Data dan Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

24 Dengan asumsi bahwa guru mata pelajaran matematika mengetahui dengan benar kurikulum SMP, maka validitas instrumen tes ini didasarkan pada penilaian guru mitra mata pelajaran matematika. Tes yang dikategorikan valid adalah yang telah dinyatakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang diukur berdasar- kan penilaian guru mitra. Penilaian terhadap kesesuaian isi tes dengan isi kisi-kisi tes yang diukur dilakukan dengan menggunakan daftar ceklis oleh guru. Ber- dasarkan hasil penilaian guru mitra, butir soal yang akan diujikan dinyatakan valid. Daftar cheklist terlampir. Kemudian, soal tersebut diujicobakan pada kelas uji coba di luar kelas kontrol dan eksperimen untuk mengetahui kualitas soal meliputi reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Tabel 3.4 Rekapitulasi Validitas Butir Soal Nomor Butir Soal Validitas 1a Valid 1b Valid 2 Valid 3 Valid 4 Valid 5a Valid 5b Valid

2. Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali un- tuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang ajeg. Instrumen pada penelitian ini berupa soal esai. Didasarkan pada pendapat Arikunto 2006: 195 yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas soal esai dapat digunakan rumus Alpha, yaitu:                     2 2 11 1 1 t i S S n n r dengan 2 2 2                   N X N X S i i t 25 Keterangan : 1 1 r : nilai reliabilitas instrumen tes n : banyaknya butir soal item  2 i S : jumlah varians dari tiap-tiap item tes : varians total N : banyaknya data : jumlah semua data : jumlah kuadrat semua data Nilai r 11 tersebut kemudian diinterprestasikan sesuai indeks reliabilitas. Arikunto 2006:195 menyatakan kriteria indeks reliabilitas sebagai berikut. a. Antara 0,800 sampai dengan 1,000: sangat tinggi. b. Antara 0,600 sampai dengan 0,800: tinggi. c. Antara 0,400 sampai dengan 0,600: cukup. d. Antara 0,200 sampai dengan 0,400: rendah. e. Antara 0,000 sampai dengan 0,200: sangat rendah. Dari hasil perhitungan Lampiran C.3, diperoleh nilai r 11 = 0,67, maka nilai relia- bilitas tergolong kriteria tinggi. Jadi, instrumen pemahaman konsep matematika ini layak untuk digunakan.

3. Tingkat Kesukaran TK

Perhitungan tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus sebagai berikut. Keterangan: P : tingkat kesukaran suatu butir soal Np : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperoleh N : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal N Np P  2 t S 26 Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria indeks kesukaran menurut Sudijono 2011:372 sebagai berikut. Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran Nilai Interpretasi TK 0,30 Sangat sukar 0,30 TK 0,70 Sedang TK 0,70 Sangat mudah Berdasarkan perhitungan Lampiran C.5, berikut rekapitulasi tingkat kesukaran butir soal uji coba tes pemahaman konsep matematika. Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran Butir Soal Pemahaman Konsep Matematika No. Butir Soal Nilai Interpretasi 1a,b 0,79 Sangat Mudah 2 0,50 Sedang 3 0,52 Sedang 4 0,09 Sangat Sukar 5a 0,38 Sedang 5b 0,09 Sangat Sukar Menurut kisi-kisi butir soal terlampir, tingkat kesukaran semua butir soal sudah sesuai kecuali untuk butir soal nomor 5b. Pada hasil uji coba, butir soal 5b berkriteria sangat sukar, sementara pada kisi-kisi soal adalah tingkat kesukarannya sedang. Dengan demikian, butir soal 5b akan direvisi mengikuti kisi-kisi menjadi butir soal dengan tingkat kesukaran sedang.

