21 Dengan adanya kelebihan dan kelemahan tersebut, media film animasi
tetap dianggap efektif untuk digunakan dalam pembelajaran di Taman Kanak- kanak. Selain rata-rata anak menyukai tayangan film animasi karena tampilannya
yang menarik juga dikarenakan informasi yang mudah diterima anak.
C. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar A. M. Sardiman 2007: 75 mengatakan bahwa motivasi belajar
merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai. Frederick J. Mc Donald dalam Oemar Hamalik
2007: 106 berpendapat bahwa motivasi belajar adalah suatu perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan. Tujuan di sini merujuk pada tujuan suatu pembelajaran. Clayton Alderfer dalam H. Nashar 2004: 42 berpendapat,
motivasi belajar adalah kecenderungan anak dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik
mungkin. Dari pendapat beberapa tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong anak untuk mengikuti kegiatan belajar dengan senang dan belajar secara sungguh-sungguh, yang selanjutnya akan
22 membuat cara belajar anak yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat
menyeleksi kegiatan-kegiatannya. 2. Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi mendorong anak untuk melakukan kegiatan belajar. Sementara itu, hasil
belajar akan menjadi optimal apabila seorang anak memiliki motivasi yang tinggi. Hamzah B. Uno 2010: 27 berpendapat bahwa, ada beberapa peranan motivasi
dalam belajar, diantaranya adalah: a. Menjadi penguat belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat
dipecahkan berkat hal-hal yang pernah dilaluinya. Karena suatu peristiwa dapat menjadi penguat belajar untuk seseorang jika orang tersebut benar-benar
mempunyai motivasi untuk belajar sesuatu. b. Memperjelas tujuan belajar
Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu jika materi yang dipelajari dapat diketahui dan dinikmati manfaatnya bagi anak.
c. Menentukan ketekunan belajar Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha
memelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan bahwa ia akan memeroleh hasil yang baik.
Sementara itu, A.M. Sardiman 2007: 85 menjabarkan fungsi motivasi belajar dalam tiga poin, yaitu:
23 a. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi berfungsi sebagai penggerak
atau motor anak untuk melakukan kegiatan yang akan dikerjakan. b. Menentukan arah perbuatan, yaitu menuju arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan yang tidak bermanfaat dari tujuan tersebut. Dari penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi berfungsi
sebagai daya penggerak dan penguat anak untuk melakukan perbuatan yang ditujukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan adanya motivasi pada diri
anak akan menimbulkan kesiapan untuk memulai atau melanjutkan suatu tindakan dalam belajar. Selanjutnya akan membuat anak menjadi tekun dan senang dalam
belajar. Sebaliknya, apabila anak kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak akan tahan lama belajar. Oleh karena itu, keberadaan
motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar. 3. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Hamzah B. Uno 2010: 23 mengatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor
intrinsik merupakan faktor yang berasal dari dalam diri anak, biasanya berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil dan dorongan kebutuhan belajar serta harapan
akan cita-cita. Sementara itu, yang termasuk dalam faktor ekstrinsik adalah faktor
24 yang berasal dari luar diri anak. Faktor ekstrinsik ini meliputi adanya
penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan yang menarik. Selanjutnya, Dimyati dan Mudjiono 1994: 89 berpendapat bahwa ada
beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu: a. Cita-cita atau Aspirasi Anak
Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-
cita anak untuk ”menjadi seseorang” akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar. Cita-cita akan memperkuat motivasi
belajar intrinsik maupun ektrinsik sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
b. Kemampuan Belajar Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi
beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri anak. Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir dan fantasi. Di dalam kemampuan belajar ini,
sehingga perkembangan berfikir anak menjadi ukuran. Anak yang taraf perkembangan berfikirnya konkrit nyata tidak sama dengan anak yang berfikir
secara operasional berdasarkan pengamatan yang dikaitkan dengan kemampuan daya nalarnya. Jadi anak yang mempunyai kemampuan belajar tinggi, biasanya
lebih termotivasi dalam belajar, karena anak seperti itu lebih sering memperoleh sukses oleh karena kesuksesan memperkuat motivasinya.
