Definisi Anak Autis Kajian tentang Anak Autis

13 Berdasarkan beberapa teori di atas, maka dapat ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan anak autis Autism Spectrum Disorder adalah seorang anak yang mengalami gangguan dalam perkembangannya. Gangguan perkembangan yang dialami menyebabkan seorang anak memiliki beberapa hambatan, yaitu pada pola perilaku, emosi, pola kegiatan yang berulang, serta kemampuan berbahasa yang berdampak pada hambatan komunikasi dan interaksi sosial. Adapun karakteristik yang dimiliki anak autis antara lain: 1 mengalami hambatan dalam komunikasi dan interaksi sosial yaitu kurang atau tidak ada kontak mata, ekolalia meniru atau mengulang bicara, ekspresi wajah serta gesture yang kurang sesuai saat berbicara; 2 mengalami hambatan perilaku berupa ketertarikan dengan benda tertentu, hand flapping, berjalan menjinjit, suka memutar badan maupun benda, tertarik pada benda berputar, keanehan dalam merespon stimulus sensoris; 3 mengalami gangguan perhatian dan respon terhadap stimulus yaitu sangat sulit atau sangat mudah mengalihkan perhatian, salah dalam menerima dan merespon stimulus dari lingkungan,hiposensitif maupun hipersensitif terhadap rangsang sensoris taktil, visual, dan penciuman. Berdasarkan teori yang terdapat dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder DSM-5, anak autis diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri yang nampak pada anak dan berdasar pada tingkat 14 keautistikan. Klasifikasi berdasar tingkat keautistikan dibagi menjadi tiga level dengan meninjau kemampuan komunikasi sosial dan pola perilaku. Anak autis yang menjadi subjek dalam penelitian ini merupakan anak autis yang termasuk dalam klasifikasi level 1 berdasarkan klasifikasi Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder DSM-5 dengan melihat kemampuan komunikasi sosial dan perilaku. Subjek sudah tidak banyak membutuhkan bantuan ketika melakukan komunikasi dan interaksi sosial serta perilaku yang nampak sudah tidak banyak menunjukkan pengulangan dan kekakuan aktivitas.

B. Kajian tentang Pembelajaran di Luar Kelas

1. Konsep Pembelajaran

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20 menyebutkan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Deni Darmawan dan Permasih 2011: 133 menyebutkan proses belajar meliputi kegiatan awal hingga akhir pembelajaran yang meliputi: 1 kegiatan awal berupa apersepsi, penyampaian tujuan pembelajaran maupun pretest; 2 kegiatan inti merupakan aktivitas pemberian materi melalui berbagai strategi dan metode; 3 kegiatan akhir yaitu menyimpulkan pembelajan. Berdasarkan penjelasan di atas pembelajaran dapat ditegaskan sebagai suatu proses interaksi edukatif antara peserta didik dan pendidik