21
Mengenai tahapan berpikir yang terjadi sejak tahap operasional kongkrit sampai tahap operasional formal, Freenkel mengemukakan tahapan-
tahapan sebagai
berikut:
43
1 tahap
berpikir konvergen,
yaitu mengorganisasikan informasi atau pengetahuan yang diperoleh untuk
mendapatkan jawaban yang benar, 2 tahap bepikir divergen, yaitu kita mengajukan beberapa alternatif sebagai jawaban. Diantara jawaban tersebut
tidak ada yang benar seratus persen. Oleh karena itu, kita tidak bisa memperoleh suatu kesimpulan yang pasti dari berpikir divergen, 3 tahap
berpikir kritis, yaitu bahwauntuk mampu berpikir secara kritis dalam menghadapi permasalahan seseorang harus terlebih dahulu memiliki beberapa
alternatif sebagai jawaban yang mungkin atas permasalahan yang sedang dihadapi. Selanjutnya menentukan criteria untuk memiliki alternatif jawaban
yang paling benar. Penentuan kriteria itu didasarkan pada pengetahuan dan konsep-konsep yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang
dihadapi, 4 tahap berpikir kreatif, yaitu menghasilkan gagasan baru yang tidak dibatasi oleh fakta-fakta, tidak memerlukan penyesuaian dengan
kenyataan, tidak memperhatikan bukti dan bisa saja melanggar aturan logis.
2. Berpikir yang Baik
Pemikiran yang baik atau bagus dibagi menjadi dua yaitu berpikir kritis dan kreatif. Berpikir kritis adalah berpikir dengan jelas dan rasional. Ini
43
Kowiyah,” Kemampuan Berpikir Kritis”, dalam Jurnal Pendidikan Dasar, Vol.3, No. 5, Desember 2012, hal. 175
22
memerlukan pemikiran yang tepat dan sistematis serta mengikuti aturan- aturan logis dan penalaran ilmiah antar satu dan lainnya. Berpikir kreatif
adalah menemukan ide-ide yang baru dan berguna, sehingga menghasilkan kemungkinan-kemungkinan alternatif.
44
Berpikir kritis dan kreatif adalah dua hal yang sama penting. Seseorang perlu berpikir kreatif untuk menemukan
ide-ide untuk menyelesaikan masalah, tetapi juga perlu berpikir kritis untuk mengevaluasi dan memperbaiki ide-ide tersebut, sehingga keduanya saling
melengkapi. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam berpikir yang baik:
45
a. Selalu Cinta pada Kebenaran
Seseorang yang selalu mencintai maka dalam hidupnya tidak menyukai kebohongan. Mencintai kebenaran diwujudkan dengan
menjauhkan diri dari kemalasan dan kecerobohan. Dia akan memiliki sikap mental yang selalu siap menerima kebenaran walaupun ternyata
berlawanan dengan prasangka dan kecenderungan pribadinya.Sebagai seorang yang mempunyai pemikiran yang baik maka diperlukan untuk
mengoreksi diri sendiri. Seseorang yang konsekuen dengan perbuatannya maka hari-hari selanjutnya akan berubah menjadi orang yang baik dan
besar kemungkinan tidak akan melakukan kesalahan yang disengaja. b.
Sadar terhadap Perbuatan yang Dilakukan
44
Lau,
An Introduction to Critical Thinking and Creativity: Think More, Think Better
, USA: John Wiley Sonc, Inc, 201, hal 1
45
Yanto,
Mengembangkan
…, hal. 52
23
Menyadari sesuatu yang sedang berjalan pada lingkungan dan perbuatan yang dilakukan adalah perlu. Jika seseorang telah menyadari
tentang kegiatan yang dilakukan, maka tidak ada penyesalan di kemudian hari. Kekecewaan yang berkepanjangan yang terjadi pada seseorang,
karena sebelumnya orang tersebut tidak pernah memikirkan sesuatu yang dikerjakan.
Pada dasarnya hidup di dunia ini hanyalah mencari kebenaran. Maka tanpa adanya pengertian untuk mencapai tujuan itu tentu kita akan salah
arah. Jika orang sadar tentang pekerjaan yang tengah dilakukan, maka ia akan bisa menarik keberhasilan yang memuaskan. Seseorang yang
menyadari berarti melihat baik dan buruknya suatu pekerjaan yang dikerjakan. Setiap manusia yang sadar tentu akan mendambakan sesuatu
yang baik dan benar. Namun jika ia melakukan perbuatan kurang baik maka saat melakukan ia belum menyadari bahwa perbuatan yang
dilakukan kurang baik pada dirinya. c.
Sadar terhadap Semua Perkataan yang Diucapkan Orang tidak dapat berbicara dengan baik tanpa mempunyai kata-
kata, demikian pula orang tidak akan bisa berpikir dengan tepat tanpa pengertian-pengertian. Dengan kata-kata maka ide atau pemikiran yang
ada dalam batin dapat terungkapkan dan dipahami oleh orang lain. d.