c. Kondisi Jasmani dan Rohani Anak Anak adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi
anak yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik
25 dan kondisi psikologis, tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik,
karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologis. Misalnya anak yang kelihatan lesu, mengantuk mungkin juga karena malam harinya
bergadang atau juga sakit. d. Kondisi Lingkungan Kelas
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari luar diri anak. Lingkungan anak sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya
ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Jadi unsur-unsur yang mendukung atau menghambat kondisi lingkungan
berasal dari ketiga lingkungan tersebut. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan cara guru harus berusaha mengelola kelas, menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, menampilkan diri secara menarik dalam rangka membantu anak termotivasi dalam belajar.
e. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar Unsur-unsur
dinamis dalam
belajar adalah
unsur-unsur yang
keberadaannya dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali. Unsur-unsur ini meliputi lingkungan sekitar.
f. Upaya Guru Membelajarkan Anak
Upaya yang dimaksud di sini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam
membelajarkan anak
mulai dari
penguasaan materi,
cara menyampaikannya, menarik perhatian anak.
Dari deskripsi mengenai faktor yang mempengaruhi motivasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi ada dua hal,
26 yaitu yang berasal dari dalam dan luar diri anak. Faktor yang berasal dari dalam
diri anak berupa keinginan dan dorongan belajar, harapan akan cita-cita atau aspirasi anak dan kemampuan belajar. Sedangkan faktor dari luar diri anak dapat
berupa kondisi jasmani, kondisi lingkungan kelas, unsur-unsur dinamis dalam belajar serta upaya guru saat membelajarkan anak. Faktor-faktor ini perlu
dimengerti guru agar dalam pembelajaran guru lebih bijak untuk memberikan respon saat menghadapi anak yang kurang termotivasi belajar.
4. Ciri-ciri Motivasi Ada beberapa indikator motivasi belajar menurut Abin Syamsudin
Makmun 2007: 40, yaitu: a. Durasinya kegiatan berapa lama kemampuan penggunaan waktu untuk
melakukan kegiatan b. Frekuesi kegiatan berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode waktu
tertentu c. Presistensinya ketepatan dan kelekatannya pada tujuan kegiatan.
d. Ketabahan, keuletan dan kemampuannya dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan.
e. Devosi pengabdian dan pengorbanan uang, tenaga, pikiran, bahkan jiwanya atau nyawanya untuk mencapai tujuan.
f. Tingkatan aspirasinya maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target dan
idolanya yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan. g. Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau output yang dicapai dari
kegiatan berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak
27 h. Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan like or dislike, positif atau
negatif Penting bagi guru untuk mengetahui ciri-ciri anak yang termotivasi, karena
motivasi ikut mengambil peran penting dalam menentukan proses dan hasil belajar. Ketika seorang anak nampak tidak termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran, guru harus cepat dalam mengambil sikap agar anak tersebut tidak mempengaruhi anak lainnya.
5. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah A.M. Sardiman 2007: 92 ada 11 cara yang dapat digunakan untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, diantaranya: memberi angka, hadiah, saingankompetisi, ego-incolvment, memberi ulangan, mengetahui
hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang diakui. a. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajar. Angka- angka yang baik yang diberikan bagi anak merupakan motivasi yang sangat kuat.
Namun kemudian banyak anak yang belajar hanya ingin mengejar nilai saja, sehingga dimungkinkan pembelajaran yang dilakukan kurang meninggalkan
makna.Olehkarena itu, guru perlu mengupayakan agar selain anak mencapai angka yang baik juga hasil belajar lebih bermakna.
b. Hadiah. Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian.
Hal ini dikarenakan hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak selalu menarik
28 bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan
tersebut. c. Saingankompetisi.
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar anak. Suatu persaingan, baik persaingan individual maupun
persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar anak. Anak akan lebih termotivasi jika anak mengerjakan kegiatan bersama dengan teman daripada
mengerjakan tanpa partner. d. Ego-involvement.
Menumbuhkan kesadaran kepada anak agar merasakan pentingnya tugas dan
menerimanya sebagai
tantangan sehingga
bekerja keras
dalam mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup
penting. Kesadaran ini dapat berasal dari dalam diri anak maupun pengaruh lingkungan sekitar anak.
e. Memberi ulangan. Anak akan menjadi giat belajar apabila mengetahui akan ada ulangan.
Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Akan tetapi, hal ini kurang relevan jika dilakukan pada pembelajaran di TK.
f. Mengetahui hasil.
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi jika terjadi kemajuan, akan mendorong anak untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil
belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri anak untuk terus belajar, dengan harapan hasilnya terus meningkat.