4. Daya Pembeda DP

Daya beda suatu butir tes adalah kemampuan suatu butir untuk membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Daya beda butir dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya tingkat diskriminasi atau 27 angka yang menunjukkan besar kecilnya daya beda. Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung daya beda. Keterangan : DP : indeks daya pembeda satu butir soal yang diolah B a : banyak testee kelompok atas yang dapat menjawab soal benar pada item yang diolah. B b : banyak testee kelompok bawah yang dapat menjawab soal benar pada item yang diolah. J a : banyak testee kelompok atas pada butir soal yang diolah J b : banyak testee kelompok bawah pada butir soal yang diolah Nilai daya beda tersebut kemudian diinterpretasikan seperti dalam Sudjiono 2011:389 pada tabel 3.7. Tabel 3.7 Interpretasi Nilai Daya Pembeda Nilai Interpretasi Negatif Sangat Buruk 0 DP 0,19 Buruk 0,20 DP 0,39 Sedang Cukup 0,40 DP 0,69 Baik 0,70 DP 1,00 Sangat Baik Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera dalam Tabel 3.7. Kriteria soal tes yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari interpretasi sedang, yaitu memiliki nilai daya pembeda 0,20. rekapitulasi daya beda hasil uji coba soal disajikan pada Tabel 3.8. 28 Tabel 3.8 Daya Pembeda Hasil Uji Coba No. Butir Soal Nilai Interpretasi 1a,b 0,06 Buruk perlu revisi 2 0,52 Baik 3 0,73 Sangat Baik 4 0,21 Sedang 5a 0,44 Baik 5b 0,07 Buruk perlu revisi Tabel 3.9 Rekapitulasi Analisis Butir Soal Uji Coba Nomor Soal Validitas Reliabilitas Daya Beda Tingkat Kesukaran 1a,b Valid 0.67 tinggi Buruk perlu revisi Sangat Mudah 2 Valid Baik Sedang 3 Valid Sangat Baik Sedang 4 Valid Sedang Sangat Sukar 5a Valid Baik Sedang 5b Valid Buruk perlu revisi Sangat Sukar Bedasarkan hasil uji coba, maka soal yang perlu direvisi adalah butir soal nomor 1 dan 5b. Setelah direvisi, butir soal telah dinyatakan valid oleh guru mitra, sehingga butir soal tes sudah bisa digunakan.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu data skor yang dihitung dalam tes pemahaman konsep siswa yang diperoleh dari posttest. Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis. Namun, sebelum menguji hipo- tesis perlu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan homogenitas varians. 1 Uji Normalitas Untuk uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat menurut Sudjana 2005: 293. Berikut langkah- langkah uji normalitas. 29 a Hipotesis H : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal b Statistik Uji dengan : i O = frekuensi pengamatan i E = frekuensi yang diharapkan dan taraf nyata yang digunakan  = 5 serta dk = k – 3. c Keputusan Uji Tolak H jika x 2 hitung x 2 1 – k – 3 dengan taraf  = taraf nyata untuk pengujian. Dalam hal lainnya H diterima. Berdasarkan perhitungan pada lampiran C.8 dan C.9, diperoleh hal-hal sebagai berikut:  kelas eksperimen : x 2 hitung = 8,17 x 2 tabel = 7,81; H ditolak;  kelas kontrol : x 2 hitung = 5,74 x 2 tabel = 7,81; H diterima; maka dapat diputuskan, sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal, sehingga bisa langsung dilakukan uji hipotesis tanpa melakukan uji homogenitas varians. 2 Uji Hipotesis Berdasarkan hasil uji prasyarat, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji non parametrik: Uji U Uji Mann-Whitney. Hipotesis yang diujikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.  H :       k i i i i E E O x 1 2 2 30  H 1 : : rata-rata nilai pemahaman konsep siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan musik intrumental pengiring. : rata-rata nilai pemahaman konsep siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa musik intrumental pengiring. Dalam Supranto 1988:332, rumus perhitungan nilai U adalah sebagai berikut: 1 1 1 2 1 1 2 1 R n n n n U     atau 2 2 2 2 1 2 2 1 R n n n n U     Keterangan: R 1 : Jumlah peringkat pada sampel dengan jumlah n 1 kelas eksperimen. R 2 : Jumlah peringkat pada sampel dengan jumlah n 2 kelas kontrol. Dari kedua nilai U tersebut digunakan nilai U yang kecil. Sampel pada penelitian ini lebih dari 20, sehingga digunakan pendekatan kurva normal dengan: rata-rata: standar deviasi dalam bentuk: 12 1 . 2 1 2 1    n n n n U  dan snilai standar dihitung dengan: U U U Z      Kriteria pengambilan keputusan adalah tolak H jika peluang di bawah kurva normal kurang dari taraf signifikan.

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Penggunaan musik instrumental sebagai pengiring pembelajaran matematika tidak berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematika siswa. 2. Perbedaan rata-rata pencapaian indikator pemahaman konsep matematika siswa pada kelas dengan pembelajaran menggunakan iringan musik dan kelas yang tidak pakai musik hanya 1, sehingga perbedaan ini tidak signifikan.

