IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN HASIL UJI COBA ALAT UKUR

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Identifikasi variabel penelitian merupakan langkah penetapan variabel- variabel utama yang menjadi fokus dalam penelitian serta penentuan fungsinya masing-masing Azwar, 2001. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah resiliensi pada siswa SMA.

B. DEFINISI OPERASIONAL

1. Resiliensi

Resiliensi adalah kemampuan seorang siswa untuk mampu bertahan dan tidak mengalah dalam situasi tertekanan, sehingga terhindar dari kegagalan di sekolah serta mampu untuk beradaptasi terhadap kejadian yang berat atau masalah yang terjadi dalam kehidupan dan kemudian bangkit dari keadaan tersebut dan menjadi lebih baik. Dalam penelitian ini resiliensi diukur berdasarkan tujuh aspek yaitu: 1. Emotion Regulation Kemampuan untuk tetap tenang ketika berada di bawah tekanan. Individu yang resilient menggunakan kemampuan pengaturan emosi agar bisa mengontrol emosi, perhatian dan perilaku mereka. 2. Impulse Control Kemampuan untuk mengendalikan mengendalikan dorongan-dorongan primitif yang ada dalam diri individu dan lebih mengutamakan pikiran- pikiran yang rasional. Universitas Sumatera Utara 3. Optimisme Keyakinan bahwa setiap masalah bisa diatasi dan mempercayai bahwa segala sesuatu bisa berubah menjadi lebih baik. Mereka memiliki harapan untuk masa depan dan percaya bahwa mereka bisa mengatur kehidupan mereka. 4. Causal Analysis Kemampuan untuk mengenali penyebab dari masalah yang dialami. Orang-orang yang resilient tidak akan menyalahkan orang lain atas kesalahan yang ia perbuat. 5. Empati Kemampuan untuk membaca keadaan emosi dan psikologis seseorang. Beberapa inidividu mampu membaca melalui isyarat non verbal seperti ekspresi wajah, intonasi suara, bahasa tubuh untuk membaca pikiran dan perasaan orang lain. 6. Self-efficacy Kemampuan yang menunjukkan bahwa seseorang bisa memecahkan masalah yang dialami demi mencapai kesuksesan. 7. Reach Out Kemampuan untuk bertemu dengan orang-orang baru, mencoba hal-hal baru, berani melakukan kegiatan yang membutuhkan keberanian dan kekuatan dari dalam diri sendiri. Resiliensi pada penelitian ini akan diungkap melalui skala resiliensi yang dikemukakan oleh Reivich Shatte 2002 dan telah diadopsi peneliti dengan Universitas Sumatera Utara bantuan dari pakar bahasa di pusat linguistik Universitas Sumatera Utara dan direvisi oleh dua dosen Psikologi Universitas Sumatera Utara. Skala tersebut berisi 56 lima puluh enam pernyataan dari skala resiliensi. Semakin tinggi skor yang diperoleh seseorang dalam skala resiliensi yang diberikan, artinya semakin tinggi resiliensi yang dimiliki seseorang, yang menunjukkan semakin tinggi kemampuan seseorang untuk dapat mengatasi dan melewati dengan baik situasi yang sulit. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh seseorang dalam skala resiliensi yang diberikan, artinya semakin tidak resilient seseorang terhadap situasi sulit, yang menunjukkan semakin rendah kemampuan seseorang untuk dapat mengatasi dan melewati situasi yang sulit dengan baik.

2. Siswa yang beresiko putus sekolah

Siswa yang beresiko putus sekolah adalah siswa yang kemungkinanya terpaksa meninggalkan sekolah sebelum tamat dan tidak dapat melanjutkan sekolah karena disebabkan oleh berbagai faktor dan kondisi yang tidak pasti.

3. Masyarakat pesisir

Masyarakat pesisir adalah suatu komunitas yang mempunyai karakteristik yaitu sebagian besar merupakan nelayan tradisional dengan penghasilan pas- pasan, tergolong keluarga miskin dan sebagian besar penduduknya memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Universitas Sumatera Utara

C. POPULASI DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi penelitian merupakan individu yang menjadi sumber data penelitian. Menurut Azwar, 2005 populasi merupakan sekelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Sekelompok subjek yang akan dikenai generalisasi tersebut terdiri dari sejumlah individu yang setidaknya mempunyai satu ciri atau karakteristik yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA yang beresiko putus sekolah di masyarakat pesisir.

