Penelitian yang Relevan Kerangka Pikir

36 Secara lebih spesifik, Omrod 2008:45 mengemukakan karakteristik siswa SD pada tahap linguistik atau perkembangan bahasa sebagai berikut. 1. Siswa mengalami perkembangan kosa kata 2. Perkembangan sintaksis 3. Perkembangan kemampuan mendengarkan 4. Perkembangan keterampilan komunikasi lisan 5. Perkembangan kesadaran metalinguistik Berkaitan dengan tingkat pemahaman membaca siswa, Burns, Roe dan Roes, 1996 dalam Farida Rahim, 2008: 145, mengidentifikasi beberapa karakteristik kemahirwacanan siswa sebagai berikut. 1. Siswa mengekspresikan minat dalam membaca 2. Mengekspresikan gagasan dengan baik 3. Menyimak dengan penuh perhatian 4. Membaca dengan lancar 5. Gemar dengan penuh perhatian 6. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang pantas bijaksana 7. Membuat prediksi yang masuk akal 8. Bekerja dengan baik secara mandiri Berdasarkan penjabaran di atas, seorang guru dapat merancang pembelajaran yang dapat mengakomodasi kebutuhan dan tingkat perkembangan siswanya. Terlebih lagi perkembangan keterampilan berbahasa seperti membaca sangat berkaitan dengan keterampilan berbahasa lainnya.

D. Penelitian yang Relevan

Adapun contoh penelitian yang relevan yaitu: 1. “Pengaruh Penggunaan Metode Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Cerita Fiksi Anak Siswa Kelas 5 SD N 1 Seren, Purworejo ” yang disusun oleh 37 Uswatun Chasanah pada tahun 2012. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelas kontrol. Rata-rata nilai posttest kelompok eksperimen ialah 77,85. Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 71,29. 2. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Media Buku Cerita Bergambar Siswa Kelas III SD Negeri 4 Bukateja Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga” yang disusun oleh Adi Prasetya pada tahun 2011. Hasil penelitian memberikan gambaran ada peningkatan kemampuan membaca pemahaman. Peningkatan tersebut terlihat pada jumlah siswa yang berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal belajar sebesar 70.

E. Kerangka Pikir

Pembelajaran membaca pemahaman merupakan pembelajaran yang penting bagi siswa, sebab unsur pemahaman harus selalu ada ketika peserta didik mengikuti pembelajaran yang berhubungan dengan teks, artikel, grafik, penafsiran gambar, dan sebagainya. Realita yang terjadi, pembelajaran membaca pemahaman belum mendapat perhatian khusus dari guru untuk dibelajarkan kepada siswa. Padahal dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu melibatkan kemampuan membacanya. Kemampuan membaca pemahaman merupakan kemampuan memahami informasi yang disampaikan pihak lain melalui sarana tulisan. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran akan terlihat dari kemampuannya memahami ide dan simbol grafis bacaan. Pemahaman ide bacaan itu sendiri 38 mencakup keterampilan mengidentifikasi tujuan, ide pokok, ide penjelas, dan menarik kesimpulan isi bacaan dengan tepat. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman adalah faktor metode membaca. Dengan perannya sebagai fasilitator di kelas, guru harus mampu mengakomodasi kebutuhan tersebut untuk keberhasilan belajar peserta didik sesuai dengan karakteristik dan tingat perkembangannya. Kemampuan membaca dan penggunaan metode membaca merupakan dua hal yang saling berkaitan. Pemilihan metode yang baik akan berbanding lurus dengan penguasaan makna bacaan, akan tetapi pada umumnya peserta didik dan guru belum menerapkan metode membaca tertentu. Oleh karena itu, dibutuhkan metode membaca yang tepat untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Metode yang cukup dikenal untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa adalah metode SQ3R yang dikembangkan oleh Francis P. Robinson. Metode tersebut terdiri dari Survey, Question, Read, Recite, Review atau disingkat SQ3R. Metode SQ3R membuat siswa fokus untuk menemukan gagasan pokok dalam suatu paragraf dan memperoleh informasi dalam setiap sumber bacaan seperti buku, artikel, karangan, dan sebagainya secara efektif. Melalui kegiatan survei prabaca yang dilakukan dengan mendaftar judul, sub judul, kata kunci maupun istilah penting lalu mengubahnya menjadi pertanyaan question yang memuat 5W+1H, siswa akan lebih konsentrasi ketika membaca read. Siswa akan menjadi pembaca aktif guna menemukan 39 ide-ide atau gagasan pokok dalam bacaan. Pembacaan teks akan lebih terarah pada kalimat yang memuat inti materi dan jawaban pertanyaan. Setelah melakukan tiga langkah awal di atas, pada langkah recite siswa dapat menemukakan kembali isi bacaan dengan kata-katanya sendiri namun tetap sesuai dengan informasi. Hal tersebut menunjukan bahwa siswa mampu menyimpan informasi dalam memori jangka panjang. Kemudian pada langkah review siswa meninjau ulang hasil pekerjaannya sehingga penafsiran makna bacaan yang dilakukannya sudah tepat. Dengan demikian, langkah-langkah metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Berdasarkan paparan di atas, dapat dilihat bahwa metode SQ3R berpengaruh positif terhadap kemampuan membaca pemahaman terutama pada siswa kelas tinggi di sekolah dasar. Jika metode SQ3R diterapkan dengan baik dan konsisten, maka kemampuan membaca pemahaman siswa akan meningkat.

F. Hipotesis Penelitian