Pengumpulan Sampah Pengelolaan Sampah

3. Sanitary Landfill Sanitary landfill adalah menimbun sampah di dalam tanah. Menurut Soekmana Soma, “secara definisi sanitary landfill adalah suatu kegiatan membuang sampah setiap hari ke suatu tempat kemudian dilakukan penutupan pada akhir pembuangan”. 19 Menimbun sampah di dalam tanah yaitu dengan cara menggali tanah dengan kedalaman tertentu lalu sampah dimasukan kedalam lubang dan setelah sampah dimasukan ke dalam lubang kemudian dipadatkan hal yang dilakukan adalah menimbun sampah dengan tanah. Penimbunan jenis ini tentunya memiliki keuntungan diantaranya menimbun berbagai jenis sampah dengan jumlah besar dan juga biaya yang relatif kecil.

e. Insinerasi

Insinerasi adalah kegiatan pembakaran sampah disuatu tempat tertutup dengan menggunakan alat yang memiliki temperatur yang sangat tinggi. Menurut Soekmana Soma dalam bukunya menjelaskan, pada dasaranya, insinerasi merupakan perubahan bahan- bahan sampah padat menjadi panas, emisi gas dan residu berupa abu. Insinerasi merupakan salah satu cara dalam mengelola sampah yang sangat efisien, kegiatan ini dapat menurunkan volumenya 80-90, menurunkan beratnya 98- 99. Maka dengan cara ini jumlah sampah berkurang dan dapat mengatasi permasalahan sampah. 20 Indonesia dengan jumlah penduduknya yang sangat banyak seharusnya dapat menerapkan sistem pengelolaan sampah melalui insinerasi. Menurut Isti Surjandari “cara ini mampu mengurangi timbunan sampah di TPA Bantar Gebang sebesar 62,6. Metode ini dapat dilakukan hanya sampah yang habis ketika dibakar, hal ini harus dilakukan berjauhan dengan pemukiman untuk menghindari 19 Soekmana Soma, Pengantar Ilmu Teknik Lingkungan Seri : Pengelolaan Sampah Lingkungan Bogor : IPB Press, 2010, h. 18. 20 Ibid. h.23 pencemaran a sap dan bau dan kebakaran”. 21 Setiap kegiatan pasti memiliki dampak baik maupun buruk, tidak halnya dengan kegiatan membakar sampah dengan metode insinerasi ini. Menurut Soekma Soma, panas yang dihasilkan dari proses pembakaran sampah tersebut dapat dijadikan sumber listrik waste to energy. Masalah yang ditimbulkan dari proses pembakaran ini adalah gas yang ditimbulkan seperti dioxin, furan, logam berat, CO, HCI, NO, dan SO2. Jika emisi gas-gas tersebut yang dikeluarkan melalui cerobong tidak disaring terlebih dahulu, maka akan menimbulkan pencemaran udara. 22 Pada dasarnya setiap hal yang akan kita lakukan harus diketahui dampaknya terlebih dahulu apakah lebih banyak dampak baik ataukah dampak buruk, jika dampak buruk yang akan lebih banyak terjadi maka lebih baik kita tidak usah melakukannya, tak terkecuali dalam hal pengelolaan sampah rumah tangga, bagaimana dampaknya terhadap lingkungan sekitar kita sebagai tempat tinggal apabila metode tersebut diterapkan.

7. Pengertian Rumah Tangga

Menurut UU. No. 23 Tahun 2004 dijelaskan bahwa “lingkup dari rumah tangga terdiri dari Suami, isteri, anak, orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang karena hubungan darah, perkawinan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam rumah tangga, dan orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut ”. 23 Dapat disimpulkan rumah tangga didefinisikan sebagai bagian terkecil dari masyarakat. Rumah tangga juga merupakan bagian yang paling penting pengaruhnya terhadap sosialisasi manusia. 21 Isti Surjandari, Akhmad Hidyatno dan Ade Supriatna, “Model Dinamis Pengelolaan Sampah untuk Mengurangi Beban Penumpukan”. Jurnal Teknik Industri, Vol 11, 2009,. H. 140. 22 Soma, op.cit.,h.24. 23 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Rumah Tangga.