Tuntutan Jaksa Pengadilan Negri Tangerang

59 - 1 buah kartu pengarah pendaftaran Malaysia Nomor 691114-08.5124 atas nama Rapi Mohammed Majid - 1 kartu surat ijin mengemudi Nomor 720213270081 atas nama Rapi Mohammed Majid - 1 buah tiket Cathay Pasific Airways tanggal 1 Januari 2000 atas nama Rapi Mohammed Majid - 1 lembar boarding Pass Nomor 059 Cathay Pasifik Airways tanggal 12 Januari 2000 atas nama Rapi Mohammed Majid - 1 lembar kertas bertuliskan tang an “New Home Hotel 51 Cumber Well Cruch Street SE-5 London 34, Prince Road SE-25 London - 1 lembar kartu Bill bertuliskan tangan “20088566 London Tower Eridge Travel Inn Capital 159, Tower Bridge Road London SEI-3LP phone 020- 79403700” - 1 lembar kartu imigrasi Nomor BL.610567 atas nama Rapi Mohammed Majid, berikut potongan boarding pass Cathay Pasifik Airways Flight CX776 atas nama Rapi Mohammed Majid ; - 1 pasport Malaysia, 1 buah KTP atas nama Deni Setia Maharwan dan 1 lembar pemberitahuan Pabean atas nama Rapi Mohammed Majid ; Dirampas untuk dimusnahkan ; 4. Membebankan biaya perkara kepada Negara 5. Menetapkan Terdakwa berada dalam tahanan ; Setelah menjalalani proses persidangan, majelis hakim Pengadilan Negri PN Tangerang, pada 22 Agustus 2000, ketua majelis hakim Asep Iriawan S.H. menjatuhkan 60 vonis mati pada Deni. Keputusan ini dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi PT dan Mahkamah Agung MA pada tanggal 18 April 2001. 15 Kemudian Deni mengajukan upaya hukum permohonan banding dan kasasi ke Mahkamah Agung pada yang mana permohonan kasasi tersebut ditolak dengan No. 74KPid2001. Deni mengajukan upaya hukum peninjauankembali PK dengan Nomor perkara 13 PKPid2002. PK tersebut diputus pada tahun 2003 oleh majelis hakim yang diketuai oleh Toton Suprapto S.H, Iskandar Kamil S.H dan Parman Suparman S.H dengan putusan menolak permohonan peninjauankembali PK Deni. 16 Deni kemudian mengajukan grasi melalui Lembaga Pemasyarakatan LP pada 26 April 2011. Atas permintaan grasi tersebut, MA mengeluarkan pertimbangan hukum pada 19 Oktober 2011 yang isinya tidak terdapat cukup alasan untuk mengabulkan grasi kepada Presiden. Namun pada tanggal 25 Januari 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan grasi melaui Keppres Nomor 7G2012 merubah hukuman mati deni menjadi hukuman seumur hidup. 17 Salah satu yang menjadi alasan Pemberian grasi oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada terpidana narkotika deni itu adalah alasan kemanusiaan. 18 berdasarkan dari laporan bahwa yang bersangkutan mengakui kesalahannya dan berlaku baik selama ditahanan. 15 http:www.viva.co.idnewsread359438-jk-kenapa-vonis-mati-narkoba-dibatalkan. Diakses pada tanggal 21 September 2014 16 http:nasional.tempo.coreadnews20121012063435321ma-bantah-beri-keringanan-kepada-terpidana- narkoba . di akses pada 25 September 2014 17 http:nasional.kompas.comread201210131803020.htmlgrasi.narkoba.lukai.rasa.keadilan.rakyat. diakses pada tanggal 21 September 2014 18 Pasal 6A ayat 1 dan 2 UU No.5 Tahun 2010 tentang Grasi 61

4. Analisa Keppres No.7G2012 Dalam Kajian Hukum Islam

Dalam hukum pidana Islam yang berwenang memberikan atau mengabulkan permohonan grasi adalah penguasa atau kepala Negara Presiden, dalam hal pemberian pengampunan pada jarimah takzir. Hukuman takzir dapat dijatuhkan apabila hal itu dikehendaki oleh masyarakat umum dan mempertimbangkan kemashlahatan. Adanya pengurangan dan pengampunan hukuman dalam Islam karena unsur kemashlahatan. sesuai kaidah fiqh: هحلصملا عم رودي ريزعتلا 19 sedangkan pertimbangan dalam pemberian pengurangan ataupun pengampunan hukuman dapat didasarkan pada Firman Allah surah an-Nisa ayat 85. Putusan hakim Pengadilan Negri Tangerang menjatuhkana vonis berupa hukuman mati kepada Deni Setia Maharwan merupakan hal yang tepat, karena vonis ini sejalan dengan komitmen pemerintah dan hukum Islam dalam memberantas penyalahguna dan peredaran narkoba yang semakin berkembang di Indonesia. Penegak hukum harus memberikan sanksi yang tegas kepada para pengedar narkoba, seperti hukuman mati untuk Deni, karena kejahatan yang dilakukannya telah menimbulkan kerusakan bagi masyarakat serta negara. Firman Allah dalam QS. As-Syura 42 ayat 40 yang artinya: “Hukuman atas kejahatan yang ditimpakan kepada penjahat harus setimpal dengan kejahatan yang dilakukan ” Hal itu dilakukan dengan upaya untuk mencegah agar tidak terjadi kerusakan yang lebih besar lagi, daripada memberikan pengurangan hukuman kepada terpidana yang ditujukan demi kemashlahatan terpidana maupun keluarga. Walaupun vonis mati 19 Fathur Rahman, Hadis-Hadis Tentang Peradilan Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1977, h. 162