4. Bentuk Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kelurahan
Kayumanis
Pengeloaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir.
Secara garis besar, kegiatan pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transport, pengolahan,
dan pembuangan akhir.
10
Sedangkan menurut Bapak Dudum Dumiyati selaku Kepala Kelurahan Kayumanis menjelaskan tentang pengelolaan sampah yang
ada di Kelurahan Kayumanis pada saat wawancara yang dilakukan di Ruangannya di Kantor Kelurahan Kayumanis seperti berikut:
“yang sementara ini pengelolaan sampah rumah tangga tuh kalau tidak salah kita melakukan kegiatan untuk menangani
permasalahan sampah, minimal memisahkan sampah organik dan non organik, kalau disini itu baru di rw 04 aja
yah ada bantuan alat dari gubernur kalau yang lain belum yah, saya mah sih berharap semua wilayah bisa melakukan
kegiatan pengelolaan sampah”. Dari hasil wawancara terhadap Kepala Kelurahan yang mejelaskan
bahwa di wilayahnya tempat pengelolaan sampah hanya terdapat di RW 04. Hal ini dibenarkan dari hasil wawancara terhadap Ketua RW 02 Bapak
Maksum beliau menjelaskan sebagai berikut: “harusnya kaya di rw 04 itu dia punya tempat khusus buat
ngolah sampah karena memang di kelurahan ini baru disana ada tempat pengelolaan, harusnya seperti itu atau di
kelurahan harus ada tempat pengelolaannya, jadi sampah satu kelurahan itu di kelola, lumayan kalau di kelola,
sampah se kelurahan kan banyak itu, haha
”. Kemudian pendapat Ketua pengelola Tempat Pengelolaan RW 04
Bapak Mahmud menjadi pembuktian penjelasan yang di berikan Bapak Lurah, berikut penjelasan Bapak Mahmud:
“kalau untuk tempat pemgelolaan sampah sendiri khususnya di kelurahan kayumanis yah baru ada di kita aja,
10
Kuncoro Sejati, pengelolaan sampah terpadu. Yogyakarta, kanisus 2009, hal. 24.
ini juga kita langsung mengajukan kepada pemerintah provinsi untuk meminta bantuan baik itu lahan dan juga
mesih- mesin pendukungnya”.
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada Kepala Kelurahan diketahui Di Kelurahan Kayumanis tempat pengelolaan sampah hanya
terdapat di RW 04, sementara di RW yang lain belum ada. Jadi pemahaman tentang pengelolaan sampah sebenarnya sudah dipahami oleh masyarakat
yang tinggal di wilayah RW 04 saja. Dan untuk diwilayah lain hanya sebagian kecil yang memahami tentang pengelolaan sampah tersebut. Untuk
wilayah RW 01-03 dan RW 05-06 melakukan pemusnahan sampah dengan metode dumping yakni Sampah dibuang atau diletakkan begitu saja di tanah
lapangan, jurang atau tempat sampah. Sementara di wilayah RW 07-12 masyarakat banyak sekali melakukan tahap pemusnahan dengan metode
individual incenaration, yakni melakukan pembakaran secara perseorangan. Sistem pengurangan sampah oleh masyarakat di Kelurahan
Kayumanis belum berjalan secara efektif, sampah rumah tangga yang dibuang oleh masyarakat yaitu berupa sisa sayuran, plastik, kaleng bekas,
botol minuman, dan sisa makanan, sebagian masyarakat ada yang masih memanfaatkan sampah rumah tangga melalui penggunaan kembali ada juga
masyarakat yang menjual botol-botol minuman, plastik, kaleng-kaleng bekas, kertas kepada penjual rongsokan. Namun ada juga masyarakat yang
membuang semua sampah rumah tangga mereka tanpa melakukan pengurangan terhadap sampah rumah tangga. Dari uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa penduduk di Kelurahan Kayumanis sebagian besar belum berperan aktif dalam mengelola sampah rumah tangga.
Dari hasil pembahasan hasil penelitian terdapat kemiripan hasil penelitian dengan Tesis milik Pada Yessi Theresia Mahasiswa Universitas
Sumatera Utara Pada tahun 2009 melakukan penelitian tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan
Perjuangan Kota Medan. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui strategi pengeloaan sampah rumah tangga yang dilakukan oleh Berdasarkan
data dan hasil analisa yang telah dilakukan diketahui bahwa pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Sidorame Timur belum berjalan dengan
baik. Hal ini dapat di lihat dari kurangnya partisipasi masyarakat dalam
membuang sampah pada tempat yang telah disediakan yang menyebabkan banyaknya sampah yang bertumpuk di parit drainase serta penanganan
sampah yang dilakukan oleh pemerintah masih mengalami banyak hambatan terutama minimnya petugas sampah yang mengangkut sampah. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa sampah mempunyai
nilai ekonomis, menyadarkan masyarakat agar membuang sampah ke tempat yang telah disediakan, membuat bak kontainer di TPS agar sampah tidak
berserakan, menambah jumlah petugas kebersihan dan mengubah sistem pembuangan akhir menggunakan metode pemisahan sampah sehingga
sampah bernilai ekonomis dan tidak bertumpuk di atas lahan terbuka. Persamaan penelitian ini ialah sama-sama membahas tentang analisis
pengelolaan sampah rumah tangga yang dilakukan masyarakat yang hasilnya sama-sama masih belum optimal, dikarenakan kurangnya kesadaran dan juga
sosialisai tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
D. Hasil Temuan Penelitian
Dalam penelitian yang menitik beratkan pada bagaimana pengelolaan sampah rumah tangga yang di lakukan masayarakat di Kelurahan Kayumanis,
di dapatkan beberapa temuan-temuan terkait pengelolaan sampah. Yakni terdapat 3 metode penanganan sampah yang ada di Kelurahan Kayumanis
yaitu: 1.
Dumping yaitu sampah dibuang atau diletakan begitu saja di tanah lapangan, ini dilakukan di wilayah yang memiliki lahan kosong
yang luas, untuk di Kelurahan Kayumanis metode ini banyak dilakukan di wilayah RW 01,02,03,05,06 wilayah ini termasuk
menerapkan metode dumping karena sampah yang dihasilkan
tidak dikelola, hanya dikumpulkan kemudian di angkut dan kemudian di buang ke TPA Galuga Kabupaten Bogor, selanjutnya
di wilayah RW 07-12 karena memang di wilayah ini banyak dijumpa lahan dan tanah kosong, sehingga masyarakat meletakan
begitu saja sampah rumah tangga yang dihasilkan pada lahan- lahan kosong tersebut.
2. Individual incenaration yaitu melakukan pembakaran sampah
secara perorangan biasanya dilakukan pada sekala rumah tangga dan sering di terapkan diwilayah perkampungan. Metode ini di
lakukan di wilayah RW 07-12, banyak dijumpai selain dengan meletakan sampah begitu saja, sebagian masyarakat ada yang
membakar pada tempat yang telah dibuat sebelumnya yakni dengan mmbuat lubang di tanah dengan ukuran 1x1 meter yang
biasanya masayarakat sekitar menyebutnya dengan tabunan.
3. Reuse, reduse dan Recycle 3R, metode ini dilakukan dengan
mengumpulkan, menggunakan kembali dan mendaur ulang sampah yang dihasilkan, untuk di Kelurahan Kayumanis metode
ini diterapkan di wilayah RW 04 karena memang ditempat ini terdapat tempat pengelolaan sampah terpadu, hal yang dilakukan
di tempat ini adalah dengan mengumpulkan sampah warga, kemudian memisahkan antara sampah basah dengan sampah
kering, selanjutnya sampah basah dibuat menjadi pupuk kompos dengan menggunakan mesin-mesin yang ada dan menjual sampah-
sampah kering kepada pengepul yang sebelumnya telah dibersihkan.
Bila kita berbicara tentang pengelolaan sampah, ini tidak bisa dilepaskan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008
Tentang pengelolaan sampah, di dalam undang-undang dijelaskan ketentuan