesan. 7. Reach Out
Kemampuan untuk bertemu dengan orang-orang baru, mencoba hal-hal baru, berani melakukan kegiatan yang membutuhkan keberanian dan
kekuatan dari dalam diri sendiri. Resiliensi pada penelitian ini akan diungkap melalui skala resiliensi yang
dikemukakan oleh Reivich Shatte 2002 dan telah diadopsi peneliti dengan
Universitas Sumatera Utara
bantuan dari pakar bahasa di pusat linguistik Universitas Sumatera Utara dan direvisi oleh dua dosen Psikologi Universitas Sumatera Utara. Skala tersebut
berisi 56 lima puluh enam pernyataan dari skala resiliensi. Semakin tinggi skor yang diperoleh seseorang dalam skala resiliensi yang
diberikan, artinya semakin tinggi resiliensi yang dimiliki seseorang, yang menunjukkan semakin tinggi kemampuan seseorang untuk dapat mengatasi dan
melewati dengan baik situasi yang sulit. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh seseorang dalam skala resiliensi yang diberikan, artinya semakin tidak
resilient seseorang terhadap situasi sulit, yang menunjukkan semakin rendah kemampuan seseorang untuk dapat mengatasi dan melewati situasi yang sulit
dengan baik.
2. Siswa yang beresiko putus sekolah
Siswa yang beresiko putus sekolah adalah siswa yang kemungkinanya terpaksa meninggalkan sekolah sebelum tamat dan tidak dapat melanjutkan
sekolah karena disebabkan oleh berbagai faktor dan kondisi yang tidak pasti.
3. Masyarakat pesisir
Masyarakat pesisir adalah suatu komunitas yang mempunyai karakteristik yaitu sebagian besar merupakan nelayan tradisional dengan penghasilan pas-
pasan, tergolong keluarga miskin dan sebagian besar penduduknya memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
Universitas Sumatera Utara
C. POPULASI DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi penelitian merupakan individu yang menjadi sumber data penelitian. Menurut Azwar, 2005 populasi merupakan sekelompok subjek yang
hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Sekelompok subjek yang akan dikenai generalisasi tersebut terdiri dari sejumlah individu yang setidaknya
mempunyai satu ciri atau karakteristik yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA yang beresiko putus sekolah di masyarakat pesisir.
2. Sampel
Menyadari luasnya keseluruhan populasi dan keterbatasan yang dimiliki peneliti, maka subjek penelitian yang dipilih adalah sebagian dari keseluruhan
populasi yang dinamakan sampel. Sampel adalah sebahagian dari populasi yang merupakan penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi. Sampel harus
mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama Hadi, 2000. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
mempertimbangkan berbagai hal, baik yang bersifat teoritis maupun praktis, yang bersifat teoritis dimaksudkan untuk memperoleh derajat kecermatan statistik yang
maksimal. Sedangkan pertimbangan yang bersifat praktis didasarkan pada keterbatasan peneliti, antara lain keterbatasan kesempatan yang diberikan izin
dari pihak sekolah, waktu dan dana. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA yang beresiko putus sekolah
yang berdomisili di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data laporan bulanan kepala
Universitas Sumatera Utara
lingkungan mutas mutandis kependudukan, dari 15 lingkungan yang ada di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan selama bulan Mei tahun 2011,
penduduk yang berusia 15-19 tahun berjumlah kurang lebih 1.500 orang, sedangkan penduduk yang bersekolah SMA pada usia tersebut hannya sekitar 500
orang saja. Selain itu dari 20 ribu nelayan Medan, didapati tiga ribu anak nelayan yang putus sekolah Nusajaya, 2011. Dari jumlah itu umumnya mereka hanya
mengecap pendidikan di bangku sekolah menengah pertama SMP.
3. Metode Pengambilan Sampel
Menurut Hadi 2000, teknik sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel. Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling, yaitu sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu, yaitu sampel yang memiliki karakteristik tertentu yang hanya terdapat
didaerah Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan. Seseorang diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang tersebut memiliki
informasi yang diperlukan untuk penelitian. Dengan demikian, sampel tersebut mungkin representatif untuk populasi yang sedang diteliti.
