Presipitasi Infiltrasi Perkolasi ANALISIS HIDROLOGI

25 Apabila tanah dalam kondisi kering ketika infiltrasi terjadi, kapasitas infiltrasi tinggi karena kedua gaya kapiler dan gravitasi bekerja bersama-sama menarik air ke dalam tanah. Ketika tanah menjadi basah, gaya kapiler berkurang yang menyebabkan laju infiltrasi menurun. Akhirnya kapasitas infiltrasi mencapai suatu nilai konstan, yang dipengaruhi terutama oleh gravitasi dan laju perkolasi.

2.3 LANDASAN TEORI

2.3.1 Curah Hujan

Curah hujan merupakan jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi mm di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, runoff dan infiltrasi. Jadi, jumlah curah hujan yang diukur, sebenarnya adalah tebalnya atau tingginya permukaan air hujan yang menutupi suatu daerah luasan di permukaan bumitanah. Satuan curah hujan yang umumnya dipakai oleh BMKG adalah milimeter mm. Curah hujan 1 satu milimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi 1 satu milimeter atau tertampung air sebanyak 1 satu liter atau 1000 ml. Intensitas curah hujan adalah tinggian curah hujan yang terjadi pada satu kurun waktu dimana air tersebut berkonsentrasi. Curah hujan jarak pendek biasanya dinyatakan dalam intesitas perjam dengan satuan yang digunakan adalam mm jam, hujan adalah intesitas besar umumnya terjadi dalm jangka waktu pendek. Hubungan antara intesitas curah hujan dengan waktu hujan tergantung pada parameter setempat. 26 Tabel 2.2 Keadaan curah hujan dan intensitas curah hujan Keadaan curah hujan Intensitas curah hujan 1 jam 24 jam Hujan sangat ringan 1 5 Hujan ringan 1-20 5-20 Hujan norma 5-20 20-50 Hujan lebat 10-20 50-100 Hujan sangat lebat 20 100 Sumber : Sosrodarsono, 1976 Tabel. 2.3 Derajat curah hujan dan intensitas curah hujan Derajat Hujan Intensitas Curah Hujan Kondisi mmmin Hujan sangat lemah 0,02 Hujan lemah 0,02-0,05 Hujan normal 0,05-0,25 Hujan deras 0,25-1 Hujan sangat deras 1 Sumber : Sosrodarsono, 1976 Tanah agak basah dibasahi sedikit Tanah menjadi basah semua, sulit membuat peddel. Dapat dibuat puddle dan bunyi curah hujan kedengaran. Air tergenang di seluruh permukaan tanah dan bunyi hujan kedengeran dari genangan Hujan seperti ditumpahkan,saluran dan drainase meluap Ukuran butir hujan adalah berjenis-jenis nama butir hujan tergantung dari ukuranya. Dalam meteorologi, butir hujan dengan diameter 0,5 mm disebut hujan dan diameter 0.50 – 0,1 disebut gerimis, makin besar ukuran butir hujan itu, makin besar kecepatan jatuhnya. Kecepatan yang maksimal kira-kira 9,2 ms. 27 Tabel 2.4 Ukuran, massa dan kecepatan jatuh butir hujan Jenis Ѳ bola mm Massa mg Kecepatan jatuh ms Hujan gerimis 0,15 0,0024 0,5 Hujan halus 0,15 0,065 2,1 Hujan normal Lemah 1 0,52 4,0 Deras 2 4,2 6,5 Hujan sangat deras 3 14 8,1 Sumber : Sosrodarsono, 2003

2.3.2 Perhitungan Distribusi Curah Hujan Rata-rata

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air adalah curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada suatu titik tertentu. Curah hujan ini disebut curah hujan wilayah daerah dan dinyatakan dalam mm. Cara perhitungan curah hujan daerah dari pengamatan curah hujan dibeberapa titik adalah sebagai berikut :

a. Metode Rata-rata Aljabar Metode Arithmatik Mean

Metode perhitungan rata-rata aljabar arithmatic mean bisanya digunakan untuk daerah yang datar, dengan jumlah pos curah hujan yang cukup banyak dan dengan anggapan bahwa curah hujan di daerah tersebut cenderung bersifat seragam uniform distribution. Stasiun hujan yang digunakan dalam hitungan biasanya adalah yang berada didalam DAS, tetapi stasiun diluar DAS yang masih berdekatan juga bias diperhitungkan. 2.1 Keterangan : curah hujan rata-rata mm