2. Sampel

Menyadari luasnya keseluruhan populasi dan keterbatasan yang dimiliki peneliti, maka subjek penelitian yang dipilih adalah sebagian dari keseluruhan populasi yang dinamakan sampel. Sampel adalah sebahagian dari populasi yang merupakan penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi. Sampel harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama Hadi, 2000. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai hal, baik yang bersifat teoritis maupun praktis, yang bersifat teoritis dimaksudkan untuk memperoleh derajat kecermatan statistik yang maksimal. Sedangkan pertimbangan yang bersifat praktis didasarkan pada keterbatasan peneliti, antara lain keterbatasan kesempatan yang diberikan izin dari pihak sekolah, waktu dan dana. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA yang beresiko putus sekolah yang berdomisili di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data laporan bulanan kepala Universitas Sumatera Utara lingkungan mutas mutandis kependudukan, dari 15 lingkungan yang ada di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan selama bulan Mei tahun 2011, penduduk yang berusia 15-19 tahun berjumlah kurang lebih 1.500 orang, sedangkan penduduk yang bersekolah SMA pada usia tersebut hannya sekitar 500 orang saja. Selain itu dari 20 ribu nelayan Medan, didapati tiga ribu anak nelayan yang putus sekolah Nusajaya, 2011. Dari jumlah itu umumnya mereka hanya mengecap pendidikan di bangku sekolah menengah pertama SMP.

3. Metode Pengambilan Sampel

Menurut Hadi 2000, teknik sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel. Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu, yaitu sampel yang memiliki karakteristik tertentu yang hanya terdapat didaerah Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan. Seseorang diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang tersebut memiliki informasi yang diperlukan untuk penelitian. Dengan demikian, sampel tersebut mungkin representatif untuk populasi yang sedang diteliti.

4. Jumlah Sampel Penelitian

Besarnya anggota sampel yang dipilih selain berdasarkan pertimbangan ketepatan dan efisiensi biaya, tenaga, waktu dan kemampuan, juga berdasarkan atas kemungkinan penolakan dari subjek yang setuju dengan karakteristik. Menurut Azwar 2005 secara tradisional, statistika menganggap bahwa jumlah sampel yang lebih dari 60 orang sudah cukup banyak, dengan demikian besarnya sampel dalam penelitian ini minimal 60 orang. Dengan memperhatikan Universitas Sumatera Utara kemampuan peneliti dan atas pertimbangan di atas maka peneliti memutuskan untuk menggunakan 150 siswa SMA sebagai sampel penelitian.

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang dijadikan alat ukur dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala. Metode skala digunakan karena data yang ingin diukur berupa konstruk atau konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan Azwar, 2004. Azwar 2004 mengemukakan kebaikan-kebaikan skala dan alasan-alasan penggunaanya, yaitu: 1. Pernyataan disusun untuk memancing jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan subjek sendiri yang tidak disadari 2. Skala digunakan untuk mengungkap suatu atribut tunggal 3. Subjek tidak menyadari arah jawaban yang sesungguhnya diungkap dari pertanyaan skala.

