Berpikir Kritis dalam Matematika

49 Demikian juga, jika peserta didik tidak didorong untuk mencari alternatif penjelasan dan interpretasi tentang masalah-masalah dan isu-isu, kemungkinan kesimpulan-kesimpulan yang mereka ambil lebih didasarkan pada harapan-harapan mereka sendiri, prasangka dan pengalaman- pengalaman pribadi yang pada gilirannya dapat mengarah pada kesimpulan- kesimpulan yang keliru. 82

6. Berpikir Kritis dalam Matematika

Gambar 2.1. Hirarki Berpikir 83 Gambar di atas merupakan hirarki dari berpikir. Penalaran merupakan bagian berpikir di lular ingatan. Penalaran meliputi berpikir dasar, berpikir kritis dan berpikir kreatif. Pada kategori ingatan, siswa memiliki kemampuan menghapal misal menghafal rumus-rumus matematika dan mengingat, 82 Desmita, Psikologi Perkembangan …, hal.157 83 Rochmad,” Ketrampilan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran Matematika”, dalam Semnas Jurusan Matematika Universitas Semarang, hal. 11 Kreatif Kritis Dasar Ingatan P e n a l a r a n 50 memanggil apa yang diketahui, menyimpan informasi berdasar fakta empirik dan mengingat konsep-konsep matematika sederhana. Pada kategori berpikir dasar, siswa memiliki pemahaman terhadap konsep-konsep matematika dan hubungan antar konsep dan mengenali konsep ketika muncul dalam suatu masalah. Siswa mengetahui pengetahuan dasar-dasar logika untuk digunakan dalam pemecahan masalah dan memahami cara berpikir induktif dan deduktif. 84 Pada kategori berpikir kritis, siswa dapat menguji, merealisasikan dan mengevaluasi semua aspek dari suatu situasi atau masalah. Siswa berpikir dengan memfokuskan pada bagian-bagian dari suatu situasi atau masalah, mengumpulkan dan mengorganisasi informasi, memvalidasi dan menganalisis informasi, mengingat dan mengaitkan informasi yang dipelajari sebelumnya, menentukan alasan dari jawaban, menggambarkan kesimpulan yang valid dan menganalisis serta merefleksikan sifat. Pada kategori berpikir kreatif siswa dapat menghasilkan kerja asli dari pemikirannya atau idenya, menghasilkan suatu produk termasuk yang kompleks, menemukan, mensintesiskan ide-ide, memperumpun ide-ide dan menerapkan ide-ide. 85 Dalam kegiatan untuk pemecahan masalah atau persoalan yang rumit banyak pendapat para ahli, salah satunya seperti yang dikemukakan Polya. Polya mendefinisikan pemecahan masalah sebagai usaha untuk mencari jalan 84 Ibid 85 Ibid., hal 11,12 51 keluar dari suatu kesulitan, mencapai tujuan yang tidak segera dicapai . Menurut Polya ada empat langkah dalam pemecahan masalah, yaitu: 86 a. Memahami masalah Dalam tahap ini, masalah harus benar-benar dipahami, seperti mengetahui apa yang tidak diketahui, apa yang sudah diketahui, apakah kondisi yang ada cukup atau tidak cukup untuk menentukan yang tidak diketahui, adakah yang berlebih-lebihan atau adakah yang bertentangan, menentukan suatu gambaran masalah, menggunakan notasi yang sesuai. b. Membuat rencana pemecahan masalah Mencari hubungan antara informasi yang ada dengan yang tidak diketahui. Dalam membuat rencana ini seseorang dapat dibantu dengan memperhatikan masalah yang dapat membantu jika suatu hubungan tidak segera dapat diketahui sehingga akhirnya diperoleh suatu rencana dari pemecahan. c. Melaksanakan rencana Pada tahap ini rencana dilaksanakan,memeriksa setiap langkah sehingga dapat diketahui bahwa setiap langkah itu benar dan dapat membuktikan setiap langkah benar. d. Memeriksa kembali pemecahan masalah yang didapatkan Pada tahap ini dapat