Kegiatan dalam Pengelolaan Kelas

33 g. Mengembangkan kemampuan bertanya Bertanya atau mengajukan pertanyaan merupakan salah satu fungsi pokok bahasa selain fungsi lain seperti menyatakan pendapat, perasaan, mengajukan alasan, mempertegas pendapat, dan sebagainya. Menurut jenisnya pertanyaan dapat dikelompokkan menjadi: 1 pertanyaan yang memerlukan jawaban “ya” atau “tidak”; 2 pertanyaan yang memerlukan informasi sebagai jawabannya. Ketika seseorang mampu mempertanyakan dan menemukan jawaban untuk dirinya sendiri, maka pada dasarnya ia telah memahami masalahnya secara lebih mendalam. h. Memanfaatkan perpustakaan sekolah i. Mengatasi masalah disiplin Pendapat lain dikatakan oleh Rusman 2010: 271, pengelolaan kelas meliputi beberapa kegiatan, antara lain yaitu: a. Pengaturan Tempat Belajar Tempat belajar seperti ruang kelas dan ruangan yang lainnya seperti laboraturium, workshopbengkel kerja, dan sebagainya. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu ditata dan diatur sedemikian rupa agar dapat menumbuhkan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan PAKEM. Pengaturan tempat belajar dikelas meliputi pengaturan meja, kursi, lemari, perabotan kelas, alat, media, atau sumber belajar lainnya yang ada di kelas. Dalam pembelajaran, pengaturan ruang kelas harus fleksibel atau mudah diubah-ubah 34 oleh siswa disesuaikan dengan tuntutan strategi pembelajaran yang akan digunakan. b. Pengaturan Siswa Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang didasarkan atas pengaturan siswa dapat dilakukan secara klasikal kelompok besar, kelompok kecil, dan perorangan individual. c. Pemilihan Bentuk Kegiatan Dalam melaksanakan pembelajaran tematik di sekolah dasar, guru perlu menguasai bentuk-bentuk kegiatan yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa, dimulai dari kegiatan membuka pelajaran, menjelaskan isi tema, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memberikan penguatan, mengadakan variasi mengajar, sampai dengan menutup pelajaran. d. Pemilihan Media Pembelajaran Dalam kegiatan pembelajaran tematik perlu juga diperhatikan mengenai optimalisasi penggunaan media pembelajaran yang bervariasi. Tanpa media yang bervariasi maka pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik tidak akan berjalan dengan efektif. Penggunaan media dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dapat divariasikan kedalam penggunaan media visual, media audio, dan media audio- visual. e. Penilaian Model penilaian yang dikembangkan dalam pembelajaran tematik di sekolah mencakup prosedur yang digunakan, jenis dan bentuk penilaian, serta alat 35 evaluasi yang digunakan. Model penilaian tersebut disesuaikan dengan penilaian berbasis kelas pada kurikulum tingkat satuan pendidikan. Menurut Ahmad Rohani 2004: 123 mengatakan bahwa “ kalau pengajaran instruction mencakup semua kegiatan yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pengajaran menentukan entry behavior peserta didik, menyusun rencana pelajaran, memberi informasi, bertanya, menilai, dan sebagainya, maka pengelolaan kelas menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar pembinaan raport, penghentian tingkah laku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyeleseaian tugas oleh penetapan norma kelompok yang produktif, dan sebagainya. Dari beberapa pendapat ahli diatas, kegiatan dalam mengelola kelas secara umum dapat diklasifikasikan kedalam lima kegiatan, antara lain sebagai berikut. a. Pengaturan siswa. Kegiatan yang dilakukan guru dalam pengaturan siswa meliputi kegiatan dalam mengatur siswa kedalam kelompok-kelompok belajar. b. Pengaturan tempat belajar Kegiatan pengaturan tempat belajar meliputi kegiatan pengaturan tempat duduk siswa, penataan ruang kelas, pengaturan perabotan kelas. Pengaturan tempat belajar tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja namun juga di ruang laboraturium, dan tempat belajar lainnya. 36 c. Pemilihan media pembelajaran Pemilihan media pembelajaran berkenaan dengan cara guru memvariasikan kreativitasnya dalam pembuatan media pembelajaran. Guru dituntut untuk dapat memanfaatkan media yang ada, dan sebisa mungkin menggunakan kreativitasnya dalam menciptakan media pembelajaran. d. Pemilihan bentuk kegiatan Seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran di sekolah harus dapat menguasai bentuk-bentuk kegiatan, seperti kegiatan membuka pelajaran, menyelenggarakan diskusi kelas, dan sebagainya. e. Penilaian Kegiatan penilaian berupa kegiatan yang bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan. Semua kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan kelas bertujuan untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga dapat tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan PAKEM.