4. Jumlah Sampel Penelitian
Besarnya anggota sampel yang dipilih selain berdasarkan pertimbangan ketepatan dan efisiensi biaya, tenaga, waktu dan kemampuan, juga berdasarkan
atas kemungkinan penolakan dari subjek yang setuju dengan karakteristik. Menurut Azwar 2005 secara tradisional, statistika menganggap bahwa jumlah
sampel yang lebih dari 60 orang sudah cukup banyak, dengan demikian besarnya sampel dalam penelitian ini minimal 60 orang. Dengan memperhatikan
Universitas Sumatera Utara
kemampuan peneliti dan atas pertimbangan di atas maka peneliti memutuskan untuk menggunakan 150 siswa SMA sebagai sampel penelitian.
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang dijadikan alat ukur dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala. Metode skala digunakan karena data yang
ingin diukur berupa konstruk atau konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam
bentuk aitem-aitem pernyataan Azwar, 2004. Azwar 2004 mengemukakan kebaikan-kebaikan skala dan alasan-alasan
penggunaanya, yaitu: 1.
Pernyataan disusun untuk memancing jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan subjek sendiri yang tidak disadari
2. Skala digunakan untuk mengungkap suatu atribut tunggal
3. Subjek tidak menyadari arah jawaban yang sesungguhnya diungkap
dari pertanyaan skala.
1. Skala Resiliensi
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Resiliensi Reivich Shatte 2002, yang menjelaskan bahwa resiliensi dapat diukur melalui ketujuh
aspeknya yang secara konkret dapat dilihat dalam diri individu, yang bertujuan untuk mengukur resiliensi seseorang. Skala resiliensi ini diukur melalui skala
resiliensi yang diadopsi berdasarkan tujuh aspek resiliensi yang dibuat oleh Reivich Shatte 2002 yang dimuat dalam bukunya “The Resilience Factor”
Universitas Sumatera Utara
yaitu: Emotion Regulation, Impulse Control, Optimisme, Causal Analysis, Empati, Self-efficacy, Reach Out. Berikut dalam tabel 1 akan dirangkum blue print skala
resiliensi sebelum di uji coba. Tabel 1
Blue Print Skala Resiliensi Sebelum Diuji Coba
No Aspek
Aitem Total
Bobot Positif
Negatif 1.
Emotion Regulation 4
4 8
14,3 2.
Impulse Control 4
4 8
14,3 3.
Optimisme 4
4 8
14,3 4.
Causal Analysis 4
4 8
14,3 5.
Empati 4
4 8
14,3 6.
Self-efficacy 4
4 8
14,3 7.
Reach Out 4
4 8
14,3 Total
56 100
Skala tersebut menggunakan model skala Likert, dengan menyediakan lima alternatif respon, yaitu:
1 = Sangat Tidak Menggambarkan Diri Saya 2 = Kadang-kadang Menggambarkan Diri Saya
3 = Cukup Menggambarkan Diri Saya 4 = Mendekati Gambaran Diri Saya
5 = Paling Menggambarkan Diri Saya
Skala disajikan dalam bentuk pernyataan yang favorable mendukung dan unfavorable tidak mendukung terhadap objek sikap Azwar, 2001. Pemberian
skor aitem favorable bergerak dari 5 sampai 1 untuk 5 Paling Menggambarkan Diri Saya, 4 Mendekati Gambaran Diri Saya, 3 Cukup Menggambarkan Diri
Universitas Sumatera Utara
Saya, 2 Kadang-kadang Menggambarkan Diri Saya, 1 Sangat Tidak Menggambarkan Diri Saya. Pemberian skor unfavorable bergerak dari 1 sampai 5
untuk 1 Sangat Tidak Menggambarkan Diri Saya, 2 Kadang-kadang Menggambarkan Diri Saya, 3 Cukup Menggambarkan Diri Saya, 4 Mendekati
Gambaran Diri Saya, 5 Paling Menggambarkan Diri Saya. Semakin tinggi skor yang diperoleh seseorang dalam skala resiliensi yang
diberikan, artinya semakin tinggi resiliensi yang dimiliki seseorang, yang menunjukkan semakin tinggi kemampuan seseorang untuk dapat mengatasi dan
melewati dengan baik situasi yang sulit. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh seseorang dalam skala resiliensi yang diberikan, artinya semakin tidak
resilient seseorang terhadap situasi sulit, yang menunjukkan semakin rendah kemampuan seseorang untuk dapat mengatasi dan melewati situasi yang sulit
dengan baik.
