3. Pendidikan Masyarakat Pesisir
Pendidikan seharusnya menjadi perhatian penting didalam masyarakat yang diprioritaskan pada masyarakat pesisir, hal ini terbukti dengan tingkat pendidikan
yang rendah pada masyarakat pesisir, rata-rata tingkat pendidikan masyarakat pesisir berhenti sampai batas SMP atau SMA saja. Hal ini dipengaruhi dengan
beberapa faktor diantaranya yaitu, faktor ekonomi, faktor lingkungan, faktor keluarga Dahuri, 2004.
a. Faktor Ekonomi
Kurangnya informasi dan pengetahuan yang menjadikan pola ekonomi masyarakat pesisir menjadi stagnan tetap pada posisi, sehingga
perkembangan ekonomi masyarakat pesisir kurang berkembang. Hal ini disebabkan karena cara mendapatkan penghasilan yang singkat, dalam hal
ini adalah sebagai seorang nelayan untuk mendapatkan penghasilan tanpa harus membutuhkan ijazah atau legalitas dari akademika dan penghasilan
yang selalu digantungkan setiap hari, sehingga mempengaruhi pola keuangan dalam keluarga. Secara sederhananya pendapatan satu hari
dihabiskan untuk satu hari itu hal ini terjadi karena pemikiran bahwa kekayaaan laut yang terus tersedia setiap harinya, sehingga tidak terlalu
untuk memikirkan hari esok. Pola tersebut sulit untuk dikembangkan secara jangka panjang, dengan pola seperti itu kebutuhan pokok lebih
dipentingkan daripada kebutuhan pendidikan. Anggapan kurang pentingnya pendidikan dipengaruhi oleh masa depan yang sudah pasti bagi
masyarakat pesisir yaitu bekerja sebagai seorang nelayan, selain itu
Universitas Sumatera Utara
kurangnya berkembanganya ekonomi keluarga membuat anak-anak di masyarakat pesisir untuk mandiri bekerja mencari uang sendiri daripada
menempuh pendidikan.
b. Faktor Lingkungan
Lingkungan masyarakat pesisir sudah mengenalkan cara
mendapatkan uang dengan mudah bahkan semenjak anak-anak pun sudah ikut mendapatkan uang dengan mudah untuk mendapatkannya. Dunia
pendidikan yang seharusnya dialami oleh anak-anak di masyarakat pesisir berubah menjadi perilaku selayaknya orang dewasa yang berusaha untuk
menghasilkan uang sendiri. Lingkungan anak-anak lebih terbiasa untuk melakukan perilaku orang dewasa. Pola seperti ini mengarahkan anak-
anak untuk mengisi kesibukanya dengan kegiatan menghasilkan uang sendiri daripada mengisi keseharianya dengan pendidikan.
c. Faktor Keluarga
Pentingnya peran keluarga dalam melihat pendidikan sebagai hal yang penting terhadap masa depan anaknya. Dalam masyarakat pesisir
orang tua menganggap pendidikan kurang penting. Hal ini dapat dilihat ketika anak-anak yang sudah menginjak usia produktif atau 17 tahun ke
atas banyak yang disuruh untuk bekerja daripada melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Hal tersebut dipengaruhi oleh pola pikir
orangtua yang secara turun-temurun yang lebih mementingkan mencari uang. Selain itu, faktor ekonomi yang kurang membuat orangtua berpikir
dua kali untuk menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
4. Kemiskinaan Masyarakat Pesisir