Apabila orangtua kurang memperhatikan tentang kehidupan anak dalam masyarakat, maka segala tindakan, sikap serta perbuatan masyarakat yang tidak
baik dengan mudah akan diterima oleh anak begitu saja. Hal ini disebabkan karena bentuk-bentuk pergaulan dan perbuatan dari suatu masyarakat dapat
menyebabkan terjadinya hambatan dan tanggapan terhadap pendidikan anak dan perkataan dari suatu masyarakat dapat menyebabkan terjadinya hambatan dan
tantangan terhadap pendidikan anak, dengan demikian cepat atau lambatnya hal tersebut dapat mengakibatkan seorang anak putus sekolah.
Berdasarkan keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa terjadinya putus sekolah disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain keadaan ekonomi
orang tua yang tidak stabil juga sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana adalah salah satu penunjang bagi anak untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang
lebih tinggi. Kemudian masyarakat merupakan lingkungan yang ketiga bagi anak yang juga salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan
mereka. Karena dalam lingkungan masyarakat inilah anak menerima bermacam- macam pengalaman baik yang sifatnya positif maupun yang sifatnya negatif.
C. MASYARAKAT PESISIR
1. Definisi Masyarakat Pesisir
Pengertian masyarakat pesisir tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat. Oleh karena itu terlebih dahulu memahami tentang definisi masyarakat.
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah hidup lama dan bekerja sama, sehingga mereka dapat mengatur diri dan menganggap diri mereka sebagai
Universitas Sumatera Utara
kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu yang diharuskan dengan jelas. Pada hakikatnya pengertian masyarakat mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:
a Adanya sejumlah manusia yang hidup bersama. b Bercampur atau bersama- sama untuk waktu yang cukup lama. c Menyadari bahwa mereka merupakan satu
kesatuan. d Menyadari bahwa mereka bersama-sama diikat oleh perasaan anggota yang satu dengan yang lainnya. e Menghasilkan suatu kebudayaan
tertentu Audiyahira, 2011. Masyarakat pesisir didefinisikan sebagai kelompok orang atau suatu
komunitas yang tinggal di daerah pesisir dan sumber kehidupan perekonomiannya bergantung secara langsung pada pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir.
Mereka terdiri dari nelayan pemilik, buruh nelayan, pembudidaya ikan, pedagang ikan, pengolah ikan. Dalam bidang non-perikanan, masyarakat pesisir bisa terdiri
dari penjual jasa transportasi dan lain-lain Nikijuluw dalam Dietriech, 2001. Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang memiliki tempramental dan
karakter watak yang keras dan tidak mudah di atur. Realitas pendidikan di masyarakat pesisir mengalami proses kemunduran, anak-anak menjadi putus
sekolah dan lebih memilih bekerja sebagai nelayan untuk mencari nafkah Audiyahira, 2011.
2. Karakteristik Masyarakat Pesisir
Masyarakat di pesisir pantai secara umum mempunyai karakteristik yaitu sebagian besar merupakan nelayan tradisional dengan penghasilan pas-pasan,
tergolong keluarga miskin yang disebabkan oleh faktor alamiah; yaitu semata-
Universitas Sumatera Utara
mata bergantung pada hasil tangkapan yang bersifat musiman. Faktor non alamiah berupa keterbatasan teknologi alat penangkap ikan sehingga berpengaruh terhadap
pendapatan keluarga. Rendahya pendapatan keluarga berdampak terhadap ketersediaan pangan keluarga, ketersediaan rumah yang layak, dan pendidikan
yang rendah untuk anak-anaknya Kusnadi 2003. Selain itu karakteristik masyarakat pesisir dapat dilihat dari beberapa
aspek diantaranya aspek pengetahuan, kepercayaan teologis, dan posisi nelayan sosial. Dilihat dari aspek pengetahuan, masyarakat pesisir mendapat pengetahuan
dari warisan nenek moyangnya misalnya mereka untuk melihat kalender dan penunjuk arah maka mereka menggunakan rasi bintang. Sementara, dilihat dari
aspek kepercayaan, masyarakat pesisir masih menganggap bahwa laut memilki kekuatan magic sehingga mereka masih sering melakukan adat pesta laut atau
sedekah laut. Namun, dewasa ini sudah ada dari sebagian penduduk yang tidak percaya terhadap adat-adat seperti pesta laut tersebut. Mereka hanya melakukan
ritual tersebut hanya untuk formalitas semata. Begitu juga dengan posisi sosial nelayan, pada umumnya nelayan tergolong kasta rendah Nikijuluw dalam
Dietriech, 2001. Karateristik sosial ekonomi masyarakat pesisir dapat dilihat dari faktor
mata pencaharian dan lingkungan pemukiman. Mata pencaharian sebagian besar penduduk di wilayah pesisir adalah di sektor pemanfaatan sumberdaya kelautan,
seperti nelayan, petani ikan budidaya tambak dan laut, penambangan pasir, kayu mangrove dll. Sebagian besar penduduk wilayah pesisir memiliki tingkat
Universitas Sumatera Utara
pendidikan yang rendah. Lingkungan pemukiman masyarakat pesisir, khususnya nelayan masih belum tertata dengan baik dan terkesan kumuh Fakhrudin, 2008.
Apabila berbicara tentang karateristik budaya masyarakat pesisir disini akan menyangkut gaya hidup. Gaya hidup masyarakat pesisir ingin mengikuti
gaya hidup masyarakat di perkotaan namun tidak sepenuhnya dapat terikuti. Hal ini lebih jelas terlihat dari kalangan generasi mudanya. Selain itu ada istilah “biar
rumah condong asal gulai balomak”. Pepatah ini memberi makna bahwa meskipun kondisi rumahmu tumbang asalkan tetap makan enak. Ini merupakan
sebuah gambaran penilaian yang sering diberikan oleh pihak luar kepada masyarakat pesisir. Gambaran lain tentang masyarakat pesisir adalah masyarakat
pesisir kecenderungan untuk hidup boros. Penghasilan hari ini dihabiskan hari ini juga, sehingga akhirnya nelayan tetap berada dalam keadaan yang tidak baik
karena tidak pasti penghasilan yang mereka peroleh dan apakah hari ini atau esok mereka akan memperoleh penghasilan atau tidak terkadang tidak begitu
dipikirkan Nikijuluw dalam Dietriech, 2001. Masyarakat pesisir merupakan suatu komunitas yang hidup di wilayah
pesisir dan menggantungkan hidupnya dengan sumberdaya pesisir. Masyarakat pesisir termasuk masyarakat yang masih terbelakang dan berada dalam posisi
marginal, masyarakat pesisir tidak mempunyai banyak cara dalam mengatasi masalah yang hadir. Masalah kompleks yang dihadapi masyarakat pesisir adalah
kemiskinan, keterbatasan pengetahuan untuk pengelolaan sumberdaya dan teknologi.
Universitas Sumatera Utara
3. Pendidikan Masyarakat Pesisir