E. VALIDITAS, ANALISIS FAKTOR, DAN RELIABILITAS ALAT
UKUR 1. Uji Validitas Alat Ukur
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala resiliensi Reivich Shatte 2002, skala ini sudah banyak digunakan oleh para peneliti dalam hal
resiliensi. Tetapi karena keterbatasan informasi yang didapat mengenai sejarah skala, validitas dan reliabilitas, maka oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti
mengukur sendiri validitas dan reliabilitasnya. Validitas alat ukur adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
alat ukur dalam melakukan fungsinya. Suatu tes atau instrumen pengukuran dapat
Universitas Sumatera Utara
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan
pengukuran Azwar, 2004. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi content validity. Validitas ini menunjukkan sejauh mana aitem-aitem
dalam skala telah komprehensif mencakup semua aspek dalam penelitian dan tingkat relevansinya.
Validitas isi dalam penelitian ini diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan melalui beberapa tahap. Pertama, skala resiliensi diadopsi peneliti
dengan bantuan dari pakar bahasa di pusat linguistik Universitas Sumatera Utara. Kedua, menggunakan analisis rasional {kesesuaian dengan blue print yang
dikemukakan oleh Reivich Shatte 2002}. Ketiga, setelah sesuai dengan blue print, skala diperkuat kembali melalui professional judgement dalam hal ini
dilakukan oleh Dosen pembimbing. Keempat, setelah skala siap, lalu skala diujicobakan kepada 10 orang mahasiswai Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara, untuk mengkomentari item yang sulit dipahami atau sulit dimengerti. Kelima, diperkuat kembali lewat professional judgement dalam hal
ini dilakukan oleh Dosen pembimbing dan satu orang dosen Psikologi Universitas Sumatera Utara.
Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah sejauh mana aitem-aitem tes mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi
objek yang hendak diukur aspek representasi dan sejauhmana aitem-aitem tes mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur aspek relevansi.
Universitas Sumatera Utara
Selain menggunakan professional judgment, dalam penelitian ini validitas isi diuji dengan menggunakan analisis faktor untuk menganalisis tujuh aspek
resiliensi Reivich Shatte 2002. Peneliti mengukur tujuh aspek resiliensi secara satu-satu atau diukur per aspek. Tujuan dari analisis faktor adalah untuk
menggambarkan hubungan-hubungan kovarian antara beberapa variabel yang mendasari tetapi tidak teramati, kuantitas random yang disebut faktor Johnson
Wichern, 2002. Dalam studi perilaku dan sosial, peneliti membutuhkan pengembangan
pengukuran untuk bermacam-macam variabel yang tidak dapat diukur secara langsung, seperti tingkah laku, pendapat, intelegensi, personality dan lain-lain.
Analisis faktor adalah metode yang dapat digunakan untuk pengukuran seperti itu Subash Sharma, 1996. Analisis faktor digunakan untuk penelitian awal di mana
faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel belum diidentifikasikan secara baik explanatory research. Selain itu, analisis faktor juga dapat digunakan untuk
menguji validitas suatu rangkaian kuesioner Johnson Wichern, 2002.
Data yang digunakan untuk mempelajari analisis faktor ini adalah skor resiliensi yang diperoleh dari skala resiliensi Reivich Shatte 2002. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini ada tujuh aspek resiliensi yaitu Emotion Regulation, Impulse Control, Optimisme, Causal Analysis, Empati, Self-efficacy,
Reach Out. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang terdapat pada skala resiliensi
Reivich Shatte 2002 akan dianalisis dengan menggunakan metode eksploratori analisis faktor, untuk mendapatkan berapa jumlah faktor yang
Universitas Sumatera Utara
terbentuk dan pengelompokan variabel-variabel pada faktor yang tepat. Pengelompokan pada faktor yang tepat akan mempermudah analisis selanjutnya.
