Pengertian Berpikir Kemampuan Berpikir Kritis

19 Matematika memuat cara pembuktian yang valid, rumus-rumus yang umum, atau sifat penalaran yang sistematis. e. Matematika sebagai bahasa artifisial Bahasa matematika memiliki arti bila dikenakan pada suatu konteks f. Matematika sebagai seni yang kreatif Penalaran logis dan efisien serta perbendaharaan ide-ide dan pola-pola yang kreatif dan menakjubkan. Kurikulum matematika menawarkan siswa kesempatan untuk mempelajari konsep-konsep dan prosedur-prosedur matematika dengan pemahaman. 38 Lima standar pertama menggambarkan tujuan isi matematika dalam materi bilangan operasi, aljabar, geometri, pengukuran serta analisis data dan peluang. Lima standar selanjutnya menunjukkan proses dari penyelesaian masalah, penalaran dan pembuktian, mengaitkan ide, komunikasi dan representasi. 39

B. Kemampuan Berpikir Kritis

1. Pengertian Berpikir

Manusia yang hidup di dunia ini tidak akan bisa lepas dan berhenti dalam berpikir, setiap hari manusia dituntut untuk selalu berpikir. Berpikir merupakan suatu pekerjaan rutin dan bukan hal baru dalam kehidupan 38 NCTM, Principles and Standards for School Mathematics , USA: The National Council of Mathematics, Inc, 2000, hal.3 39 Ibid., hal. 7 20 manusia. Setiap saat manusia berpikir seperti berdiskusi dengan diri sendiri dan melalui diskusi pribadi itulah dapat diambil kesimpulan yang selanjutnya dijadikan keputusan untuk melakukan suatu tindakan. 40 Berpikir merupakan perbuatan berbicara dengan diri sendiri, misalnya saja menentang kata hati yang dianggapnya kurang berkenan atau menyetujui sesuatu hal yang dianggapnya baik. Percakapan dengan diri sendiri merupakan perbuatan yang tidak nyata abstrak dan tidak dapat diketahui oleh orang lain kecuali diri kita sendiri. Kecuali apabila percakapan tersebut dituangkan dalam bentuk tulisan atau diberitahukan kepada orang lain secara lisan. Berpikir yang baik juga sering disebut dengan berpikir menggunakan logika. Dengan berpikir, akal manusia berusaha mengolah ilmu pengetahuan yang dilihat atau didengarkan untuk mencapai suatu kebenaran yang dapat diterima oleh akal itu sendiri. Jadi berpikir memiliki tujuan untuk mencari kebenaran secara terarah dengan menggunakan akal yang sehat. Suatu pemikiran yang tidak berdasarkan kenyataan dan dalil yang benar meskipun pikiran itu logis, tentu tidak akan menghasilkan suatu kesimpulan yang benar. Jika sudah demikian, maka keputusan yang diambil nantinya juga tidak akan pasti dan tentu saja salah arah. 41 Agar pemikiran bisa menghasilkan suatu kesimpulan yang benar maka pemikiran itu harus berpedoman pada kenyataan yang ada. 42 40 Yanto, Mengembangkan …, hal 11 41 Ibid., hal. 2 42 Ibid., hal. 21 21 Mengenai tahapan berpikir yang terjadi sejak tahap operasional kongkrit sampai tahap operasional formal, Freenkel mengemukakan tahapan- tahapan sebagai berikut: 43 1 tahap berpikir konvergen, yaitu mengorganisasikan informasi atau pengetahuan yang diperoleh untuk mendapatkan jawaban yang benar, 2 tahap bepikir divergen, yaitu kita mengajukan beberapa alternatif sebagai jawaban. Diantara jawaban tersebut tidak ada yang benar seratus persen. Oleh karena itu, kita tidak bisa memperoleh suatu kesimpulan yang pasti dari berpikir divergen, 3 tahap berpikir kritis, yaitu bahwauntuk mampu berpikir secara kritis dalam menghadapi permasalahan seseorang harus terlebih dahulu memiliki beberapa alternatif sebagai jawaban yang mungkin atas permasalahan yang sedang dihadapi. Selanjutnya menentukan criteria untuk memiliki alternatif jawaban yang paling benar. Penentuan kriteria itu didasarkan pada pengetahuan dan konsep-konsep yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang dihadapi, 4 tahap berpikir kreatif, yaitu menghasilkan gagasan baru yang tidak dibatasi oleh fakta-fakta, tidak memerlukan penyesuaian dengan kenyataan, tidak memperhatikan bukti dan bisa saja melanggar aturan logis.

2. Berpikir yang Baik