9. Masalah-Masalah Pengelolaan Kelas

Menurut Ahmad Rohani 2004: 155-157 masalah pengelolaan dapat diklasifikasikan kedalam tiga ketegori yaitu: a masalah yang ada dalam wewenang guru bidang studi, b masalah yang ada dalam wewenang sekolah, c masalah-masalah yang ada di luar kekuasaan guru dan sekolah. Masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut. 37 a. Masalah yang ada dalam wewenang guru bidang studi. Seorang guru bidang studi yang sedang mengelola proses belajar mengajar dituntut untuk dapat menciptakan, memperhatikan, dan mengembalikan iklim belajar kepada kondisi belajar mengajar yang menguntungkan. Pengembalian iklim belajar dilakukan jika dalam proses pembelajaran terjadi masalah yang mengganggu proses pembelajaran yang berlangsung. Dengan upaya guru tersebut maka, peserta didik berkesempatan untuk dapat mengambil manfaat yang optimal dari kegiatan yang dilakukannya. Tindakan atau kegiatan yang dilakukan guru tidak keluar dari batas perannya sebagai guru bidang studi, dan berbeda dengan tindakan yang dilakukan oleh guru wali kelas dan guru bimbingan konseling. Adapun kegiatan yang dilakukan guru meliputi, cara mengatur tempat duduk peserta didik, membina “raport” yang baik dengan peserta didik, memberi pujian, memberi hadiah barang kepada peserta didik yang menyelesaikan tugas dengan benar sebelum waktunya, menegur peserta didik yang mengganggu teman di sebelahnya, mendamaikan peserta didik yang bertengkar pada jam pelajaran, melaporkan pelanggaran tatatertib yang dilakukan peserta didik kepada wali kelas, sekolah, maupun orang tua peserta didik. b. Masalah yang ada dalam wewenang sekolah Dalam menghadapi masalah sehari-hari di kelas terkadang ditemukan masalah pengelolaan kelas yang lingkup wewenang untuk mengatasinya berada di luar jangkauan guru bidang studi. Masalah harus diatasi oleh sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan. Bahkan mungkin juga ada masalah pengelolaan yang 38 tidak bisa hanya diatasi oleh satu lembaga pendidikan akan tetapi menuntut penanganan bersama antarsekolah. Masalah yang berada di bawah wewenang sekolah merupakan masalah yang membutuhkan penanganan bersama oleh pihak-pihak yang berada di sekolah. Adapun masalah yang ada di bawah wewenang sekolah antara lain yaitu pembagian ruangan yang adil untuk setiap tingkat atau jurusan, pengaturan upacara bendera pada setiap hari senin dan bila pada hari tersebut turun hujan lebat, menegur peserta didik yang selalu terlambat pada saat apel bendera, mengingatkan peserta didik yang tidak mau memakai seragam sekolah, menasehati peserta didik yang rambutnya gondrong, memberi peringatan keras kepada peserta didik yang merokok di kelas atau sekolah dan minum-minuman keras, sampai kepada mendamaikan peserta didik jika terjadi perselisihan antarsekolah. c. Masalah-masalah yang ada di luar kekuasaan guru dan sekolah Dalam mengatasi masalah-masalah yang ada di luar kekuasaan guru dan sekolah yang dapat terlibat antara lain yaitu orang tua, lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat seperti karang taruna, bahkan para penguasa dan lembaga pemerintahan setempat. Masalah-masalah yang dapat dikategorikan dalam masalah ini yaitu minum-minuman keras di luar rumah, nonton film diluar batas umur yang sudah ditentukan, bergerombol di jalan dan membuat keributan, ngebut dijalan umum sehingga membahayakan pemakai jasa jalan yang lainnya, perkelahian antarsekolah, pencurian, penjambretan, penodongan, dan pemerasan. 39 Pendapat lain dikemukakan oleh Martinis Yamin dan Maisah 2009: 37 serta dalam Ahmad Rohani 2004: 124 masalah pengelolaan kelas dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu masalah individual dan masalah kelompok. Selanjutnya Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel dalam Ahmad Rohani 2004: 125 membedakan empat kelompok masalah pengelolaan individual yang didasarkan asumsi bahwa semua tingkah laku individu merupakan upaya pencapaian tujuan pemenuhan keputusan untuk diterima kelompok dan kebutuhan untuk mencapai harga diri. Penggolongan tingkah laku tersebut dapat dilihat sebagai berikut. a. Tingkah laku yang ingin mendapatkan perhatian orang lain attention getting behavior. b. Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan power seeking behaviors. c. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain revenge seeking behaviors. d. Peragaan ketidakmampuan. Lois V. Johnson dan Mary A. Bany dalam Ahmad Rohani 2004: 126 mengemukakan 6 kategori masalah kelompok dalam pengelolaan kelas. Masalah masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut. a. Kelas kurang kohesif. b. Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya. c. “membesarkan” hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok. d. Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap. e. Semangat kerja rendah. f. Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru. Dari pendapat beberapa ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa masalah- masalah pengelolaan kelas secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu masalah individu dan masalah kelompok. Masalah individu yaitu masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan kepribadian masing-masing siswa 40 di kelas, sedangkan masalah kelompok berkaitan dengan masalah yang ditimbulkan oleh sekelompok siswa di dalam kelas.

10. Faktor-Faktor Mempengaruhi Pengelolaan Kelas

Menurut Ahmad Rohani 2004: 157-160 terdapat beberapa faktor penghambat pengelolaan kelas antara lain yaitu: a faktor guru, b faktor peserta didik, c faktor keluarga, dan d faktor fasilitas. Masing-masing faktor akan dijelaskan sebagai berikut. a. Faktor Guru Faktor penghambat yang datang dari guru dapat berupa hal-hal seperti: 1 Tipe Kepemimpinan Guru Tipe kepemimpinan guru yang otoriter dan kurang demokratis akan menumbuhkan sikap pasif atau agresif peserta didik. 2 Format belajar mengajar yang monoton Format belajar mengajar yang tidak bervariasi dapat menyebabkan para peserta didik bosan, frustasi kecewa, dan hal ini akan merupakan sumber pelanggaran disiplin. 3 Kepribadian guru Seorang guru yang berhasil untuk bersikap hangat, adil, objektif, dan fleksibel sehingga terbina suasana emosional yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar. 4 Pengetahuan guru Terbatasnya pengetahuan guru tentang masalah pengelolaan kelas dan pendekatan pengelolaan. Baik yang sifatnya teoritis maupun pengalaman