Proses untuk analisis faktor ini menggunakan bantuan software SPSS Versi 17.0. Kecukupan data atau samplel dapat diidentifikasi melalui nilai Measure of
Sampling Adequacy MSA dan Kaiser-Meyer-Olkin KMO. Nilai kedua ukuran tersebut didapatkan dengan bantuan software SPSS Versi 17.0. Mengacu pada
landasan teori bahwa sekelompok data dikatakan memenuhi asumsi kecukupan data adalah jika nilai MSA dan KMO lebih besar daripada 0.5 Hair, 2006.
Tabel 2 Nilai KMO MSA and Bartletts Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.708 Bartletts Test of
Sphericity Approx. Chi-Square
1460.637 Df
630 Sig.
.000
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa asumsi kecukupan data telah terpenuhi yaitu dengan melihat nilai MSA dan KMO sebesar 0.708 pada
output SPSS. Uji kecukupan data atau sampel telah terpenuhi, berarti salah satu asumsi untuk melanjutkan ke analisis faktor telah terpenuhi.
2. Uji Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas mengacu pada konsistensi, keajegan, dan kepercayaan alat ukur. Secara empirik tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan melalui koefisien
reliabilitas Azwar, 2005. Pada prinsipnya, suatu alat ukur dikatakan reliabel
Universitas Sumatera Utara
apabila alat tersebut mampu menunjukkan sejauhmana pengukurannya memberi hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang
sama. Relatif sama berarti tetap ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Bila perbedaan itu sangat besar dari
waktu ke waktu maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan tidak reliabel.
Uji reliabilitas skala penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal, dimana tes dikenakan sekali saja pada sekelompok subyek. Reliabilitas
dinyatakan oleh koefisien realibilitas r
xx
yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1. Koefisien reliabilitas yang semakin mendekati angka satu
menandakan semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas yang dimiliki Azwar,
2007. Teknik estimasi reliabilitas yang digunakan adalah teknik koefisien alpha Cronbach dengan menggunakan program SPSS Versi 17.00 for Windows, dan
diperoleh nilai sebesar 0,712.
F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR
Sebelum menjadi alat ukur yang sebenarnya, skala resiliensi diuji cobakan terlebih dahulu kepada sejumlah responden yang sesuai dengan karakteristik
sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengetahui apakah kalimat dalam aitem mudah dan dapat
dipahami oleh responden sebagaimana diinginkan oleh peneliti Azwar, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan uji coba alat ukur berlangsung pada tanggal 5 Juni 2012 dan
diujicobakan pada 170 siswa-siswi yang terdiri dari SMAN 20, SMAN 11, SMA Swasta PRAYATNA dan SMK Swasta MANDIRI Medan. Dari 170 skala yang
disebarkan, terdapat 150 skala yang layak untuk dianalisis. Peneliti memilih SMAN 20, SMAN 11, SMA Swasta PRAYATNA dan SMK MANDIRI Medan
sebagai tempat untuk mengujicobakan skala resiliensi karena memiliki kemiripan dengan subjek penelitian, yaitu memiliki kondisi atau lingkungan yang kurang
mendukung, berupa kemiskinan, kondisi sekolah yang serba kekurangan, maupun kondisi keluarga yang kurang baik. Dalam skala resiliensi yang disebarkan,
terdapat 56 aitem. Tabel 3 menunjukkan distribusi aitem skala resiliensi sebelum uji coba.
Tabel 3 Distribusi Item Skala Resiliensi Sebelum Uji Coba
No Aspek
Aitem Total
Positif Negatif
1. Emotion Regulation
13,25,26,56 2,7,23,31
8 2.
Impulse Control 4,15,42,47
11,36,38,55 8
3. Optimisme
18,27,32,53 3,33,39,43
8 4.
Causal Analysis 12,19,21,48
1,41,44,52 8
5. Empati
10,34,37,46 24,30,50,54
8 6.