1. Skala Resiliensi

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Resiliensi Reivich Shatte 2002, yang menjelaskan bahwa resiliensi dapat diukur melalui ketujuh aspeknya yang secara konkret dapat dilihat dalam diri individu, yang bertujuan untuk mengukur resiliensi seseorang. Skala resiliensi ini diukur melalui skala resiliensi yang diadopsi berdasarkan tujuh aspek resiliensi yang dibuat oleh Reivich Shatte 2002 yang dimuat dalam bukunya “The Resilience Factor” Universitas Sumatera Utara yaitu: Emotion Regulation, Impulse Control, Optimisme, Causal Analysis, Empati, Self-efficacy, Reach Out. Berikut dalam tabel 1 akan dirangkum blue print skala resiliensi sebelum di uji coba. Tabel 1 Blue Print Skala Resiliensi Sebelum Diuji Coba No Aspek Aitem Total Bobot Positif Negatif 1. Emotion Regulation 4 4 8 14,3 2. Impulse Control 4 4 8 14,3 3. Optimisme 4 4 8 14,3 4. Causal Analysis 4 4 8 14,3 5. Empati 4 4 8 14,3 6. Self-efficacy 4 4 8 14,3 7. Reach Out 4 4 8 14,3 Total 56 100 Skala tersebut menggunakan model skala Likert, dengan menyediakan lima alternatif respon, yaitu: 1 = Sangat Tidak Menggambarkan Diri Saya 2 = Kadang-kadang Menggambarkan Diri Saya 3 = Cukup Menggambarkan Diri Saya 4 = Mendekati Gambaran Diri Saya 5 = Paling Menggambarkan Diri Saya Skala disajikan dalam bentuk pernyataan yang favorable mendukung dan unfavorable tidak mendukung terhadap objek sikap Azwar, 2001. Pemberian skor aitem favorable bergerak dari 5 sampai 1 untuk 5 Paling Menggambarkan Diri Saya, 4 Mendekati Gambaran Diri Saya, 3 Cukup Menggambarkan Diri Universitas Sumatera Utara Saya, 2 Kadang-kadang Menggambarkan Diri Saya, 1 Sangat Tidak Menggambarkan Diri Saya. Pemberian skor unfavorable bergerak dari 1 sampai 5 untuk 1 Sangat Tidak Menggambarkan Diri Saya, 2 Kadang-kadang Menggambarkan Diri Saya, 3 Cukup Menggambarkan Diri Saya, 4 Mendekati Gambaran Diri Saya, 5 Paling Menggambarkan Diri Saya. Semakin tinggi skor yang diperoleh seseorang dalam skala resiliensi yang diberikan, artinya semakin tinggi resiliensi yang dimiliki seseorang, yang menunjukkan semakin tinggi kemampuan seseorang untuk dapat mengatasi dan melewati dengan baik situasi yang sulit. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh seseorang dalam skala resiliensi yang diberikan, artinya semakin tidak resilient seseorang terhadap situasi sulit, yang menunjukkan semakin rendah kemampuan seseorang untuk dapat mengatasi dan melewati situasi yang sulit dengan baik.

E. VALIDITAS, ANALISIS FAKTOR, DAN RELIABILITAS ALAT

UKUR 1. Uji Validitas Alat Ukur Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala resiliensi Reivich Shatte 2002, skala ini sudah banyak digunakan oleh para peneliti dalam hal resiliensi. Tetapi karena keterbatasan informasi yang didapat mengenai sejarah skala, validitas dan reliabilitas, maka oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti mengukur sendiri validitas dan reliabilitasnya. Validitas alat ukur adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Suatu tes atau instrumen pengukuran dapat Universitas Sumatera Utara dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan pengukuran Azwar, 2004. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi content validity. Validitas ini menunjukkan sejauh mana aitem-aitem dalam skala telah komprehensif mencakup semua aspek dalam penelitian dan tingkat relevansinya. Validitas isi dalam penelitian ini diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan melalui beberapa tahap. Pertama, skala resiliensi diadopsi peneliti dengan bantuan dari pakar bahasa di pusat linguistik Universitas Sumatera Utara. Kedua, menggunakan analisis rasional {kesesuaian dengan blue print yang dikemukakan oleh Reivich Shatte 2002}. Ketiga, setelah sesuai dengan blue print, skala diperkuat kembali melalui professional judgement dalam hal ini dilakukan oleh Dosen pembimbing. Keempat, setelah skala siap, lalu skala diujicobakan kepada 10 orang mahasiswai Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, untuk mengkomentari item yang sulit dipahami atau sulit dimengerti. Kelima, diperkuat kembali lewat professional judgement dalam hal ini dilakukan oleh Dosen pembimbing dan satu orang dosen Psikologi Universitas Sumatera Utara. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah sejauh mana aitem-aitem tes mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur aspek representasi dan sejauhmana aitem-aitem tes mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur aspek relevansi. Universitas Sumatera Utara Selain menggunakan professional judgment, dalam penelitian ini validitas isi diuji dengan menggunakan analisis faktor untuk menganalisis tujuh aspek resiliensi Reivich Shatte 2002. Peneliti mengukur tujuh aspek resiliensi secara satu-satu atau diukur per aspek. Tujuan dari analisis faktor adalah untuk menggambarkan hubungan-hubungan kovarian antara beberapa variabel yang mendasari tetapi tidak teramati, kuantitas random yang disebut faktor Johnson Wichern, 2002. Dalam studi perilaku dan sosial, peneliti membutuhkan pengembangan pengukuran untuk bermacam-macam variabel yang tidak dapat diukur secara langsung, seperti tingkah laku, pendapat, intelegensi, personality dan lain-lain. Analisis faktor adalah metode yang dapat digunakan untuk pengukuran seperti itu Subash Sharma, 1996. Analisis faktor digunakan untuk penelitian awal di mana faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel belum diidentifikasikan secara baik explanatory research. Selain itu, analisis faktor juga dapat digunakan untuk menguji validitas suatu rangkaian kuesioner Johnson Wichern, 2002. Data yang digunakan untuk mempelajari analisis faktor ini adalah skor resiliensi yang diperoleh dari skala resiliensi Reivich Shatte 2002. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada tujuh aspek resiliensi yaitu Emotion Regulation, Impulse Control, Optimisme, Causal Analysis, Empati, Self-efficacy, Reach Out. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang terdapat pada skala resiliensi Reivich Shatte 2002 akan dianalisis dengan menggunakan metode eksploratori analisis faktor, untuk mendapatkan berapa jumlah faktor yang Universitas Sumatera Utara terbentuk dan pengelompokan variabel-variabel pada faktor yang tepat. Pengelompokan pada faktor yang tepat akan mempermudah analisis selanjutnya. Proses untuk analisis faktor ini menggunakan bantuan software SPSS Versi 17.0. Kecukupan data atau samplel dapat diidentifikasi melalui nilai Measure of Sampling Adequacy MSA dan Kaiser-Meyer-Olkin KMO. Nilai kedua ukuran tersebut didapatkan dengan bantuan software SPSS Versi 17.0. Mengacu pada landasan teori bahwa sekelompok data dikatakan memenuhi asumsi kecukupan data adalah jika nilai MSA dan KMO lebih besar daripada 0.5 Hair, 2006. Tabel 2 Nilai KMO MSA and Bartletts Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .708 Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square 1460.637 Df 630 Sig. .000 Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa asumsi kecukupan data telah terpenuhi yaitu dengan melihat nilai MSA dan KMO sebesar 0.708 pada output SPSS. Uji kecukupan data atau sampel telah terpenuhi, berarti salah satu asumsi untuk melanjutkan ke analisis faktor telah terpenuhi.

