4. Kemiskinaan Masyarakat Pesisir
Secara umum, kemiskinaan masyarakat pesisir disebabkan oleh tidak terpenuhinya hak hak dasar masyarakat, antara lain kebutuhan akan
pangan, kesehatan, pendidikan, perkerjaan dan infrastruktur. Selain itu kurangnya kesempatan berusaha, kurangnya akses terhadap informasi,
teknologi dan permodalan, budaya dan gaya hidup yang cenderung boros, menyebabkan posisi masyarakat miskin semakin lemah. Pada saat yang
sama, kebijakan Pemerintah selama ini kurang berpihak pada masyarakat pesisir sebagai salah satu pemangku kepentingan di wilayah pesisir
Elfindri, 2002.
5. Permasalahan di Masyarakat Pesisir
Menurut Dahuri 2001, di dalam pembangunan masyarakat pesisir, sesuai sifat, situasi dan kondisi yang ada, ditemukan berbagai permasalahan sebagai
berikut:
1. Desa pantai pada umumnya terisolasi. 2. Sarana pelayanan dasar termasuk prasarana fisik masih terbatas.
3. Kondisi lingkungan kurang terpelihara. 4. Air bersih dan sanitasi jauh dari cukup.
5. Keadaan perumahan umumnya masih jauh dari layak huni. 6. Keterampilan yang dimiliki penduduk umumnya terbatas pada masalah
penangkapan ikan sehingga kurang mendukung diversifikasi kegiatan. 7. Pendapatan penduduk rendah.
Universitas Sumatera Utara
8. Peralatan melaut yang dimiliki terbatas. 9. Permasalahan modal.
10. Waktu dan tenaga yang tersita untuk kegiatan penangkapan ikan cukup besar sehingga kurang mempunyai kesempatan untuk mencari usaha
tambahan maupun memperhatikan keluarga. 11. Kurang pengetahuan tentang pengelolaan kehidupan ikan maupun
siklus hidup biota laut. 12. Pada umumnya keadaan lingkungan alam sekitar pantai kurang
mendukung usaha pengembangan kegiatan pertanian. 13. Karena kurangnya waktu senggang, umumnya mereka kurang bergaul,
kekeluargaan lemah dan kurang perhatian pada lembaga-lembaga masyarakat di desa maupun dalam pembangunan desanya.
14. Kegiatan ekonomi masyarakat umumnya masih tradisional, terbatas pada satu produk saja yaitu ikan.
Dari berbagai permasalahan kehidupan Risk factor yang ada di masyarakat pesisir yaitu sebagian besar merupakan nelayan tradisional dengan
penghasilan pas-pasan, tergolong keluarga miskin dan sebagian besar penduduknya memiliki tingkat pendidikan yang rendah, tentunya hal ini
berdampak pada pendidikan yang rendah untuk anak-anaknya sehingga menyebabkan banyaknya anak yang putus sekolah dan beresiko putus sekolah.
Ditengah kemiskinan dan kesulitan tersebut, tetap ada siswa yang meneruskan sekolah hingga SMA di masyarakat peisir. Mereka tetap yakin bahwa mereka
mampu untuk bertahan dan bangkit dari kondisi tersebut. Hal ini terjadi karena
Universitas Sumatera Utara
minat, motivasi, harapan, dan persepsi siswa tentang sekolah tinggi, lalu persepsi orangtua tentang pendidikan yang tinggi dan bantuan dari pihak sekolah
Protective factors. Hubungan antara Risk factor
, Protektive factor
itulah yang menciptakan resiliensi. Resiliensi adalah kemampuan siswa untuk mampu
bertahan dan tidak mengalah dalam situasi tertekanan, sehingga terhindar dari kegagalan di sekolah dan mampu untuk beradaptasi terhadap kejadian yang berat
atau masalah yang terjadi dalam kehidupannya.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan unsur yang penting dalam penelitian ilmiah karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah
penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya Hadi, 2000. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif merupakan metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat, fakta karakteristik, mengenai
populasi atau mengenai bidang tertentu. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif, tidak bermaksud mencari
penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun mencari implikasi Hadi, 2000. Hasil penelitiannya berupa deskripsi mengenai variable-variabel
tertentu dengan menyajikan frekuensi, angka rata-rata atau kualifikasi lainnya untuk setiap kategori di suatu variabel.
Punch 1998 menyatakan bahwa ada dua kegunaan dilakukannya penelitian deskriptif. Pertama, untuk pengembangan teori dan area penelitian yang
baru, dimana sebelum merencanakan atau melakukan penelitian yang lebih mendalam lebih baik untuk terlebih dahulu memusatkan perhatian pada deskripsi
yang sistematis terhadap objek penelitian. Kedua, deskripsi yang tepat mengenai proses-proses sosial yang kompleks dapat membantu kita untuk memahami faktor
apa saja yang mempengaruhi suatu variabel dan faktor apa yang perlu diteliti lebih lanjut dalam penelitian berikutnya secara lebih mendalam.
Universitas Sumatera Utara