Bagian Keempat, Rooks Perkembangan Gagasan tentang Pergaulan dalam Novel Aw al Sastra Jawa Modern

102 Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012 terluka, karena dulu ayahnya pernah bekerja sebagai tukang kebun di sana, sehingga secara implisit untuk menyembuhkan luka tersebut jalan satu-satunya ialah ketiadaan memori tersebut, yang berarti ketiadaan perkebunan itu sendiri. Bagi Alan, relasinya dengan perkebunan lebih karena ia merasa senang karena memiliki teman, atau famili, yang Dalam sejarah tanah Karibia hubungan antara tanah tersebut dengan orang- orang yang berdatangan ke sana adalah hubungan antara “yang sudah ada” dan “yang datang”. Relasi parasitis dapat dikaji dari eksistensi “penjajah”, I nggris, yang merasa memiliki otoritas penuh atas tanah Karibia sehingga kerusakan Karibia yang disebabkan oleh sistem penjajahan yang hanya menguntungkan pihak penjajah. Relasi parasitis semacam ini pun merujuk pada mereka, yang di satu sisi merasa bagian dari tanah Karibia, atau “orang dalam” dalam perkebunan, tetapi di sisi lain memiliki paradigma bekerja bukan untuk masa depan, seperti karakter the Phillipses, dan yang juga sama sekali tidak memiliki kompetensi dalam bidangnya, seperti karakter Pitton. Dalam hal ini, semiotika karakter the Phillipses dan Pitton adalah kritik tajam bagi mereka-mereka tersebut, karena eksistensi mereka sebenarnya hanya membuat tanah Karibia lambat-laun hancur atau musnah. Relasi parasitis pun bisa terjadi pada mereka, yang menjadi “orang luar”, seperti Bray dan Alan bagi perkebunan milik the landlord, karena eksistensi mereka pada dasarnya sekadar mencari keuntungan demi diri sendiri dan sama sekali tidak memikirkan nasib “perkebunan”, atau tanah Karibia. I nilah kritik untuk mereka yang mencoba memahami Karibia tetapi di balik itu mereka justru membawa percepatan bagi hancurnya Karibia.

4. Bagian Keempat, Rooks

Teks Rooks mengetengahkan terutama hal-hal yang berkenaan dengan “akhir” atau kematian. Ada 3 macam kematian yang bisa diketemukan ialah kematian Alan, sepupu dari ayah Phillips, dan Phillips atau Stanley. Refleksi “aku’ terhadap kematian Alan ialah bagaimana ia menghadirkan rentetan atau rangkaian peristiwa sejak masa kecil Alan di keluarga hingga masa dewasa yang diakhiri dengan kematian tragis lewat bunuh diri. Kematian yang kedua ialah yang menimpa sepupu ayah Phillips. Di sini bukan kematian itu sendiri yang menjadi fokus refleksi “aku”, melainkan seseorang yang mendapatkan efek dari peristiwa ini, yaitu ayah Phillips. I ni adalah peristiwa kehilangan yang tidak akan pernah terlupakan, dan ini menjadi sumber kesedihan yang terus terasa sakitnya melebihi kesedihan-kesedihan lainnya 297. Kematian ketiga adalah kematian Phillips, atau Stan Stanley 289. Peristiwa ini mengejutkan karena ternyata kedatangan ambulans ke perkebunan tidak ditujukan untuk menolong Ny. Phillips yang sedang sakit 314, atau untuk the landlord yang memang sudah tua dan rapuh, melainkan untuk Pak Phillips yang sebelumnya sehat-sehat saja. Namun demikian, di antara yang merasa sangat “kehilangan” karena kematian Pak Phillips, dalam pandangan “aku”, adalah Ny Phillips dan ayah Phillips. Bagi ayah Phillips kematian anaknya ini adalah juga kematian bagi eksistensinya 321, sedangkan bagi Ny Phillips, kematian suaminya adalah kematian masa depan 320, karena kini Ny Phillips menghadapi ketidakpastian, uncertainty, yang diakibatkan oleh ketiadaan “masa depan” yang mereka bangun sebagai suami-istri, ketiadaan persiapan untuk masa-masa mendatangnya. 103 Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012 Lewat tanda “kematian” di sini nampaknya The Enigma of Arrival hendak mengungkapkan berbagai jenis kematian yang terjadi pada Masyarakat Karibia sebagai masyarakat yang telah melampaui masa pahit di jaman kolonisasi oleh I nggris. Lewat metafora kehidupan Alan, “masa kecil” Alan adalah “generasi yang tidak langsung mengalami perbudakan dan penjajahan”. Ketidaktahuan atau kepolosan cara berpikir Alan kecil sama dengan ketidaktahuan generasi yang tidak mengalami langsung penjajahan yang terjadi masa lalu. Namun, ini justru menimbulkan luka mendalam bagi generasi selanjutnya, yang sebelumnya tidak mengetahui apa pun akhirnya harus menerima akibat sebagai masyarakat terpinggirkan. Dan, ini membuat generasi sekarang sebagai Masyarakat Karibia yang tidak berdaya sama sekali untuk keluar dari kondisi atau posisi ini. Pada sisi lain berbagai penderitaan di masa lampau menjadi kekuatan sehingga ketika masa penderitaan selanjutnya datang, yakni tatkala harus berpisah dengan budaya nenek moyang, sebagaimana terjadi pada “ayah Phillips yang harus berpisah dengan kerabat-kerabatnya, karena meninggalnya ayah, ibu, saudara perempuan, dan juga istri,” penderitaan ini tidak seberat penderitaannya di masa penjajahan.Sedangkan makna kematian yang berkenaan dengan ketidakpastian ialah karena tiadanya rencana membangun masa depan.

5. Bagian Kelima, The Ceremony of Farew ell