B. Saran

Dari pembahasan, terdapat beberap saran yang perlu diperhatikan untuk penelitian ini dan atau penelitian lain yang sejenis atau penelitian sebagai tindak lanjut dari penelitian ini. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut. 1. Untuk pemilihan musik instrumental sebaiknya memperhatikan suasana pembelajaran. Apakah pembelajaran matematika berlangsung dengan suasana gembira, jenuh, mengantuk, atau bosan. 2. Musik instrumental yang digunakan hendaknya lebih banyak variasi. 3. Loud-speakers hendaknya menggunakan loud-speakers ruangan yang umum- nya ditempel diletakkan di ruangan bagian atas. 4. Hendaknya melakukan tes kemampuan awal pada kedua kelas. DAFTAR PUSTAKA Ahira, Ane. 2013. Instrumental Music. [online]. Tersedia: http:www. anneahira. com instrumental-music.htm diakses pada Januari 2013. Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta. Christianti, Martha. 2012. Pengaruh Musik Instrumental terhadap Hasil Belajar Matematika. Didaktika Jurnal Ilmu Pembelajaran ke-SD-an, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. ISSN 1907-6746 DePorter, Bobbi dkk. 2005. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas penerjemah, Ary Nilandari. Kaifa, Bandung. Djamarah, Syaiful Bahri. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta. Gunawan, W. Adi. 2004. Genius Teaching Strategy. Gramedia Pustaka, Jakarta. Hasanah, Ummi. 2012. Efektivitas Strategi Pembelajaran Tipe Think Talk Write terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20112012. Skripsi. Universitas Lampung, Bandarlampung. Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika. PT Remaja Rosdakarya, Jakarta. Iskandar. 2009. Behaviorisme, Kognivisme, dan Konstruktivisme: Teori Belajar dan Implikasinya terhadap Pembelajaran. Jurnal Prospektus Tahun VII Nomor 2, Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya. Kesumawati, Nila. 2008. Pemahaman konsep matematika dalam pembelajaran matematika. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Kusbiantoro dkk. 2010. Perancangan Game Simulasi Human Error yang Terintegerasi terhadap Tingkat Pencahayaan, Suhu, dan Kebisingan Ruangan. Tesis Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. 43 Tersedia: http:digilib.its.ac.idITS-Undergraduate-31000100385549441. Diakses pada Januari 2013. Martono, Nanang. 2010. Statistik Sosial: Teori dan Aplikasi Program SPSS. Gaya Media, Yogyakarta. Nizarwati. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Konstruktivisme untuk Mengajarkan Konsep Perbandingan Trigonometri Siswa Kelas X SMA. Jurnal Pendidikan Matematika Vol.3 No.2, Universitas Sriwijaya, Palembang. Sari, Farida Yunita dan Mukhlis. 2011. Hypnolearning: 1 Menit Bikin Gila Belajar Siap Jadi Juara. Visimedia, Jakarta. Sarji. 2012. Restorasi pendidikan. Majalah. Nuansa Persada, Desember 2012. Vol.XIV. Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito, Bandung. Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Bumi Aksara, Jakarta. Supranto, J.. 1988. Statistik: Teori dan Aplikasi jilid 2. Erlangga, Jakarta. Tim Prima Pena. 2009. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Gitamedia Press, Jakarta. Universitas Lampung. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandarlampung, Universitas Lampung. Utaminingsih, Suci. 2013. Penggunaan Pendekatan Konstruktivisme dalam Peningkatan Hasil belajar Matematika Siswa Kelas IV Materi Bangun Ruang. Jurnal Kalam Cendekia PGSD Kebumen Vol.2 No.2, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Wikipedia. 2013. Instrumental. Online. Tersedia: http:id.wikipedia.orgwikiInstrumental. diakses pada Januari 2013. _____. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. e-book. Tersedia di www.hukumonline.com.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 48

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandarlampung Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)

0 7 53

PENGARUH PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas XI Jurusan Bangunan Semester Genap SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 12 51

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 29 40

PENGARUH PENERAPAN MODEL PERAIHAN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 13 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 43

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 20 BandarLampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 58 183

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Sribhawono Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 19 132

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 60

DESKRIPSI DISPOSISI PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PQ4R (Penelitian Kualitatif pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016)

0 8 56

PENINGKATAN KOMUNIKASI DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Peningkatan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Learning Cycle ‘5E’ (PTK Pada Siswa Kelas VII PK Semester Genap SMP Muhammadiyah

0 0 17