105
tahapan mastery, subjek mendapatkan nilai respon mandiri sebanyak 10 kali atau jika dipersentasekan adalah 100.
f Sesi kedua tahapan mastery,pada tahapan ini peneliti memberikan instruksi
dengan target item 2 kemudian segera memberi instruksi item 1. Setalah selesai trial pertama tadi, peneliti memberi jeda waktu sebelum instruksi
selanjutnya sebanyak 10 detik. Kemudian peneliti memberikan instruksi yang diulang-ulang seperti ketentuan yang telah disebutkan tadi sebanyak 20 kali.
Pada sesi pertama tahapan mastery, subjek mendapatkan nilai respon mandiri sebanyak 10 kali atau jika dipersentasekan adalah 100.
3 Penutup
a Peneliti memberi waktu istirahat selama 5 menit.
b Peneliti meminta subjek untuk berdoa sebagai tanda bahwa pertemuan
pertama telah berakhir. c
Peneliti memberikan instruksi untuk memakai baju kembali dan subjek diijinkan untuk keluar kamar mandi.
9. Deskripsi Data Hasil Tindakan Siklus II
Hasil dari tindakan pada siklus II diperoleh dengan mengamati dan mencatat proses pelatihan kemampuan bina diri mandi menggunakan metode
ABA teknik DTT. Perilaku dan aktifitas anak dengan autistik menjadi objek pengamatan. Instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah pedoman tes
performance dan pedoman observasi. Hasil dari observasi tentang tes performance menghasilkan data sebagai berikut:
a. Subjek JF
106
Saat kegiatan awal di pertemuan pertama siklus II, subjek JF telah mampu mengikuti gerakan menggunakan shower. Tahapan yang dilalui pada pertemuan
pertama adalah blocked trial. Kemampuan yang diperlihatkan sudah menunjukkan bahwa subjek telah menguasai gerakan yang diimitasikan oleh peneliti.
Penggunaan shower yang juga diikuti dengan gerakan menggosokkan sabun ke tangan tidak membuat subjek menjadi bingung. Subjek telah mampu membedakan
kedua gerakan yang menjadi target pada pertemuan pertama siklus II. Pada pertemuan kedua yaitu target menggosok sabun ke dada dan
menggosok sabun ke kaki, subjek sudah dapat melakukannya dengan baik, penyempurnaan gerakan dibantu oleh peneliti agar terlihat lebih baik
dibandingkan sebelumnya. Gerakan yang dilakukan oleh subjek sudah terlihat menyeluruh dan tidak hanya sebagian saja yang dikuasai misalnya menggosok
kedua kaki dan juga menggosok sabun ke dada hingga ke perut. Di dalam pertemuan ini, dapat terlihat bahwa subjek mampu menikmati setiap gerakan demi
gerakan dengan baik, tidak ada penolakan atau ketidakmampuan yang terlihat pada subjek.
Pertemuan ketiga yaitu target menggosok sabun ke patat dan menggosok sabun ke punggung. Saat subjek diminta mengulang latihan menggosok sabun ke
pantat, subjek dengan leluasa menjangkaukan tangannya ke pantat, terlihat tidak ada kesulitan, sementara pada saat menggosok sabun ke punggung, subjek merasa
kesulitan untuk menjangkau punggung walaupun begitu subjek telah mampu memahami bahwa menggosok punggung adalah gerakan tersebut. Peneliti mencba
untuk membantu setiap gerakan menggosok sabun ke punggung dengan cara
107
bantuan yang bersifat nonverbal atau memegang tangan subjek kemudian mengarahkannya ke punggung. Peneliti tetap harus berhati-hati karena punggung
adalah bagian tersulit dan jika tidak hati-hati dapat menyebabkan keseleo pada tangan karena terlalu memaksa menjangkau bagian punggung yang sulit. Skor
total kemampuan subjek JF dalam latihan kemampuan bina diri mandi melalui metode ABA teknik DTT adalah 156 , dengan persentase 97,5.
10. Hasil Tindakan Siklus II