Ecocriticism Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

70 Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012

b. Ecocriticism

Secara umum Kritik Sastra Lingkungan ecocriticism diartikan sebagai studi tentang hubungan antara sastra dengan lingkungan fisik. Kritik ini menggunakan pendekatan yang berfokus pada bumi dalam kajian sastra – “I t takes an earth- centered approach to literary studies” Glotfelty Fromm, 1996: xix. Sementara itu, seorang kritikus sastra lingkungan yang lain William Howarth mendefinisikan istilah ecocriticism, berasal dari kata-kata bahasa Yunani oikos dan kritos yang jika dirangkai bermakna sebagai house judge atau ‘hakim rumah’. Kemudian Howarth mendefinisikan istilah tersebut sebagai “seseorang yang menilai kebaikan dan kekurangan dari tulisan- tulisan yang menggambarkan efek-efek budaya terhadap alam, dengan pandangan yang menghormati alam dan mengecam para perusak alam serta membalikkan tindakan perusakan mereka melalui tindakan politis” Coupe, 2008: 163. Sementara itu, Scott Slovic mendefinisikan ecocriticism sebagai “studi tentang teks-teks lingkungan yang eksplisit dengan beberapa pendekatan ilmiah atau penelitian tentang dampak-dampak ekologis pada relasi antara manusia dengan alam dalam setiap teks, bahkan dalam teks-teks yang sekilas tidak memperhatikan dunia yang bukan manusia Coupe, 2008: 160. Lebih lanjut, Slovic mengatakan bahwa ecocriticism tidak mempunyai doktrin atau metode teoritis tertentu, namun teori tersebut dimaknai setiap hari melalui praktik dari ribuan sarjana sastra di seluruh dunia Coupe, 2008: 161. Sementara itu dalam kata pengantar buku The Green Studies Reader, Coupe menjelaskan dengan mengutip pendapat Patrick Murphy tentang ecocriticism, bahwa diri manusia perlu dihubungkan dengan aspek ‘yang lain’ atau ‘anotherness’ dari alam. Selain itu, hubungan antara manusia dengan alam harus bersifat ‘heterarchy’ yang artinya hubungan yang berlangsung secara timbal-balik dan bukan ‘hierarchy’ yang cenderung berpusat pada manusia sebagai pihak yang lebih mempunyai otoritas dan superioritas 2008: 159. Para kritikus dalam kritik sastra ini menanyakan pertanyaan-pertanyaan seperti: bagaimana alam digambarkan dalam soneta ini?; peran apa yang ditunjukkan oleh latar fisik dalam alur novel tersebut?; apakah nilai-nilai yang diungkapkan dalam drama ini konsisten dengan kebijakan ekologis?; bagaimana metafora yang digunakan dalam menggambarkan tempat daerah mempengaruhi sikap dan perilaku individu terhadap latar tersebut?; dengan cara-cara apa dan bagaimana dampak krisis lingkungan terhadap sastra kontemporer dan budaya pop?, dsb. Glotfelty Fromm, 1996: xix. Ecocriticism menyoroti topik-topik tentang keterkaitan antara alam dan budaya, khususnya artefak yang berkaitan dengan bahasa dan sastra. Kritik sastra ini berpijak pada kajian sastra di satu sisi dan pada aspek-aspek ekologis lingkungan di sisi lain. I I I . BAHASAN Kumpulan cerpen Ongkak terdiri dari 17 buah cerita pendek dengan tema lingkungan, hubungan manusia, juga memuat kearifan lokal masyarakat Melayu Riau. Dalam makalah ini, pembahasan akan difokuskan pada lima cerita saja yaitu Ongkak, Kemarau Airmata, Republik Banjir, Parit Dorba dan Semokel. Pemilihan ini berdasarkan pada tema utama yang disajikan dalam kelima cerita tersebut, yaitu tema yang berkaitan dengan isu lingkungan. 71 Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012

3.1. Visi dan Kritik tentang Masalah Lingkungan