Pengertian dan Batasan Remaja

26 sangat menghawatirkan. Bagaimana disini remaja atau pelajar yang sangat diharapkan sebagai agen perubahan yang dapat merubah atau memperbaiki keadaan suatu bangsa untuk terus maju dan berkembang. Akan tetapi dengan keadaan kenakalan pelajar yang semakin mengkhawatirkan ini diharapkan peran orang tua, sekolah, pemerintah, dan lembaga terkait dapat mengatasi kenakalan pelajar ini dengan baik dan dapat mengurangi tingkat kenakalan remaja yang saat ini meresahkan masyarakat.

3. Sebab-Sebab Kenakalan Remaja

Anggota kelompok di dalam masyarakat biasanya terdiri dari berbagai macam individu yang berbeda-beda dalam berbagai segi. Mereka terdiri dari tua-muda, kaya-miskin, bangsawan-bukan bangsawan, ilmuwan-bukan ilmuwan, pejabat tinggi dan orang awam. Dalam kenyataan sering terjadi hubungan individu dengan individu atau hubungan individu dengan kelompok mengalami ketegangan disebabkan karena terdapat seorang anggota kelompok di dalam memenuhi kebutuhan hidupnya menganggu orang lain. Pelanggaran hak orang lain di dalam masyarakat sering dilakukan oleh anak remaja antara lain : a. Delik-delik yang melanggar hak-hak orang lain yang bersifat kebendaan, seperti pencurian, penggelapan, dan penipuan. b. Delik-delik yang menghilangkan nyawa orang lain, seperti pembunuhan dan penganiyayaan yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain. 27 c. Perbuatan-perbuatan lain yang berupa delik hukum, maupun yang berupa perbuatan anti sosial seperti geladangan, pertengkaran, begadang sampai larut malam. Perbuatan tersebut menimbulkan keresahan sosial sehingga kehidupan masyarakat tidak harmonis lagi dan jika ditinjau secara yuridis formal ternyata perbuatan anak remaja tersebut bertentangan dengan hukum yang berlaku. Kelakuan anak remaja yang melawan norma sosial dan bertentangan dengan kaidah hukum yang berlaku biasanya disebut kenakalan remaja atau juvenile deliquency. 4. Karakteristik Masalah-Masalah Remaja Sejumlah masalah mungkin memiliki kecenderungan lebih besar untuk timbul pada suatu tingkat perkembangan tertentu dibandingkan tingkat perkembangan lainnya. Sebagai contoh, rasa takut lebih banyak dialami di masa kanak-kanak awal, banyak masalah-masalah di sekolah timbul pertama kali di usia kanak-kanak pertengahan dan kanak-kanak akhir, dan masalah penyalahgunaan obat lebih banyak dialami di masa remaja Achenbach Edelbrock, 1981 Dalam sebuah penyelidikan berskala besar yang dilakukan oleh Thomas Achenbach dan Craig Edelbrock 1981, ditemukan bahwa remaja-remaja yang berasal dari latar belakang sosial-ekonomi rendah memiliki kecenderungan lebih besar mengalami masalah dibandingkan remaja-remaja yang berasal dari latar belakang sosial-ekonomi menengah. Sebagian besar 28 masalah yang dialami oleh para remaja yang berasal dari latar belakang sosial- ekonomi rendah merupakan perilaku ekstenalisasi yang tidak terkendali sebagai contoh, menganggu kebersamaan orang lain dan berkelahi. Peilaku- perilaku ini juga lebih banyak dijumpai pada remaja laki-laki dibandingkan perempuan. Masalah-masalah yang dialami oleh para remaja yang berasal dari sosial-ekonomi menengah dan remaja perempuan lebih sering merupakan perilaku internalisasi sebagai contoh, kecemasan dan depresi. Dalam studi yang dilakukan baru-baru ini, remaja laki-laki Latin yang memiliki relasi yang baik dengan ibunya, memiliki kecenderungan tidak memperlihatkan perilaku eksternalisasi dibandingkan rekannya yang memiliki relasi yang buruk dengan ibunya.Loukas Prelow, 2004

5. Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja

Menurut Mulyono 1989 : 122 mengemukakan bentuk-bentuk kenakalan remaja yang dapat yang dapat digolongkan ke dalam dua kelompok: 1. Kenakalan yang bersifat amoral dan anti sosial yang tidak teratur oleh undang-undang sehingga tidak apat dikategorikan sebagai pelanggaran hukum, seperti berbohong atau memutar balikan kenyataan dengan tujuan menipu diri, kabur dari rumah, keluyuran atau pergi sampai larut malam, dan bergaul dengan teman yang dapat menimbulkan pengaruh negatif. 2. Kenakalan bersifat melanggar hukum dengan penyelesaiannya sesuai dengan undang-undang dan hukum, sepeti berjudu, mencuri,