Bentuk Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Wilayah RW
mesin harus pake listrik 3000 wat, sedangkan ditempat ini listriknya cuma 2000 wat”.
6
Lalu diberikan pertanyaan berikutnya yaitu, bagaimana bentuk pengelolaan sampah rumah tangga yang dilakukan di RW 04 ? berikut jawabannya:
“emm, artinya begini yah, jadi intinya sampah dari masyarakat kita ambil dan kita olah di tempat pengelolaan
ini, sampah yang ada kita olah, untuk sampah basah kaya sisa sayuran kita bikin kompos pake mesin ijo itu, terus
untuk sampah kering dan plastik kita bersihkan kemudian kita jual kepada pengepul, untuk saat ini sih masih sampah
dari rw empat yang kita layani, kita si pengennya dari semua rw. Tapi memang masih banyak kekurangan, jadi
kita masih fokus terhadap sampah dilingkungan kita sen
diri”. Lebih lanjut peneliti menanyakan terkait biaya produksi, dana yang
didapatkan berasal dari mana? Berikut jawabannya : “yah, dari iuran masyarakat, jadi setiap bulannya kita
kumpul per kepala keluarga ini sepuluh ribu, jadi kan untuk timbal balik juga, kemudian juga karena kita bekerja sama
adengan dinas kebersihan, jadi kita masih dibantu, jadi sumber biaya itu, berasal dari tadi iuran, terus penjualan
sama bantuan dari DKP Kota B
ogor, itu aja sih”. Selanjutnya peneliti menanyakan tentang, apa saja kesulitan atau masalah
yang dihadapi dalam mengelola tempat pengelolaan sampah ini? Berikut jawabannya:
“yah setiap daerah pasti punya masalah-masalahnya sendiri yah, kalau di tempat ini kita masih kesulitan dari segi alat,
kita kan masih menggunakan mesin itu yang ijo, jadi itu gak bisa dimasukan sampah yang basah, harus nunggu
kering dulu baru kita bisa oprasikan, yah seperti yang saya bilang kita punya alat pres yang sampai saat ini belum
dipergunakan, karena dayanya yang tidak kuat, itu kan mesin 3000 lebih lah, sedangkan kita cuma punya listrik
1300, meskipun tambah daya, pasti biaya oprasional pasti
nambah, jadi kita biarkan saja, untuk ngpres manual saja”. Terakhir peneliti menanyakan tentang, bagaimana partisipasi masyarakat
6
Hasil wawancara dengan Bapak Mahmud Kepala Tempat Pengelolaan Sampah RW 04, 2 Desember 2014.
di wialayah ini dalam mengelola sampah?, berikut jawabannya: “saya rasa kalau semua sama kalau diperkampungan, belum
terlalu mengenal pengelolaan sampah, karena tadi kita berdiri sejak 2012, itu kan baru, jadi awal berdiri kita
mensosialisasikan kepada warga tentang pengelolaan sampah seperti apah, tapi untuk saat ini alhamdulillah
warga cukup sadar dalam menjaga lingkungan, khususnya
dalam hal sampah”.
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada Bapak Mahmud selaku ketua Petugas TPS RW 04 merupakan bantuan langsung dari Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, bantuan tersebut berupa bangunan, alat angkut, dan juga mesin-mesin pendukung pengelolaan sampah seperti mesin penghancur
sampah organik, mesin pengayak, dan juga mesin pres. Tetapi untuk mesin pres yang ada di TPS RW 04 tidak pernah digunakan dari sejak diberikan, ini
disebabkan karena listrik yang dibutuhkan untuk menghidupkannya mencapai 3000 watt. Tetapi kapasitas yang terdapat di TPS RW 04 hanya mencapai
2000 watt, itu penyebab utama mesin tidak pernah digunakan. Gambar 4.3
Mesin Pengayak Bantuan dari Pemerintah Provinsi
Sumber : Dokumentasi Penelitian Tahun 2014
Untuk tahapan-tahapan di TPS RW 04 sendiri yaitu, Pertama setiap hari sampah-sampah warga di angkut oleh petugas TPS. Selanjutnya sampah
yang terkumpul dipisahkan yakni sampah organik dan nonorganik. Untuk sampah organik seperti sisa sayuran dan dedaunan, akan dijadikan pupuk
organik dengan menggunakan mesin. Hal ini dilakukan dengan mengeringkan sampah yang basah. Karena menurut Bapak Mahmud dari hasil wawancara
yang telah dilakukan diketahui bahwa sampah yang basah harus dikeringkan terlebih dahulu, ini dikerenakan apabila sampah basah tetap dimasukan
kedalam mesin penghancur, mesin akan tiba-tiba mati, oleh karena itu sampah harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur di bawah sinar
matahari. Setelah sampah organik dihancurkan tahap selajutnya sampah di saring dengan mesin pengayak, ini dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan pupuk organik yang halus, dan untuk memisahkan dari benda- benda lain yang tercampur.
Untuk sampah non-organik seperti gelas plastik, kaleng, kertas, kardus dan lain-lain petugas hanya memilah dan membersihkan untuk kemudian
dijual ketempat rongsokan, harapan dari pengelola TPS RW 04 adalah adanya bantuan untuk membeli alat penghancur plastik, menurut Bapak Zainudin
Ketua RW 04 “jika ada mesin penghancur plastik, nilai jual olahan sampah plastik akan semakin tinggi, tidak seperti sekarang sampah plastik hanya
dirapihkan dan dibersihkan”.
7
seperti pada gambar 4.4 berikut:
Gambar 4.4 Kegiatan Petugas di Tempat Pengelolaan Sampah
Sumber : Dokumentasi Penelitian Tahun 2014
7
Hasil wawancara dengan Bapak Zainudin Ketua RW 04, 2 Desember 2014. Di Rumah Bapak Zainudin.