2. Uji Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas mengacu pada konsistensi, keajegan, dan kepercayaan alat ukur. Secara empirik tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan melalui koefisien reliabilitas Azwar, 2005. Pada prinsipnya, suatu alat ukur dikatakan reliabel Universitas Sumatera Utara apabila alat tersebut mampu menunjukkan sejauhmana pengukurannya memberi hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang sama. Relatif sama berarti tetap ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Bila perbedaan itu sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan tidak reliabel. Uji reliabilitas skala penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal, dimana tes dikenakan sekali saja pada sekelompok subyek. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien realibilitas r xx yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1. Koefisien reliabilitas yang semakin mendekati angka satu menandakan semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas yang dimiliki Azwar, 2007. Teknik estimasi reliabilitas yang digunakan adalah teknik koefisien alpha Cronbach dengan menggunakan program SPSS Versi 17.00 for Windows, dan diperoleh nilai sebesar 0,712.

F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR

Sebelum menjadi alat ukur yang sebenarnya, skala resiliensi diuji cobakan terlebih dahulu kepada sejumlah responden yang sesuai dengan karakteristik sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengetahui apakah kalimat dalam aitem mudah dan dapat dipahami oleh responden sebagaimana diinginkan oleh peneliti Azwar, 2009. Universitas Sumatera Utara Pelaksanaan uji coba alat ukur berlangsung pada tanggal 5 Juni 2012 dan diujicobakan pada 170 siswa-siswi yang terdiri dari SMAN 20, SMAN 11, SMA Swasta PRAYATNA dan SMK Swasta MANDIRI Medan. Dari 170 skala yang disebarkan, terdapat 150 skala yang layak untuk dianalisis. Peneliti memilih SMAN 20, SMAN 11, SMA Swasta PRAYATNA dan SMK MANDIRI Medan sebagai tempat untuk mengujicobakan skala resiliensi karena memiliki kemiripan dengan subjek penelitian, yaitu memiliki kondisi atau lingkungan yang kurang mendukung, berupa kemiskinan, kondisi sekolah yang serba kekurangan, maupun kondisi keluarga yang kurang baik. Dalam skala resiliensi yang disebarkan, terdapat 56 aitem. Tabel 3 menunjukkan distribusi aitem skala resiliensi sebelum uji coba. Tabel 3 Distribusi Item Skala Resiliensi Sebelum Uji Coba No Aspek Aitem Total Positif Negatif 1. Emotion Regulation 13,25,26,56 2,7,23,31 8 2. Impulse Control 4,15,42,47 11,36,38,55 8

