Belajar Anak Usia Dini

32 b. Mendorong Rasa Ingin Tahu Guru yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk membangkitkan dan memelihara rasa ingin tahu anak selama kegiatan pemmbelajaran. Metode pembelajaran studi kasus, diskoveri, inkuiri, diskusi, curah pendapat, dan sejenisnya merupakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk membangkitkan hasrat ingin tahu anak. c. Menggunakan Variasi Metode Penyajian yang Menarik Motivasi untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik dan juga penggunaan variasi metode penyajian. d. Membantu Anak dalam Merumuskan Tujuan Belajar Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar keras untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri dan bukan dirumuskan atau ditetapkan oleh orang lain. Dari keempat poin di atas menunjukkan bahwa peran guru dalam menumbuhkan motivasi anak sangatlah besar, terutama bagi guru TK yang anak didiknya belum memiliki kematangan berpikir.

D. Belajar Anak Usia Dini

1. Karakteristik Anak Usia Dini Sofia Hartati 2005: 8 berpendapat bahwa anak usia dini memiliki karakteristik sebagai berikut: a memiliki rasa ingin tahu yang besar, b merupakan pribadi yang unik, c suka berfantasi dan berimajinasi, d masa 33 potensial untuk belajar, e memiliki sikap egosentris, f memiliki rentan daya konsentrasi yang pendek, dan g merupakan bagian dari mahluk sosial. Sementara itu, M. Solehuddin dan Ihat Hatimah dalam Mohammad Ali 2007: 1097, berpendapat bahwa anak usia dini memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa, yaitu unik, egosentris, aktif dan energik, memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal, eksploratif dan berjiwa petualang, spontan senang dan kaya dengan fantasi, masih mudah frustasi, masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu, memiliki daya perhatian yang pendek, bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman, serta semakin menunjukkan minat terhadap teman. Berdasarkan karakteristik-karakteristik tersebut hendaknya guru menjadikan pertimbangan sebelum memilih media ataupun metode yang akan diterapkan dalam pembelajaran. Sebagai contoh, anak yang tinggal di daerah pelosok desa tidak mungkin memahami jika diminta bercerita mengenai bagaimana sebaiknya saat naik pesawat, karena selain topik itu jauh dari lingkungan sehari-hari anak, bisa jadi anak juga belum memiliki pengalaman pernah pergi ke bandara. Maka guru handaknya berusaha untuk mengkongkritkan pemikiran anak tentang begaimana langkah tersebut dengan menggunakan media berupa gambar atau video. 2. Pengertian Belajar Anak Usia Dini Stephen A. Romine dalam Oemar Hamalik 1983: 58 berpendapat “learning is defined as the modification or strengthening of behaviour through experience ” yang artinya adalah bahwa belajar merupakan modifikasi atau 34 memperteguh kelakuan melalui pengalaman.Azhar Arsyad 2006: 1 memberikan definisi mengenai belajar sebagai sesuatu yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Dalyono 1997: 49 memberkan definisi lebih jauh mengenai belajar yang merupakan suatu usaha atau kegiatan, yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, perubahan ini dapat mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan serta keterampilan dan sebagainya. Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa pendapat di atas adalah belajar merupakan suatu proses pada diri seseorang yang membawa pada perubahan, perubahan-perubahan ini berasal dari pengalaman seseorang untuk membangun pengetahuannya. Belajar juga kegiatan manusia yang sangat penting dan harus dilakukan selama hidup, karena melalui belajar manusia dapat melakukan perbaikan dalam berbagai hal yang menyangkut kepentingan hidup, dengan kata lain melalui belajar dapat memperbaiki nasib, menggapai cita-cita yang didambakan. Belajar bagi anak usia dini dapat dilakukan dengan berbagai cara dan di mana saja. Anak usia dini dapat belajar melalui lingkungan sekitar dengan melihat kemudaian meniru imitation. Selain itu anak usia dini juga memerlukan latihan dan pegalaman guna mematangkan pemikirannya. Karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang dapat mengarah ke tingkah laku yang lebih baik atau lebih buruk, dalam proses belajar anak memerlukan peran orang dewasa agar aspek yang diserap tidak menyalahi nilai dan norma yang berkembang di masyarakat. 35 3. Prinsip Belajar Anak Usia Dini Forum PAUD 2007 dalam modul online Mujahidah Rapi sulsel.kemenag.go.id mengatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada pelaksanaannya menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Berorientasi pada Kebutuhan Anak Seyogyanya suatu kegiatan pembelajaran berorientasi pada anak, terlebih pada pendidikan untuk usia dini. Karena anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis. Proses pembelajaran yang dilakukan harus berangkat dari yang dimiliki anak. Setiap anak membawa seluruh pengetahuan yang dimilikinya terhadap pengalaman-pengalaman baru. b. Belajar melalui Bermain Bermain merupakan saran belajar anak usia dini. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai benda di sekitarnya. Melalui kegiatan bermain yang beraneka ragam, anak dapat belajar mengenal lingkungan dan bersosialisasi dengan orang lain sehingga menambah pengalaman baru bagi anak. c. Menggunakan Lingkungan yang Kondusif Lingkungan memiliki peran penting dalam kegiatan belajar, oleh karena itu lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain. Dengan mempertimbangkan 36 berbagai aspek tersebut, kegiatan belajar akan semakin bermakna sehingga informasi yang ingin guru sampaikan dapat diterima anak dengan baik. d. Menggunakan Pembelajaran Terpadu Pembelajaran pada anak usia dini harus menggunakan konsep pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual. Pemilihan tema harus mempertimbangkan kedekatannya dengan anak. