30 masyarakat baik di kota maupun pelosok desa. Akibatnya sangat memilukan,
kehidupan masyarakat menjadi resah, perasaan tidak aman bahkan sebagian anggota-anggotanya menjadi terasa terancam hidupnya. Problem tadi pada
hakikatnya menjadi tanggung jawab bersama di dalam kelompok. Hal ini bukan berarti masyarakat harus membenci anak delikuen atau
mengucilkannya akan tetapi justru sebaliknya. Masyarakat dituntut secara moral agar mampu mengubah anak-anak delikuen menjadi anak saleh, paling
tidak mereka dapat dikembalikan dalam kondisi equilibrium. Problem sosial tersebut secara esensial bukan sekedar merupakan
tanggung jawab para orang tuawali atau pengasuh di rumah, pemuka-pemuka masyarakat, dan pemerintah semata, akan tetapi masalah-masalah tersebut
menjadi tanggung jawab para anak remaja sendiri untuk ditanggulangi, jadi hindari demi kelangsungan hidup masa depan mereka. Dalam beberapa hal
timbul kesulitan yang asasi untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab, akan tetapi secara sosiologis rasa ikut bertanggung jawab untuk mengatasi problem
sosial akan timbul dengan sendirinya karena adanya unsur solidaritas sense of solidarity yang kuat dari mereka terhadap masyarakat.
C. Bentuk Bimbingan Pekerjaan Sosial
1. Pengertian Pekerjaan Sosial
Menurut International Federation of Social WorkerIFSW yang dijelaskan Dubois Miley dalam Miftachul Huda 2009 : 3, pekerjaan sosial social
work adalah sebuah profesi yang mendorong perubahan sosial, memecahkan
31 masalah dalam kaitanya dengan relasi kemanusiaan, memberdayakan, dan
membebaskan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya. Sedangkan menurut Edi Suharto 2005 : 25 mengungkapkan bahwa
pekerjaan sosial adalah profesi pertolongan kemanusiaan yang bertujuan untuk membantu individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat agar mampu
untuk menjalankan tugas-tugas kehidupannya sesuai dengan peranannya. Dari definisi yang dipaparkan di atas, dapat dilihat bahwa pekerjaan sosial
merupakan sebuah profesi yang membantu masyarakat dalam menyelesaikan masalah-masalahnya. Hal ini termasuk Satpol PP yang bertugas untuk
menjaga kenyamanan dan ketertiban masyarakat sebagai salah satu pekerja sosial yang membantu masyarakat.
2. Tujuan Pekerjaan Sosial
Pada awalnya, sebagaimana yang telah ditegaskan oleh The National Association of Social Workers NASW pekerjaan sosial mempunyai empat
tujuan utama. Namun belakangan ini, The Council on Social Education menambah dua tujuan pekerjaan sosial menjadi enam, yaitu :
1. Meningkatkan kapasitas masyarakat untuk menyelesaikan masalahnya,
menanggulangi dan secara efektif dapat menjalankan fungsi sosialnya. 2.
Menghubungkan klien dengan jaringan sumber yang dibutuhkan. 3.
Meningkatkan kinerja lembaga-lembaga sosial dalam pelayanannya agar berjalan secara efektif.
32 4.
Mendorong terciptanya keadilan sosial melalui pengembangan kebijakan sosial yang berpihak.
5. Memberdayakan kelompok-kelompok rentan dan mendorong
kesejahteraan sosial maupun ekonomi. 6.
Mengembangkan dan melakukan uji ketrampilan dan pengetahuan profesional.
Dengan tujuan pekerja sosial yang telah ditetapkan ini merupakan sebuah langkah yang bersimabungan dan membantu para pekerja sosial dalam
menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, pekerja sosial dapat fokus untuk menjalankan tujuan pekerja sosial yang dapat membantu individu, kelompok
maupun masyarakat dalam mengatasi permasalahannya.
3. Peranan Pekerja Sosial Dalam Konseling
Pekerja sosial dalam menjalankan peranannya memiliki proses konseling dalam menjalankan perannya, yaitu :
a Enabler
Membantu klien untuk memenuhi kebutuhannya, mengidentifikasi masalah, mengeksporasi solusi-solusi yangb strategis, memilih dan
menerapkan strategi, dan mengembangkan kapasitasnya sehingga masalahnya dapat teratasi secara efektif.
b Broker
Broker pialang sosial yang menghubungkan seorang klien dengan sistem sumber yang dibutuhkan.