Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5 2. Belum ada gambaran secara rinci mengenai kegiatan pembelajaran di luar kelas Sekolah Lanjutan Autis Fredofios Sleman dalam mengembangkan kemampuan interaksi sosial anak autis.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, maka permasalahan akan dibatasi pada poin nomor dua, yaitu belum ada gambaran secara rinci mengenai kegiatan pembelajaran di luar kelas Sekolah Lanjutan Autis Fredofios Sleman dalam mengembangkan kemampuan interaksi sosial anak autis.

D. Fokus Penelitian

Penelitian untuk mengetahui pembelajaran di luar kelas Sekolah Lanjutan Autis Fredofios Sleman dalam mengembangkan kemampuan interaksi sosial anak autis akan difokuskan pada : 1. Persiapan kegiatan pembelajaran di luar kelas Sekolah Lanjutan Autis Fredofios Sleman. 2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di luar kelas Sekolah Lanjutan Autis Fredofios Sleman. 3. Evaluasi kegiatan pembelajaran di luar kelas Sekolah Lanjutan Autis Fredofios Sleman. 6

E. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran di luar kelas Sekolah Lanjutan Autis Fredofios Sleman?”

F. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran secara rinci mengenai kegiatan pembelajaran di luar kelas Sekolah Lanjutan Autis Fredofios Sleman dalam mengembangkan kemampuan interaksi sosial anak autis yang meliputi persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.

G. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dalam bidang pendidikan luar biasa, terutama yang berkaitan dengan program pengembangan kemampuan interaksi sosial pada anak autis. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai kegiatan pembelajaran di luar kelas yang dapat diterapkan dalam mengembangkan kemampuan interaksi sosial khususnya bagi anak autis. 7 b. Bagi Orangtua, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran untuk kemudian melaksanakan kegiatan yang serupa dengan pembelajaran di luar kelas guna mengembangkan kemampuan interaksi sosial anak autis di lingkungan rumah.

H. Batasan Istilah

1. Pembelajaran di Luar Kelas merupakan suatu konsep pembelajaran yang menggunakan lingkungan natural sebagai sumber dan tempat memperoleh pengalaman belajar. Pembelajaran di luar kelas sebagai salah satu program pembelajaran yang dilaksanakan oleh Sekolah Lanjutan Autis Fredofios Sleman setiap hari Sabtu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan interaksi sosial anak autis. Fokus dalam penelitian ini meliputi komponen persiapan pembelajaran seperti penetapan tujuan, perencanaan materi, dan penetapan teknik serta instrumen evaluasi pembelajaran. Komponen selanjutnya yaitu pelaksanaan yang meliputi penyampaian materi oleh guru dan langkah-langkah dalam pembelajaran berupa pendahuluan, kegiatan inti, serta penutup. Evaluasi pembelajaran yang menjadi fokus penelitian antara lain mengenai teknik evaluasi serta penggunaan instrumen evaluasi. Data dalam penelitian diperoleh dengan melakukan kegiatan observasi langsung non partisipan untuk memperoleh data mengenai kegiatan pembelajaran serta melakukan wawancara dengan guru koordinator pembelajaran di luar kelas. 8 Pembelajaran diikuti oleh 12 orang siswa, satu guru koordinator, dan tiga guru Sekolah Lanjutan Autis Fredofios Sleman sebagai pendamping. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan membagi guru dan siswa menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari enam orang siswa, satu sampai dua guru pendamping. Pengamatan dalam penelitian ini dilakukan pada satu kelompok yang di dalamnya terdapat guru koordinator pembelajaran di luar kelas, agar informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran lebih mudah diperoleh. 2. Sekolah Lanjutan Autis Fredofios Sleman merupakan salah satu sekolah khusus yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak autis berusia lebih dari 10 tahun atau berada pada jenjang sekolah lanjut. Program pembelajaran yang dimiliki sekolah ini antara lain akademik fungsional serta keterampilan, dengan program pembelajaran khusus berupa pengembangan komunikasi, penanganan perilaku, serta pengembangan interaksi sosial. 3. Anak autis merupakan anak yang mengalami hambatan perkembangan kompleks meliputi hambatan emosi, perilaku, interaksi sosial dan komunikasi. Anak autis dalam penelitian ini merupakan para siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran di luar kelas Sekolah Lanjutan Autis Fredofios Sleman, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. 4. Guru dalam penelitian ini merupakan seorang guru yang dipilih sebagai koordiantor untuk mengelelola keseluruhan proses pembelajaran meliputi persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi, serta seorang guru yang berperan sebagai pendamping.