Latar Belakang Masalah PENUTUP
Dalam melakukan kegiatan akuisisi ada beberapa metode pembayaran yang umum dilakukan oleh perusahaan yang melakukan akuisisi. Perusahaan tersebut
dapat menggunakan uang tunai dari kas perusahaan pengakuisisi, akuisisi dibayar menggunakan saham yang dimiliki perusahaan pengakuisisi, pembayaran dilakukan
dengan modal perusahaan pengakuisisi, melalui sistem pembayaran kombinasi dan melalui model Leveraged Buyout atau yang biasa disingkat LBO.
6
Salah satu bentuk akuisisi yang kerap dilakukan adalah dengan metode Leveraged Buyout
LBO, dengan menggunakan pola LBO menyebabkan pihak pengakuisisi perusahaan tidak harus mengeluarkan uang sendiri dalam arti uang
simpanan perusahaan pengakuisisi untuk pembelian perusahaan target akuisisi. Tetapi bukan berarti dengan menggunakan LBO perusahaan pengakuisisi tidak
mengeluarkan uang, umumnya perusahaan pengakuisisi tetap mengeluarkan dana yang relatif kecil untuk proses kelancaran proses awal LBO yang bersangkutan.
7
Dengan demikian proses ini dapat menguntungkan perusahaan pengakuisisi karena tidak harus mengeluarkan uang untuk mengakuisisi sebuah perusahaan, namun hal
tersebut belum tentu demikian bagi perusahaan yang akan diakuisisi, pemegang saham minoritas dan kreditur.
6
Munir Fuady, Hukum Tentang Akuisisi, Take Over dan LBO, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2001 h.100.
7
Ibid . h.141.
Dalam melakukan Leveraged Buyout sebagian besar dana yang digunakan adalah menggunakan dana pihak ketiga dimana dapat berasal dari bank atau
perusahaan investasi yang khusus bergerak pada bidang LBO.
8
Setelah proses akuisisi selesai maka beban utang yang timbul akibat proses LBO tidak akan
ditanggung oleh perusahaan pengakuisisi melainkan perusahaan target akuisisi yang akan menanggung beban utang tersebut.
Dana yang telah dikeluarkan oleh pihak ketiga tersebut umumnya sangatlah besar. Hal tersebut berdampak pada keuangan perusahaan target akuisisi yang
umumnya tidak mempunyai dana untuk mengembalikan utang tersebut. Untuk itu perusahaan target akuisisi akan mengeluarkan obligasi dengan bunga yang tinggi dan
sering kali tanpa disertakan jaminan yang menyebabkan obligasi ini bersifat spekulatif atau untung-untungan, walaupun sebenarnya cara seperti ini dilakukan
untuk menarik minat para investor karena pada obligasi tersebut diberikan bunga yang tinggi. Obligasi tersebut disebut juga dengan junk bond. Obligasi sendiri
berasal dari Bahasa Inggris yaitu “Bonds” yang berarti suatu surat pengakuan hutang berjangka panjang dengan suku bunga yang telah ditentukan untuk menarik dana dari
pasar guna melakukan pembiayaan perusahaan tersebut.
9
8
Munir Fuady, Hukum Tentang Akuisisi, Take Over dan LBO, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2001 h.141.
9
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2005, h.186.
LBO yang kerap dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi ini dapat menyebabkan kesulitan keuangan perusahaan target. Hal tersebut dapat terjadi terkait
dengan utang yang melilit perusahan target akuisisi akibat dilakukannya LBO. Kesulitan keuangan yang dapat terjadi pada suatu perusahaan akan menyebabkan
perusahaan tersebut mengalami kegoncangan dalam segi keuangan yang tidak menutup kemungkinan perusahaan akan kesulitan untuk membayar biaya produksi,
kesulitan dalam membayar gaji para karyawan dan yang paling berdampak adalah kesulitan dalam membayar utang akibat LBO dan bunga-bunganya.
10
Perusahaan yang kerap menghadapi masalah keuangan seperti yang telah dijelaskan kerap dan
sangat rentan mengalami kebangkrutan. Akuisisi yang menggunakan cara LBO ini banyak dibenci orang, termasuk
jika cara ini berhasil dan akan sangat dibenci jika LBO ini gagal.