diajukan pertanyaan seperti dapatkah memeriksa hasil, dapatkah memeriksa alasan yang dikemukakan, apakah diperoleh hasil 86 Desti H aryani,” Pembelajaran Matematika dengan Pemecahan Masalah untuk menumbuhkembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”, dalam Posiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, UNY, 14 Mei 2011, hal. 123 52 yang berbeda, dapatkah melihat sekilas pemecahannya, dapatkah menggunakan pemecahan yang telah diperoleh atau metode yang sudah digunakan untuk masalah lain yang sama. Jika diperhatikan, langkah-langkah pemecahan masalah yang dikemukakan Polya sangat memerlukan ketrampilan atau kemampuan berpikir kritis. Pada tahap memahami masalah agar siswa dapat memahami masalah, dia harus mempunyai kemampuan interpretasi agar dia memahami secara tepatmasalah matematika yang diajukan kepadanya. Selain itu dia juga harus mempunyai kemampuan evaluasi untuk mengevaluasi pemikirannya dalam memahami masalah. Kemampuan inferensi juga diperlukan untuk mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang ditanya dalam masalah. Pada tahap merencanakan pemecahan masalah ketrampilan interpretasi, analisis dan evaluasi juga diperlukan karena untuk dapat menentukan rencana apa yang akan dilaksanakan, siswa harus mampu memaknai informasi yang ada pada masalah dan menghubungkan setiap unsur yang ada pada masalah. Bahkan Polya mengemukakan bahwa sesungguhnya kemampuan memecahkan masalah ada pada ide menyusun rencana pemecahan.Jadi pada tahap ini sangat diperlukan kemampuan berpikir kritis dari siswa. Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan, siswa akan menggali semua konsep dan prosedur yang telah dipelajarinya sehingga dapat memecahkan masalah dengan benar. Semua ketrampilan atau kemampuan berpikir kritis diperlukan di sini terutama kemampuan eksplanasi. Pada tahap 53 ini siswa mengorganisasikan semua pengetahuan dan konsep matematika yang telah dimilikinya agar dia berhasil memecahkan masalah. Pada tahap terakhir yaitu tahap melihat atau memeriksa kembali hasil pemecahan masalah yang telah didapat, semua ketrampilan berpikir kritis juga sangat diperlukan untuk menguji apakah pemecahan masalah yang telah dilaksanakan sudah benar. 87 Karena peneliti mengacu pada pendapat John Chaffee maka langkah pemecahan masalah dalam soal menurut Polya terkait berpikir kritis sebagai berikut: Tabel 2.1. Proses Berpikir Kritis No Langkah Penyelesaian Polya Karakteristik Berpikir Kritis Indikator Berpikir Kritis 1 Memahami Dengan hati-hati mengeksplorasi situasi dengan pertanyaan Memahami apa yang ditanyakan Memandang situasi dari perspektif yang berbeda Dapat menuliskan kaitan antar konsep 2 Merencanakan Berpikir aktif Mencari tahu strategi Berpikir dengan mandiri Tidak menyontek Berpikir dengan mandiri Dapat menuliskan alasan 3 Melaksanakan Berpikir dengan mandiri Tidak menyontek Memandang situasi dari perspektif yang berbeda Menuliskan proses perolehan jawaban Berpikir aktif Menuliskan keingintahuan dalam menentukan cara Berpikir aktif Menuliskan cara dalam menyelesaikan Dengan hati-hati mengeksplorasi situasi dengan pertanyaan Menulis simbol dengan benar 4 Melihat Kembali Dengan hati-hati mengeksplorasi situasi dengan pertanyaan Mengerjakan dengan cermat Mendukung perspektif yang bermacam-macam dengan alasan dan Dapat menuliskan bukti dengan 87 Ibid., hal. 125 54 bukti berbagai cara Berpikir dengan mandiri Dapat menuliskan alasan Berpikir aktif Memahami solusi

7. Peluang