52
Karena itu si korban bisa memaafkan hukuman qisas untuk diganti dengan hukuman diyat sebagaimana ia juga bisa membebaskan si pelaku dari hukuman diyat.
Menurut Imam Syafi’I, Abu Hanifah dan Imam Ahmad bin Hanbal, pada jarimah qisas diyat unsur pemaafan ada pada pihak si korban atau walinya. Akan tetapi, kalau si
korban tidak cakap masih di bawah umur atau gila, misalnya dan ia tidak memiliki wali, kepala Negara yang menjadi walinya. Hal ini sesuai dengan kaidah hukum Islam yang
mengatakan “penguasa adalah wali bagi siapa saja yang tidak mempunyai wali”, akan tetapi dengan syarat pemberian maaf itu tidak boleh dengan cuma-cuma.
7
Islam menetapkan hukuman qisas sebagai hukuman bagi pembunuhan, tetapi Islam tidak mengatakan bahwa itu mutlak harus dilaksanakan, untuk itu diperbolehkan
untuk memberi pengampunan atau diganti dengan diyat atau bahkan hapus seluruhnya. Dasar adanya hak memberikan pengampunan bagi korban atau walinya ialahfirman Allah
SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 178 artinya : “Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu kisas berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh, orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita.
Maka barangsiapa mendapatkan pemaafan dari saudaranya, hendaklah yang memaafkan mengikuti dengan cara yang baik.”
Ketiga jarimah takzir, ialah hukum yang disyariatkan atas tindakan maksiat atau tindak kejahatan lain yang tidak ada ketentuan hudud atau kifaratnya.
8
. Takzir berarti
7
Muhammad Ahsin Sakho, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam, Bogor: PT. Kharisma Ilmu, 2007 h. 101-102
8
Maawardi Noor, Garis-Garis Besar Syariat Islam, Jakarta: Kharul Bayan Sumber Pemikiran Islam, 2002, h. 30
53
memberikan pengajaran. Ancaman hukumannya ditentukan oleh penguasa hakim sebagai pelajaran kepada pelakunya.
Para ulama membagi jarimah takzir menjadi dua bagian, yaitu: 1. Jarimah takzir yang berkaitan dengan hak Allah.
2. Takzir yang berkaitan dengan hak perorangan hak adam Yang dimaksud dengan kejahatan yang berkaitan dengan hak Allah adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan kemashlahatan umum. Misalnya membuat kerusakan dimuka bumi, perampokan, pencurian, perzinahan, pemberontakan, dan tidak taat kepada
ulil amri. Yang dimaksud dengan kejahatan berkaitan dengan hak hamba adalah segala sesuatu yang mengancam kemaslahatan bagi manusia, seperti tidak membayar hutang dan
penghinaan.
9
Dalam tindak pidana takzir, pihak penguasa pemerintah berhak memiliki hak untuk mengampuni tindak pidana dan hukuman sekaligus, dengan syarat tidak
mengganggu hak pribadi si korban. Si korban juga bisa memberikan pengampunan dalam batas-batas yang berhubungan dengan hak pribadinya yang murni. Karena tindak pidana
itu menyinggung masyarakat, pengampunan yang diberikan oleh si korban sama sekali tidak menghapuskan hukuman kecuali sekedar untuk meringankan hukuman dari si
pelaku. Seorang hakim mempunyai kekuasaan yang luas pada tindak pidana takzir dalam mempertimbangkan keadaan-keadaan yang meringankan serta peringanan hukuman.
10
9
A. Djazuli, Fiqh Jinayah Upaya Menanggulangi Kejahatan Dalam Islam, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1997, h. 162
10
Muhammad Ahsin Sakho, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam, hal hal. 101
54
Dengan adanya berbagai pertimbangan baik dengan melihat keadaan si korban, pelaku maupun masyarakat sekitar, maka hukuman takzir dapat diberlakukan atas
pertimbangan kemaslahatan. Adapun bentuk dari hukuman takzir itu adalah: hukuman mati, hukuman jilid,
hukum kawalan penjara kurungan terbatas dan tidak terbatas, hukuman pengasingan al-tagrib wa al-
ib’ad, hukuman salib, hukuman pengucilan al-hajru, hukuman ancaman tahdid, teguran tanbih, peringatan dan hukuman denda.
11
Pada prinsipnya hukuman takzir itu hanya bersifat pelajaran dan pengajaran, tidak sampai pada pembinasaan. Akan tetapi kebanyakan fuqaha membuat istisna
pengecualian dari aturan umum, yaitu kebolehan untuk mejatuhkan human mati terhadap pelaku tindak pidana dengan memperhatikan beberapa hal: Pertama, jika
kepentingan umum menghendaki pelaku tindak pidana dihukum mati. Kedua, merupakan satu-satunya cara untuk memberantas suatu tindak pidana.