11
Dalam pelaksanaan LBO ada beberapa indikator yang dapat dijadikan acuan dalam melihat
suatu LBO berhasil atau tidak, kegagalan dalam melakukan LBO adalah hal yang sangat dihindarkan walaupun sebenarnya LBO ini memang sudah cukup rentan dari
gagal bayar dikarenakan bunga yang dijanjikan cukup tinggi. Seyogyanya orang atau badan usaha yang mempunyai obligasi akan mendapat keuntungan dari obligasi
tersebut, hal tersebut terjadi karena pemegang obligasi akan mendapat bunga sekian persen setiap tahun bagi tiap-tiap lembar obligasi yang dimilikinya, bunga yang
10
Abdul Moin, Merger, Akuisisi Divestasi, Yogyakarta: Ekonisia, 2003, h, 222.
11
Munir Fuady, Hukum Tentang Akuisisi, Take Over dan LBO, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2001, h.145.
diterima setiap tahun tersebut akan terus diperoleh selama obligasi tersebut belum ditebus oleh perusahaan.
12
Terjadi masalah ketika obligasi yang diberikan oleh suatu perusahaan cukup atau terlampau tinggi karena akan ada kemungkinan perusahaan
tersebut gagal bayar karena keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan akan terkuras untuk membayar bunga dari obligasi tersebut.
Dalam kegiatan akuisisi yang menggunakan LBO, maka akan menguntungkan pemegang saham mayoritas selaku orang yang memegang suara mayoritas dalam
perusahaan akan mendapatkan keuntungan dari penjualan saham perusahaan yang dilakukan dengan LBO. Pemegang saham mayoritas ini yang akan dibeli sahamnya
karena pembelian saham dalam akuisisi akan dalam jumlah yang besar, tetapi hal ini akan bertentangan dengan kepentingan para pemegang saham minoritas yang
sahamnya bisa tidak terbeli oleh perusahaan pengakuisisi. Terlebih lagi dengan pembelian perusahaan menggunakan LBO, maka akan berdampak pada kredibilitas
perusahaan target akuisisi tersebut karena penilaian pasar yang cenderung negatif terkait dengan perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi disebabkan oleh obligasi
yang dikeluarkan memiliki bunga yang tinggi yang menyebabkan obligasi tersebut disebut Junk Bond.
Berdasarkan uraian diatas akan nampak secara jelas bahwa tindakan akuisisi yang dilakukan dengan cara LBO akan sangat riskan untuk perusahaan target akuisisi.
12
H.M.N Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Surat Berharga, Jakarta: Djambatan, 2000, h.210.
Perusahaan target akuisisi akan tertekan secara financial karena memiliki kewajiban untuk membayar bunga obligasi yang cukup tinggi sedangkan perusahaan juga harus
melakukan produksi perusahaan. Khususnya bagi pemegang saham minoritas dan kreditor yang memiliki hubungan dengan perusahaan. Dengan tingginya
kemungkinan kerugian yang akan diderita perusahaan maka harus ada perlindungan yang diberikan agar tidak ada pihak yang rugikan terkait tindakan akuisisi
menggunakan LBO. Selain itu tindakan perusahaan yang melakukan akuisisi menggunakan LBO
harus dipertimbangkan lebih mendalam lagi. Hal ini terkait dengan kredibilitas perusahaan target akuisisi karena akan menanggung beban utang yang timbul atas
kebijakan dari perusahaan pengakuisisi. Jika terjadi keteledoran dalam pengelolaan perusahaan target akuisisi khususnya dalam kegagalan pembayaran hutang yang
dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi, maka perusahaan target akuisisi akan menanggung segala resiko yang akan muncul di kemudian hari.
Perlindungan seperti apa yang akan diberikan kepada para Stakeholders khususnya kreditor yang meminjamkan uangnya untuk transaksi akuisisi, dan
pemegang saham minoritas terhadap perusahaan yang diakuisisi dengan LBO dan sejauh mana tanggung jawab perusahaan pengakuisisi terhadap perusahaan yang
diakuisisi jika terjadi masalah keuangan akan dibahas lebih lanjut di dalam penelitian ini. Dengan permasalahan yang telah dijelaskan secara terperinci di atas maka penulis
mengangkat skripsi yang berjudul “TINJAUAN YURIDIS TERHADAP
TANGGUNG JAWAB
PERUSAHAAN PENGAKUISISI
DALAM TRANSAKSI
LEVERAGED BUYOUT ”.