Uji Abnormalitas Data Pengolahan Data Curah Hujan
73
Maka: Tidak ada data yang perlu di keluarkan dari proses analisis data semua data bisa dipakai
sumber: Hasil Analisis Perhitungan :
Y
h
= Y
rerata
+ K
n
. S
y
X
H
= Exp. Y
rerata
+ K
n
. S
y
= 2,30 + 2,47 . 0,10 = 183,47
= 2,26 Y
l
= Y
rerata
- K
n
. S
y
X
L
= Exp. Y
rerata
- K
n
. S
y
= 2,30 – 2,47 . 0,10
= 61,46 = 1,79
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh X
L
= 61,46 dan X
H
= 183,47. Karena X
L
≤ X ≤ X
H
, sehingga tidak ada data yang perlu dikeluarkan dari proses
analisis data semua data dapat dipakai . 4.4
Analisis Frekuensi
Berdasarkan curah hujan tahunan, perlu ditentukan kemungkinan terulangnya curah hujan harian maksimum tersebut untuk menentukan debit banjir
rencana. Suatu kenyataan bahwa tidak semua variat dari suatu variabel hidrologi terletak atau sama dengan nilai rata-ratanya, akan tetapi kemungkinan ada nilai
variat yang lebih besar atau lebih kecil dari nilai rata-ratanya. Besarnya derajat dari sebaran variat di sekitar nilai rata-ratanya disebut dengan variasi atau
dispersi. Cara mengukur besarnya dispersi adalah dengan pengukuran dispersi. Ada beberapa jenis distribusi statistik yang dapat dipakai untuk
menentukan besarnya curah hujan rencana, seperti distribusi Gumbel, Log Pearson III, Log Normal, dan beberapa cara lain. Metode
–metode ini harus diuji mana yang bisa dipakai dalam perhitungan. Pengujian tersebut melalui
pengukuran dispersi. Untuk melakukan pengukuran dispersi, terlebih dahulu harus
74
diketahui faktor – faktor beriku : Parameter nilai rata-rata X bar , simpangan
baku Sd, koeffisien variasi Cv, koeffisien kemiringan Cs, dan koefisien kurtosis Ck.
Tabel 4.10 Parameter Statistik Curah Hujan
rata2
sumber: Hasil Analisis
No Tahun
Hujan Daerah
mm X
i
X
i
- rata
2
X
i
- rata2
2
X
i
-
3
X
i
-rata2
4
1 1991
115,00 166,00
57,26 3278,71
187738,80 10749923,53 2
1992 75,50
149,00 40,26
1620,87 65256,13
2627211,78 3
1993 131,00
142,00 33,26
1106,23 36793,13
1223739,50 4
1994 111,00
136,00 27,26
743,11 20257,11
552208,91 5
1995 149,00
133,00 24,26
588,55 14278,16
346388,28 6
1996 112,00
131,00 22,26
495,51 11030,00
245527,78 7
1997 136,00
126,00 17,26
297,91 5141,89
88748,94 8
1998 95,00
123,00 14,26
203,35 2899,74
41350,25 9
1999 90,00
115,00 6,26
39,19 245,31
1535,67 10
2000 92,00
114,00 5,26
27,67 145,53
765,50 11
2001 80,00
112,00 3,26
10,63 34,65
112,95 12
2002 80,00
111,00 2,26
5,11 11,54
26,09 13
2003 85,00
104,00 -4,74
22,47 -106,50
504,79 14
2004 104,00
103,00 -5,74
32,95 -189,12
1085,54 15
2005 89,00
99,00 -9,74
94,87 -924,01
8999,86 16
2006 92,00
95,00 -13,74
188,79 -2593,94
35640,76 17
2007 133,00
92,00 -16,74
280,23 -4691,01
78527,51 18
2008 126,00
92,00 -16,74
280,23 -4691,01
78527,51 19
2009 142,00
90,00 -18,74
351,19 -6581,26
123332,73 20
2010 103,00
89,00 -19,74
389,67 -7692,04
151840,84 21
2011 114,00
85,00 -23,74
563,59 -13379,57
317630,98 22
2012 99,00
80,00 -28,74
825,99 -23738,88
682255,52 23
2013 76,00
80,00 -28,74
825,99 -23738,88
682255,52 24
2014 123,00
76,00 -32,74
1071,91 -35094,25
1148985,90 25
2015 166,00
75,50 -33,24
1104,90 -36726,80
1220798,71
Jumlah 2718,50 2718,50
0,00 14449,56 183684,72 20407925,32
Rata-rata 108,74
24,54 Cs
0,56 Ck
2,90 Cv
0,23
75
Dari tabel di atas dapat dihitung faktor – faktor uji distribusi sebagai berikut :
Rata – rata mean Xrt =
∑
Standart Deviasi S =
√
∑
=
= √
∑
= 108,74 = 24,54
Koefisien Variasi Cv =
=
= 0,23 Koefisien Skweness Cs =
∑
=
=
0,56 Dari hasil perhitungan parameter statistik tersebut kemudian dilakukan pemilihan
jenis sebaran distribusi yang akan digunakan, sebagai berikut : Tabel 4.11 Macam Metode Distribusi Frekuensi
Jenis Distribusi Syarat
Perhitungan Keterangan
Normal
0,56 -
Log Normal
0,68 -
Gumbel
0,56
Dipilih
5,4002 2,90
Log Pearson III Cs = 0,56 0
-
Sumber: Kamiana 2010 dalam Nur Effendi 2014 Berdasarkan tabel 4.11 diatas terlihat bahwa jenis distribusi yang paling
mendekati adalah jenis Distribusi Gumbel.
76
Oi Ei