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi anak. e. Mengembangkan Berbagai Kecakapan Hidup Mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri, mandiri dan bertanggungjawab serta memiliki disiplin diri. Kecakapan tersebut akan menjadi bekal anak untuk memasuki jenjang yang lebih tinggi atau saat anak terjun ke masyarakat. f. Menggunakan berbagai Media Edukatif dan Sumber Belajar Peran media pembelajaran sangat penting dalam suatu proses belajar. Media ini dapat menjembatani informasi yang ingin guru sampaikan pada anak. Dengan adanya media pembelajaran, perhatian anak akan lebih terfokus. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menggunakan media saat proses pembelajaran berlangsung. Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidikguru. 37 g. Pembelajaran secara Bertahap Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak. Agar konsep dapat dikuasai dengan baik hendaknya guru menyajikan kegiatan –kegiatan yang berluang. Anak usia dini belajar melalui interaksinya dengan lingkungan, seperti saat berinteraksi dengan anak lain, orang tua, atau orang dewasa lainnya dalam suatu lingkungan untuk mencapai tugas perkembangan. Interaksi yang dibangun tersebut merupakan faktor yang akan mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada dasarnya, pembelajaran anak usia dini adalah melalui bermain. Sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang bersifat aktif dalam melakukan berbagai ekplorasi terhadap lingkungannya, maka aktivitas bermain merupakan bagian dari proses pembelajaran. Oleh karena itu, dengan menekankan prinsip pembelajaran yang sesuai untuk anak usia dini dan karakteristik anak, pembelajaran pada usia dini harus dirancang agar anak merasa tidak terbebani dalam mencapai tugas perkembangnya. 4. Faktor yang Mempengaruhi Belajar Anak Usia Dini Wasty Sumanto 1983: 107 berpendapat ada bermacam-macam faktor yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu digolongkan tiga macam yaitu: a. Faktor-faktor stimuli belajar, yaitu segala hal di luar individu yang merangsang individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimuli dalam hal ini mencakup kesulitan materi pelajaran, panjangnya 38 bahan pelajaran, berartinya suatu bahan pelajaran, berat dan ringannya materi pelajaran serta sarana lingkungan eksteral. b. Faktor-faktor metode belajar. Faktor-faktor metode belajar menyangkut hal-hal sebagai berikut: 1 kegiatan berlatih atau praktek, 2 overlearning dan drill, 3 resitasi selama belajar, 4 pengenalan tentang hasil-hasil belajar, 5 belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian, 6 penggunaan set dalam belajar, 7 bimbingan dalam belajar, dan 8 kondisi- kondisi insentif. c. Faktor-faktor individual. Faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang yaitu: kematangan individu, usia kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasits mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani dan motivasi. Sementara itu, menurut Sumadi Suryabrata 1983: 107, ada dua faktor yang mempengaruhi seseorang dalam belajar, yaitu: faktor yang berasal dari luar diri anak dan faktor yang berasal dari dalam diri anak. a. Faktor yang berasal dari luar diri anak digolongkan menjadi 2 golongan yaitu: 1 Faktor-faktor non sosial, seperti keadaan udara, suhu, udara, cuaca, waktu, tempat, serta alat-alat yang dipakai untuk belajar. 2 Faktor-faktor sosial dalam belajar, misalnya kehadiran langsung maupun tidak langsung. Kehadiran langsung dapat berupa seseorang yang datang pada waktu proses belajar sedang berlangsung. Sementara kehadiran tidak langsung berupa gambar, suara dari radio, ponsel, sirine, dll. 39 b. Faktor yang berasal dari dalam diri anak digolongkan menjadi 2 golongan yaitu: 1 Faktor-faktor fisiologis atau jasmaniah. Faktor ini dapat bersifat bawaan maupun yang diperoleh anak. Seperti penyakit kronis sepert pilek, influensa, sakit gigi, batuk, dan hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi panca indera terutama penglihatan dan pendengaran 2 Faktor-faktor psikologis dalam belajar, seperti kebiasaan-kebiasaan buruk yang mengganggu, seperti frustrasi, konflik psikis dan motivasi yang lemah. Dari penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar anak usia dini, faktor itu berasal baik dari luar maupun dari dalam diri anak. Faktor dari luar dapat berupa sarana dan prasarana, lingkungan, masyarakat, guru, metode pembelajaran, kondisi sosial, dan lain sebagaianya.Selanjutnya faktor dari dalam diri anak adalah kondisi jasmaniah serta psikologis yang meliputi motivasi, minat, bakat, kepandaian, kesehatan, sikap, perasaan dan faktor pribadi lainnya. Guru yang memiliki kewenangan penuh dalam mengatur kelas dan anak didiknya hendaknya mampu membuat berbagai faktor itu agar tidak menjadi penghambat selama proses belajar. Sebagai upaya untuk mencegah faktor psikologis anak agar tidak mengganggu proses belajar, guru dapat menerapkan berbagai strategi baru yang disesuaikan untuk kebutuhan dan karakteristik anak. Strategi baru ini dapat berupa modifikasi model pembelajaran atau penggunaan 40 media yang lebih beragam dan menarik guna meningkatkan motivasi minat serta menemukan bakat yang ada dalam diri anak.

E. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK PADA KELOMPOK B DI TK Pengaruh Penggunaan Media Gambar Seri Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Pada Kelompok B Di Tk Pertiwi 2 Blimbing Sambirejo Sragen Tahun Ajaran 2016/2017.

0 2 13

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK PADA KELOMPOK B DI TK Pengaruh Penggunaan Media Gambar Seri Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Pada Kelompok B Di Tk Pertiwi 2 Blimbing Sambirejo Sragen Tahun Ajaran 2016/2017.

0 2 15

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK KELOMPOK B DI TK Pengaruh Penggunaan Media Flashcard Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi Keprabon Polanharjo Klaten Tahun Ajaran 2015/2016.

0 4 14

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK KELOMPOK B TK ABA MARGOMULYO SEYEGAN SLEMAN.

0 3 172

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK KELOMPOK A TK DHARMA BAKTI I SLEMAN.

16 194 206

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CD INTERAKTIF ABACADA CERDAS BELAJAR BACA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK KELOMPOK B TK ABA KARANGKAJEN.

0 2 129

Peranan Media Gambar terhadap Motivasi Belajar Anak di Kelompok B TK Melati Buranga Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong | Toheba | Bungamputi 7247 24135 1 PB

0 0 13

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MEDIA POSTER PADA ANAK KELOMPOK B DI TK TUNAS BHAKTI Erna Sulismiyati TK TUNAS BHAKTI

1 3 11

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK

0 1 11

UPAYA MENGEMBANGKAN KECERDASAN NATURALIS MELALUI MEDIA FILM ANIMASI PADA ANAK KELOMPOK B TK ISLAM AS-SALAM DESA TLOGO KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

0 2 138