29 g. Pujian.
Apabila ada anak yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif
dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan
memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar sekaligus akan membangkitkan harga diri, namun terlalu banyak memuji anak
tidaklah bagus. Jadi pujian harus diberikan sesuai dengan kadarnya. h. Hukuman.
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi jika diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami
prinsip-prinsip pemberian hukuman. i.
Hasrat untuk belajar. Artinya, ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan
lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar,
sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik. j.
Minat. Motivasi memiliki kaitan yang erat dengan unsur minat. Motivasi muncul
karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah apabila minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar jika
disertai dengan minat.
30 k. Tujuan yang diakui.
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh anak, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus
dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.
Peran motivasi sangat penting dalam kegiatan berajar mengajar, sebab adanya motivasi mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya
motivasi akan melemahkan semangat belajar. Seorang anak yang belajar tanpa motivasi atau kurang motivasi, tidak akan berhasil dengan maksimal, oleh karena
itu diperlukan tindakan dari guru untuk menumbuhkan motivasi belajar anak dapat dilakukan melalui beberapa poin yang telah disebutkan di atas.
De Decce dan Grawford dalam Syaiful Bahri Djamarah 1994: 168 menjelaskan lebih jauh mengenai peranan guru dalam meningkatkan motivasi
belajar anak, diantaranya: a. Menggairahkan anak dengan cara memelihara minat anak pada
pembelajaran dengan menggunakan metode belajar yang bisa memotivasi anak.
b. Memberikan harapan yang realistis. c. Memberikan intensif atau penghargaan. Jika anak mendapatkan
keberhasilan, guru diharapkan mampu memberikan penghargaan bagi anak. Penghargaan di sini dapat berupa pujian, angka atau ucapan
penyemangat. Umumnya anak akan lebih senang apabila perkataan guru kepada anak berupa ucapan yang memberanikan diri, mendorong
31 semangat dalam hal kegiatan di sekolah, dan memberikan penghargaan
pujian yang wajar. d. Mengarahkan perilaku anak dengan memberikan penugasan, membimbing
anak, memberikan hukuman yang mendidik, menegur dengan lemah lembut dan memberikan nasehat yang baik.
6. Strategi Motivasi Belajar Dorongan dari dalam dan luar individu anak menentukan keberhasilan
belajar. Oleh karena itu peranan motivasi dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan. Dalam upaya menumbuhkan motivasi anak, yang terpenting adalah
memelajari kebutuhan anak secara individu sedalam dan seluas mungkin, sehingga guru dapat menyusun strategi mengajar yang sesuai dengan kebutuhan
anak usia dini. Selanjutnya, Catharina Tri Anni 2006: 186 mengungkapkan jika ada beberapa strategi motivasi belajar yang dapat diterapkan untuk menumbuhkan
motivasi anak, antara lain: a. Membangkitkan Minat Belajar
Pengaitan pembelajaran dengan minat anak adalah sangat penting, oleh karenanya guru dapat menunjukkan bahwa pengetahuan yang dipelajari sangat
bermanfaat bagi mereka. Misalnya, guru dapat menanyakan apa cita-cita anak serta memberikan saran yang sebaiknya dilakukan anak agar anak dapat
mencapainya. Cara lain yang dapat dilakukan adalah memberikan pilihan kepada anak tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari dan cara-cara
mempelajarinya.
32 b. Mendorong Rasa Ingin Tahu
Guru yang
terampil akan
mampu menggunakan
cara untuk
membangkitkan dan memelihara rasa ingin tahu anak selama kegiatan pemmbelajaran. Metode pembelajaran studi kasus, diskoveri, inkuiri, diskusi,
curah pendapat, dan sejenisnya merupakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk membangkitkan hasrat ingin tahu anak.
c. Menggunakan Variasi Metode Penyajian yang Menarik Motivasi untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan
materi pembelajaran yang menarik dan juga penggunaan variasi metode penyajian.
d. Membantu Anak dalam Merumuskan Tujuan Belajar Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar keras untuk
mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri dan bukan dirumuskan atau ditetapkan oleh orang lain.
Dari keempat poin di atas menunjukkan bahwa peran guru dalam menumbuhkan motivasi anak sangatlah besar, terutama bagi guru TK yang anak
didiknya belum memiliki kematangan berpikir.
D. Belajar Anak Usia Dini