12
B. Keputusan Presiden Nomor 7G2012 tentang Pemberian Grasi Narkoba Kajian Hukum Islam
1. Kronologis Peristiwa atau Kejadian
Dalam putusan Nomor 253PidB2000PN.Tng atas nama Deni Setia Maharwan alias Rapi Mohammed Majid, tempat lahir di Cianjur, umurtanggal lahir 28 tahun26
Februari 1972, jenis kelamin laki-laki, kebangsaan Indonesia, tempat tinggal di Jalan
11
Ahmad Hanafi, MA. Asas-Asas Hukum Pidana Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1967, hal. 299-316
12
Ibid., h. 299
55
Siliwangi Gg. Guntur No. 2155 Kelurahan Sawah Gede, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Agama Islam, pekerjaan Pegawai Negri Sipil Staf Kantor Pemda Cianjur ;
13
Bahwa terdakwa Deni Setia Maharwan alias Rapi Mohammed Majid, baik bertindak secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama saling bersekutu dengan
yang bernama Meirika Franola alias Ola alias Rika alias Tania May alias Cunbe Francesca, dan Ranni Anriani alias Melisa Aprilia yang perkaranya diajukan secara
sendiri-sendiri, pada hari Rabu tanggal 12 Januari 2000, bertempat di Bandara Soekarno Hatta Tangerang, atau setidak-tidaknya di salah satu tempat masih dalam daerah hukum
Pengadilan Negeri Tangerang, tanpa hak dan melawan hukum, mengimpor, mengekspor, menawarkan untuk dijual, menyalurkan, menjual, membeli, menyerahkan, menerima,
menjadi perantara dalam jual beli atau menukar Narkotika Golongan I jenis kokaina sebanyak 3 tiga kilogram dan jenis heroina sebanyak sekitar 3,5 kilogram, yang
perbuatan tersebut dilakukan terdakwa besama-sama dengan kawannya tersebut diatas. Berdasarkan hasil Pemeriksaan Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri barang bukti
yang disita dari terdakwa ternyata adalah kokain Positif dan terdaftar dalam Narkotika Golongan I Nomor urut 7 lampiran Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 1997 tentang Narkotika dan jenis heroina sebanyak 3,5 kilogram terdaftar sebagai Narkotika Golongan I Nomor urut 19 lampiran Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 1997, yang ternyata tujuannya Narkotika tersebut Terdakwa bawa ke London untuk diserahkan kepada seseorang. Perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa
bersama-sama dengan kawan-kawannya. Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 82 1 a : barang siapa tanpa hak dan melawan hukum mengimpor,
13
Putusan PK Pengadilan Negeri Tangerang Nomor 13 PKPID2002
56
mengekspor, menawarkan untuk dijual, menyalurkan, menjual, membeli, menyerahkan, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar narkotika Golongan I dipidana
dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling lama 20 dua Puluh tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000 satu milyar rupiah
Pasal 81 1 a : barang siapa tanpa hak dan melawan hukum membawa, mengirim, mengangkut atau mentransito narkotika Golongan I dipidana dengan pidana penjara
paling lama 15 lima belas tahun dan denda paling banyak Rp. 750.000.000 tujuh ratus lima puluh juta rupiah.
Pasal 78 1 b : barang siapa tanpa hak dan melawan hukum memiliki, menyimpan untuk dimiliki atau persediaan atau menguasai narkotika Golongan I bukan
tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 sepuluh tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000 lima ratus juta rupiah Undang-Undang No. 22 Tahun
1997 jo. Pasal 55 ayat 1 KUHP.
2. Tuntutan Jaksa Pengadilan Negri Tangerang
Membaca tuntutan Jaksa Penuntut Umum pada tanggal 8 Agustus 2000 yang isinya adalah sebagai berikut :
1. Menyatakan bahwa terdakwa Deni Setia Maharwan alias Rapi Mohammed Majid bersalah melakukan pebuatan pidana tanpa hak dan melawan hukum
menyerahkan dan atau menjadi perantara dalam jual beli Narkotika Golongan I yang dilakukan bersama-sama Meirika Franola alias Ola alias Rika alias
Tania May alias Cunbe Francesca, dan Ranni Anriani alias Melisa Aprilia sebagai tersebut dalam dakwaan Primair melanggar pasal 82 ayat 1 a
Undang-Undang No. 22 Tahun 1997 jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1 e KUHP.
57
2. Menjatuhkan terhadap Deni Setia Maharwan alias Rapi Mohammed Majid dengan pidana penjara seumur hidup dan membayar denda Rp. 200.000.000
dua ratus juta rupiah subsidair 6 enam bulan kurungan ; 3. Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 buah koper warna coklat merk MCM
- 1 buah tas tangan warna coklat merk MCM
- 321,4838 gram Kokaina sisa Penyisihan
- 1 buah passport Malaysia Nomor A.9679233 atas nama Rapi Mohammed
Majid -
1 buah kartu pengarah pendaftaran Malaysia Nomor 691114-08.5124 atas nama Rapi Mohammed Majid
- 1 kartu surat ijin mengemudi Nomor 720213270081 atas nama Rapi
Mohammed Majid -
1 buah tiket Cathay Pasific Airways tanggal 1 Januari 2000 atas nama Rapi Mohammed Majid
- 1 lembar boarding Pass Nomor 059 Cathay Pasifik Airways tanggal 12
Januari 2000 atas nama Rapi Mohammed Majid -
1 lembar kertas bertuliskan tangan “New Home Hotel 51 Cumber Well Cruch Street SE-5 London 34, Prince Road SE-25 London
- 1 lembar kartu Bill bertuliskan tangan “20088566 London Tower Eridge
Travel Inn Capital 159, Tower Bridge Road London SEI-3LP phone 020- 79403700”