Membuat Perbedaan yang Semestinya Seandainya beras kacang dan jagung bercampur menjadi satu tentu
kita kita tidak akan memasak ketiga-tiganya begitu saja, tentu kita akan
24
klasifikasikan agar berasnya dapat ditanak tanpa bercampur dengan jagung dan kacang, begitu pula kacang dan jagung. Inilah yang dinamakan
dikatakan penggolongan dan pembedaan. Sesuatu yang kita lihat di alam fana ini sesungguhnya sangat bermacam-macam jenis dan pola ragamnya,
maka dari itu dengan penggolongan seseorang diharapkan bisa berpikir secara baik. Bila bermacam-macam jenis itu kita campur tanpa
diklasifikasikan maka semuanya akan kabur. e.
Selalu Membuat Definisi yang Benar Orang berpikir dengan baik tidak mau begitu saja menerima
penjelasan dari orang lain tanpa definisi yang kuat. Kalimat-kalimat yang tidak jelas artinya tentu akan mempengaruhi taraf berpikirnya, mungkin ia
tidak hanya menyetujui saja tentang kata-kata yang dilontarkan tetapi bertanya tentang arti kata itu.
Pada dasarnya manusia normal selalu ingin mengetahui tentang yang didengarnya, yang dilihatnya secara mendetail. Bila seseorang
menerangkan pikiran pada orang lain maka sebaiknya ia tidak segan-segan membuat definisi atau batasan yang tepat. Pembagian atau pembedaan
unsur yang terkandung serta pengertiannya merupakan suatu saran yang penting untuk membuat batasan yang tepat, sehingga berpikir dengan cara
yang terang dan jelas perlu dibiasakan. f.
Sadar akan Apa yang Disimpulkannya Seseorang yang telah mendapatkan pengalaman, lalu ditambah ide-
ide baru yang menunjang kegiatannya maka akan ditarik kesimpulan dari
25
dua gabungan tersebut. Gagasan yang datang itu tentu bersumber dari pengalaman yang pernah dilakukan. Bila gagasan baru itu sesuai maka
bisa ditarik kesimpulan bahwa pemikiran patut diterapkan. Dalam menyimpulkan sesuatu hal tentunya perlu adanya pertimbangan-
pertimbangan yang matang. Kesimpulan harus diteliti kebenarannya, sehingga tidak berbuat asal menyimpulkan saja dan berpikir matang
apakah kesimpulan itu sudah relevan dengan kenyataan yang ada. g.
Menghindari Kesalahan dengan Segala Usaha Seseorang yang tidak mau mengakui kesalahannya tentu akan
banyak lagi membuat kesalahan karena dia tidak menyadari sebab kesalahan. Tetapi bila dia mau terbuka dan mengakui kelemahannya maka
orang lain akan menunjukkan sebab kesalahan yang ia lakukan. Dengan demikian kesalahan selanjutnya dapat ditekan sekecil mungkin. Karena
jika orang tidak berhasil memecahkan kesulitannya, mungkin orang lain akan dapat memberi jalan keluar. Karena orang lain tersebut mempunyai
pengalaman yang berbeda dengan pengalamannya. h.
Tidak Pernah Mengabaikan Perbuatan Baik Berbuat baik bukan hanya memberi uang kepada pengemis atau
menolong orang kesusahan, tetapi banyak macamnya. Perbuatan baik yang banyak itu diantaranya misalnya memberi penjelasan tentang solusi dalam
memecahkan masalah. i.
Dapat Menguasai Perasaan saat Berpikir
26
Menguasai perasaan saat berpikir dengan cara memperhatikan alasan-alasan yang menipu dan menjerumuskan, serta mengalihkan
perhatian ke suatu masalah lain. j.
Dapat Mengendalikan Diri Banyak orang besar apalagi di bidang matematika yang berhasil dan
namanya menjadi terkenal ke penjuru dunia karena memiliki sifat-sifat terpuji. Rahasianya adalah karena mereka dapat mengendalikan diri dan
menetapkan suatu pikiran yang dianggapnya benar. Banyak mereka yang gagal dalam melakukan percobaan, tetapi mereka tidak kenal menyerah
sehingga dicoba dan dicobanya lagi, mereka tetap berpegang pada prinsip semula. Sehingga sikap yang demikian dapat menjadikan orang pandai
mengendalikan diri, berpikir dengan tenang dan cepat, berbicara dengan menimbang-nimbang kebaikan dan keburukan antara yang menyinggung
dan membuat senang orang lain. k.
Berpikir Secara Normal Kebanyakan orang akan menyimpan perasaan buruk bila dirinya
dihina oleh orang lain. Kemudian timbul rasa membenci terhadap mereka yang menghina. Sesungguhnya hal ini tidak mudah dilupakan atau
dimaafkan, walaupun jika sudah dimaafkan namun sedikitnya di hatinya masih membekas. Tetapi bagi orang yang berpikir baik, tentu dengan
segera peristiwa itu dilupakan dengan begitu saja, dia tidak mempedulikan hinaan-hinaan orang karena menurut mereka masih banyak kegiatan yang
harus diselesaikan.
27
Menurut Perkins, Jay dan Tishman pemikiran yang baik meliputi disposisi-disposisi untuk: 1 berpikir terbuka, fleksibel dan berani
menagmbil resiko, 2 mendorong keingintahuan intelektual, 3 mencari dan memperjelas pemahaman, 4 merencanakan dan menyusun strategi,
5 berhati-hati secara intelektual, 6 mencari dan mengevaluasi pertimbangan-pertimbangan
rasional dan
7 mengembangkan
metakognitif.
46
3. Menggunakan Logika dalam Berpikir