Self-efficacy 5,28,29,49
9,17,20,22 8
7. Reach Out
6,8,14,40 16,35,45,51
8 Total
56
Dalam penelitian ini menggunakan Analisis Faktor, yang menekankan adanya Comunnality yaitu jumlah varian yang disumbangkan oleh suatu variabel
Universitas Sumatera Utara
pada variabel lainnya. Kecukupan data atau sampel dapat diidentifikasi melalui nilai Comunnality. Nilai tersebut didapatkan dengan bantuan software SPSS Versi
17.0. Mengacu pada landasan teori bahwa sekelompok data dikatakan memenuhi asumsi kecukupan data adalah jika nilai Comunnality lebih besar daripada 0.5
Hair, 2006. Hasil uji coba alat ukur penelitian diolah melalui perhitungan analisis faktor, berdasarkan tiap aspek dari variabel Resiliensi. Hasil yang didapat
harus memiliki nilai Comunnality lebih besar daripada 0.5.
Pada aspek Emotion Regulation, setelah dilakukan 4 kali perhitungan,
hanya item no 13 dan 25 saja yang diatas 0,5. Pada Impulse Control, setelah dilakukan 2 kali perhitungan, hanya item 4, 15, 42, 47, 11, 36, dan 38 yang lolos
dengan nilai diatas 0,5. Pada Optimisme, setelah dilakukan 2 kali perhitungan, hanya item 18, 27, 32, 53, 3, 33, dan 43 yang lolos dengan nilai diatas 0,5. Pada
Causal Analysis, setelah dilakukan 3 kali perhitungan, hanya item 12, 19 dan 21 yang lolos dengan nilai diatas 0,5. Pada Empati, setelah dilakukan 2 kali
perhitungan, hanya item 10, 24, 30, 34, 50 dan 54 yang lolos dengan nilai diatas 0,5. Pada Self-efficacy, setelah dilakukan 2 kali perhitungan, hanya item 9, 17, 20,
22, 28, 29 dan 49 yang lolos dengan nilai diatas 0,5. Pada Reach Out, setelah dilakukan 2 kali perhitungan, hanya item 6, 35, 40 dan 45 yang lolos dengan nilai
diatas 0,5. Terdapat 36 buah aitem yang dapat digunakan dalam penelitian dengan
reliabilitas alat ukur sebesar 0,712 dan nilai MSA dan KMO sebesar 0.708. Distribusi aitem skala resiliensi beserta aitem-aitem yang gugur dapat dilihat pada
tabel 4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4 Distribusi Item skala resiliensi Setelah Diuji Coba
No Aspek
Aitem Total
Positif Negatif
1. Emotion Regulation
13,25,26,56 2,7,23,31
2 2.
Impulse Control 4,15,42,47
11,36,38,55 7
3. Optimisme
18,27,32,53 3,33,39,43
7 4.
Causal Analysis 12,19,21,48
1,41,44,52
3 5.
Empati 10,34,37,46
24,30,50,54 6
6. Self-efficacy
5 ,28,29,49
9,17,20,22 7
7. Reach Out
6,8,14,40 16,
35,45,51 4
Total 36
Keterangan tabel 4: Nomor yang ditebalkan berarti memiliki nilai Comunnality dibawah 0.5 dan merupakan aitem yang gugur.
Peneliti melakukan penomoran aitem yang baru setelah memperoleh reliabilitas yang memenuhi standar ukur. Distribusi aitem pada skala penelitian
dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5 Distribusi Item Skala Resiliensi Setelah Uji Coba
No Aspek
Aitem Total
Bobot Positif
Negatif 1.
Emotion Regulation 8,17
2 5,55
2. Impulse Control
2,9,29,32 6,26,27
7 19,44
3. Optimisme
11,18,22,35 1,23,30
7 19,44
4. Causal Analysis
7,12,14 3
8,33 5.
Empati 5,24
16,21,34,36 6
16,66 6.
Self-efficacy 19,20,33
4,10,13,15 7
19,44 7.
Reach Out 3,28
25,31 4
11,11 Total
36 100
Universitas Sumatera Utara
G. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN