Ciri-ciri Kelas Pendekatan Whole language

32 Berdasarkan Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, kemampuan bahasa dalam menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap S+P+O+K dengan membuat kalimat sederhana. Dalam penelitian ini menulis bebas adalah kemampuan anak menulis kalimat bebas secara sederhana dalam struktur lengkap S+P+O+K. Dari uraian di atas dapat disimpulan bahwa komponen whole language ada delapan, dari kedelapan komponen tersebut di dalam pembelajaran saling berhubungan dan saling mendukung. Dalam penelitian ini pendekatan whole language yang diterapkan pada keseluruhan aspekvariabel dalam 8 komponen pendekatan whole language yaitu meliputi 1 reading aloud, 2 journal writing, 3 sustained silent reading, 4 shared reading, 5 guided writing, 6 guided reading, 7 independent reading, dan 8 independent writing.

5. Ciri-ciri Kelas Pendekatan Whole language

Teuku Alamsyah dalam Hariyanto 2012:8 mendeskripsikan ada tujuh ciri yang menandakan kelas whole language. a Pertama, kelas yang menerapkan whole language penuh dengan barang cetakan. Salah satu sudut kelas diubah menjadi perpustakan yang dilengkapi berbagai jenis buku tidak hanya buku teks, majalah, koran, kamus, buku pentunjuk dan berbagai barang cetak lainnya. Semua ini disusun dengan rapi berdasarkan pengarang atau jenisnya sehingga memudahkan siswa memilih. b Kedua, dalam kelas whole language anak belajar melalui model atau contoh. Guru dan anak bersama-sama melakukan kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Over head projector OHP dan transparasi digunakan untuk 33 memperagakan proses menulis. Siswa mendengarkan cerita melalui tape recorder untuk mendapatkan contoh membaca yang benar. c Ketiga, dalam kelas whole language anak bekerja dan belajar sesuai dengan tingkat perkembangannya. Agar anak dapat belajar sesuai dengan tingkat perkembangannya, di kelas disediakan buku dan materi yang menunjang. d Keempat, kelas whole language anak berbagi tanggung jawab dalam pembelajaran. Peran guru di kelas whole language hanya sebagai fasilitator dan anak mengambil alih beberapa tanggung jawab yang biasanya dilakukan oleh guru. Anak membuat kumpulan kata word bank, menjaga kebersihan dan kerapian kelas. e Kelima, kelas whole language anak terlibat secara aktif dalam pembelajaran bermakna. Anak secara aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang membantu mengembangkan rasa tanggung jawab dan tidak tergantung. Anak terlibat dalam kegiatan kelompok kecil atau kegiatan individual. f Keenam, kelas whole language anak berani mengambil risiko dan bebas bereksperimen. Guru di kelas whole language menyediakan kegiatan belajar dalam berbagai kemampuan sehingga semua anak dapat berhasil. Hasil tulisan anak dipajang tanpa ada tanda koreksi. Contoh hasil kerja setiap anak terpampang di seputar ruang kelas. Siswa diberikan motivasi untuk melakukan yang terbaik. Namun, guru tidak mengharapkan kesempurnaan namun respon atau jawaban yang diberikan siswa dapat diterima. g Ketujuh, kelas whole language mendapat balikan feed back positif baik dari guru maupun temannya. Ciri kelas whole language adalah pemberian feed back dengan segera. Hal ini dapat membangkitkan rasa percaya diri. Anak berperan aktif dalam pembelajaran. Guru 34 sebagai fasilitator, guru berkeliling kelas mengamati dan mencatat kegiatan anak. Dalam hal ini guru menilai anak secara informal.

6. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Whole language