3. Optimisme

18,27,32,53 3,33,39,43 8 4. Causal Analysis 12,19,21,48 1,41,44,52 8

5. Empati

10,34,37,46 24,30,50,54 8 6. Self-efficacy 5,28,29,49 9,17,20,22 8 7. Reach Out 6,8,14,40 16,35,45,51 8 Total 56 Dalam penelitian ini menggunakan Analisis Faktor, yang menekankan adanya Comunnality yaitu jumlah varian yang disumbangkan oleh suatu variabel Universitas Sumatera Utara pada variabel lainnya. Kecukupan data atau sampel dapat diidentifikasi melalui nilai Comunnality. Nilai tersebut didapatkan dengan bantuan software SPSS Versi 17.0. Mengacu pada landasan teori bahwa sekelompok data dikatakan memenuhi asumsi kecukupan data adalah jika nilai Comunnality lebih besar daripada 0.5 Hair, 2006. Hasil uji coba alat ukur penelitian diolah melalui perhitungan analisis faktor, berdasarkan tiap aspek dari variabel Resiliensi. Hasil yang didapat harus memiliki nilai Comunnality lebih besar daripada 0.5. Pada aspek Emotion Regulation, setelah dilakukan 4 kali perhitungan, hanya item no 13 dan 25 saja yang diatas 0,5. Pada Impulse Control, setelah dilakukan 2 kali perhitungan, hanya item 4, 15, 42, 47, 11, 36, dan 38 yang lolos dengan nilai diatas 0,5. Pada Optimisme, setelah dilakukan 2 kali perhitungan, hanya item 18, 27, 32, 53, 3, 33, dan 43 yang lolos dengan nilai diatas 0,5. Pada Causal Analysis, setelah dilakukan 3 kali perhitungan, hanya item 12, 19 dan 21 yang lolos dengan nilai diatas 0,5. Pada Empati, setelah dilakukan 2 kali perhitungan, hanya item 10, 24, 30, 34, 50 dan 54 yang lolos dengan nilai diatas 0,5. Pada Self-efficacy, setelah dilakukan 2 kali perhitungan, hanya item 9, 17, 20, 22, 28, 29 dan 49 yang lolos dengan nilai diatas 0,5. Pada Reach Out, setelah dilakukan 2 kali perhitungan, hanya item 6, 35, 40 dan 45 yang lolos dengan nilai diatas 0,5. Terdapat 36 buah aitem yang dapat digunakan dalam penelitian dengan reliabilitas alat ukur sebesar 0,712 dan nilai MSA dan KMO sebesar 0.708. Distribusi aitem skala resiliensi beserta aitem-aitem yang gugur dapat dilihat pada tabel 4. Universitas Sumatera Utara Tabel 4 Distribusi Item skala resiliensi Setelah Diuji Coba No Aspek Aitem Total Positif Negatif 1. Emotion Regulation 13,25,26,56 2,7,23,31 2 2. Impulse Control 4,15,42,47 11,36,38,55 7

3. Optimisme

18,27,32,53 3,33,39,43 7 4. Causal Analysis 12,19,21,48 1,41,44,52 3 5. Empati 10,34,37,46 24,30,50,54 6 6. Self-efficacy 5 ,28,29,49 9,17,20,22 7 7. Reach Out 6,8,14,40 16, 35,45,51 4 Total 36 Keterangan tabel 4: Nomor yang ditebalkan berarti memiliki nilai Comunnality dibawah 0.5 dan merupakan aitem yang gugur. Peneliti melakukan penomoran aitem yang baru setelah memperoleh reliabilitas yang memenuhi standar ukur. Distribusi aitem pada skala penelitian dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 Distribusi Item Skala Resiliensi Setelah Uji Coba No Aspek Aitem Total Bobot Positif Negatif 1. Emotion Regulation 8,17 2 5,55 2. Impulse Control 2,9,29,32 6,26,27 7 19,44

3. Optimisme

11,18,22,35 1,23,30 7 19,44 4. Causal Analysis 7,12,14 3 8,33 5. Empati 5,24 16,21,34,36 6 16,66 6. Self-efficacy 19,20,33 4,10,13,15 7 19,44 7. Reach Out 3,28 25,31 4 11,11 Total 36 100 Universitas Sumatera Utara

G. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN