PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2016
22
1
Tujuan yang disusun oleh orangtua saat membawa anak-anak untuk melaksanakan konseling biasanya berhubungan dengan perilaku yang
tidak diinginkan orangtua. Biasanya orangtua membawa anak kepada konselor, untuk mengatasi perilaku yang tidak diinginkannya tersebut,
misalnya seperti perilaku memukul teman, atau perilaku lainnya. Tujuan ketiga adalah tujuan yang dirumuskan oleh konselor sebagai
dampak dari hipotesis yang dimiliki konselor, tentang mengapa anak berperilaku dengan cara tertentu. Tujuan keempat adalah tujuan anak yang
muncul selama sesi konseling dan secara efektif merupakan tujuan yang diinginkan anak, meskipun anak biasanya tidak mampu mengucapkannya.
Geldard dan Geldard mengilustrasikan bahwa kadang-kadang tujuan ini sama dengan tujuan konselor tetapi kadang-kadang tidak.
Dalam prakteknya, Geldard dan Geldard menyarankan para konselor untuk menyusun terlebih dahulu tujuan tingkat 4 dari anak, sementara juga
memasukkan tujuan tingkat 2 dari orangtua dan tujuan tingkat 3 dari konselor. Berdasarkan berbagai pengalaman, jika konselor mengikuti
tujuan ini, tujuan tingkat 1 secara otomatis akan bisa dicapai. Hal ini memungkinkan terjadinya proses penentuan tujuan yang bersifat interaktif
dan konsultatif, dengan keterlibatan penuh dari anak, orangtua atau keluarga, dan konselor.
Esensi dari tujuan pelayanan bimbingan dan konseling yang disampaikan oleh berbagai ahli tersebut, pada dasarnya bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan tumbuh kembang anak. Pelayanan BK di TK hendaknya berorientasi pada perkembangan anak tujuan tingkat 4-tujuan anak yang
tentu saja dikemas sesuai dengan usia tahap dan tugas perkembangan anak.
d. Fungsi Pelayanan Bimbingan dan Konseling di TK
Prayitno 1997 memaparkan bahwa pelayanan BK mengembangkan sejumlah fungsi utama, yaitu 1 fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan
dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta
didik, 2 fungsi pencegahan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
1
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2016
23 akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari
berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-
kerugian tertentu dalam proses perkembangannya, 3 fungsi pengentasan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik, dan 4 fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi
bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam
rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
e. Sikap Guru dalam Pelayanan BK di TK
Konselor anak diharapkan memiliki empat keterampilan dasar, yakni kongruen, mengakses jiwa anak, menerima kondisi anak dan tidak
melibatkan emosi pribadi. Sikap pertama yang dimiliki oleh konselor anak adalah kongruen. Kongruen diilustrasikan sebagai hubungan antara anak-
konselor yang dapat dipercaya dan lingkungan konseling adalah lingkungan yang aman. Anak-anak dapat merasakan jika konselor tidak memiliki sifat
kongruen ini. Kongruen dapat didefinisikan sebagai suatu karakter membumi, pribadi yang terbuka, tulus, konsisten dan stabil sehingga rasa
percaya bisa dikembangkan dan dipertahankan. Sebagai konselor anak, harus memiliki sifat ini untuk mendapatkan informasi yang diperlukan, baik
dalam melaksanakan konsultasi dengan orang tua maupun anak. Sikap kedua yang dimiliki oleh konselor anak adalah mengakses jiwa anak-
anak dengan cara menggali bagian dari diri konselor yang tepat pas dengan dunia anak. Geldard dan Geldard 1980 menggambarkan bahwa
jika seorang konselor mampu menyelami jiwa anak, akan lebih dapat menjalin hubungan yang sukses dengan anak, memahami perasaan dan
pandangan anak, dan memberikan kesempatan bagi anak untuk mengalaminya sepenuhnya.
Sikap ketiga yang harus dimiliki konselor adalah memiliki sifat menerima terhadap berbagai kondisi anak. Sebagai konselor anak, harus mampu
mengontrol dan mengatur berbagai respon yang dapat membuat anak enggan bercerita dengan konselor. Jika seorang konselor ingin mendorong
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2016
24
1
anak agar mampu mengeksplorasi sisi dirinya yang lebih gelap dan pribadi, konselor harus menunjukkan perilaku penerimaan sebisa mungkin
sehingga anak yang menjadi klien kita “mendapat” izin untuk menjadi diri sendiri, tanpa pengekangan. Dengan menerima, konselor tidak
menunjukkan persetujuan atua ketidaksetujuan. Sikap keempat adalah tidak melibatkan emosi pribadi. Hal ini penting
mengingat anak-anak
dapat dengan
bebas mengutarakan
permasalahannya dengan melihat lawan bicaranya. Konselor yang baik adalah konselor yang bersifat profesional, tidak menunjukkan persetujuan
atau ketidaksetujuan.
f. Setting Pelayanan Bimbingan dan Konseling di TK