= ∑
∑ ∑
∑
m
Ј― 1
RK
ij TKK j
dimana : TN i = total nilai alternatif ke-i . RKij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i. TKKj = derajat kepentingan kriteria
keputusan ke-j; TKKj 0 bulat. n = jumlah pilihan keputusan, dan m = jumlah kriteria.
4. Analisis Vegetasi
Metode garis berpetak Gambar 14 terdahulu dimana dalam satu hektar dapat dibagi menjadi 100 petak dengan ukuran 20 meter X 5 meter adalah
memudahkan hitungan untuk mendapatkan:
1. Kerapatan = [ Jumlah dari individu : Luas contoh] 2. Kerapatan relatif = { Kerapatan dari suatu Jenis : Kerapatan dari
seluruh Jenis} X 100 3. Dominasi = [Jumlah luas bidang dasar: Luas contoh]
4. Dominasi relatif = { Dominasi dari suatu Jenis : Dominasi seluruh Jenis }X100
5. Frekwensi = [Jumlah plot diketemukannya suatu jenis: Jumlah seluruh plot]
6. Frekwensi relatif = {Frekwensi dari suatu Jenis : Frekwensi seluruh Jenis} x 100
7. Nilai indek penting = {Kerapatan relatif + Dominasi relatif + Frekwensi relatif}
5. Analisis Finansial Usahatani
Lahan pasca tambang yang telah direklamasi di lokasi Porodesarood dan di lokasi Taman Rusa Surya di kawasan konsesi PT. KPC Kaltim Prima Coal,
dilakukan analisis finansial, yang hasilnya sebagai variabel dalam simulasi. Tanaman pohon dan semusim di lahan pasca tambang batubara sangat
tergantung pada lingkungan fisik. Faktor yang sangat mempengaruhi antara lain: kesuburan tanah, kemiringan tanah terkait dengan erosi, iklim, termasuk
ketersediaan air untuk keperluan tanaman. Faktor lain yang terkait dengan nilai
produksi antara lain luas tanah yang diusahakan, penggunaan jenis bibit benih, pupuk atau obat-obatan, peralatan dan tenaga kerja serta status tanah.
Pada penelitian ini faktor produksi yang diasumsikan tetap adalah status tanah, artinya tidak dihitung sebagai variabel. Analisis usahatani ini dilakukan
untuk menghitung pendapatan dari hasil pengelolaan lahan dengan sistem agroforestri. Sistem tersebut merupakan gabungan kegiatan penanaman tanaman
pangan dan tanaman pohon dilahan yang sama pada waktu yang bersamaan. Kegiatan usaha tersebut dilakukan di lahan pasca tambang batubara setelah
reklamasi. Menurut Keown et al. 1996 terdapat tiga metode untuk melakukan
analisis usaha investasi. Pertama metode jangka pengembalian, Payback method PM . Prinsip metode ini adalah menghitung jangka waktu yang diperlukan untuk
menutup kembali jumlah investasi awal suatu proyek. Metode ini tidak mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi. Oleh karena itu, metode
ini terdapat beberapa kelemahan, diantaranya dalam perhitungan neraca CW cashflow
tidak memperhitungkan arus kas bersih yang diperoleh setelah jangka pengembalian. Kelemahan lainnya tidak memperhatikan perbedaan nilai uang
dalam waktu berbeda. Kedua, metode hasil pengembalian atas harta ARRM Accounting rate of return method, prinsip dari metode ini menilai suatu proyek
investasi dengan memperhatikan rasio antara rata-rata laba bersih dengan jumlah modal yang ditanam. Kelemahan metode ini tidak memperhatikan pengaruh
waktu terhadap nilai uang. Ketiga, metode arus kas diskonto DCF Discounted cash flow
, metode ini untuk menjawab kelemahan kedua metode terdahulu, pada prinsipnya mempertimbangkan faktor waktu yang membuat nilai nominal uang
berbeda setiap waktu, karena mempertimbangkan faktor tersebut maka dikenal dengan nama TVM Time Value of Money. Dalam perkembangannya, metode ini
telah disempurnakan dengan memperhitungkan nilai sekarang dalam kondisi bersih atau NPV Net Present Value. Nilai NPV sama dengan nilai NCF Net
Cash Flows saat ini dikurangi nilai investasi saat ini, dan memperhitungkan
discount rate yang sedang berlaku dari kedua nilai tersebut.
Discounted cash flow method digunakan untuk keperluan analisis usaha dibidang agroforestri. Hal ini karena dalam perhitungannya memperhatikan rate
kas diskonto, dimana nilai nominal uang disetiap waktu akan disesuaikan dengan nilai pasar saat itu. Pertimbangan lain, karena agroforestri seperti telah dijelaskan
pada bagian ini, terdiri lebih dari satu jenis tanaman yang akan ditanam, terdapat perbedaan umur diantara berbagai jenis tanaman pada saat akan dipanen
dipungut hasilnya. Nilai investasi sewaktu menanam sampai dengan memungut hasil terdapat beda waktu dan terdapat perbedaan nominal nilai uang. Oleh karena
itu, perhitungan nilai diskonto dalam persen selalu dihitung. Kelebihan lain dari metode NPV untuk digunakan analisis pengelolaan lahan dengan sistem
agroforestri adalah selalu diperhatikannya pengaruh waktu terhadap nilai uang, artinya nilai uang berbeda dalam waktu yang berbeda. Hal ini yang membuat
analisis dengan metode NPV cocok untuk usaha dibidang agroforestri. Variabel yang dihitung dalam analisis usahatani adalah nilai modal yang dikeluarkan dan
nilai perolehan hasil produksi tiap hektar dari setiap jenis tanaman dengan memperhitungkan nilai diskonto tiap tahun. Hal ini dilakukan berdasarkan harga
yang berlaku di pasar pada saat perhitungan dilakukan. Untuk membantu menyusun kebijakan yang akan diambil, diperlukan
metode manfaat dan biaya. Salah satunya adalah penggunaan Rasio Manfaat Biaya, BCR Benefit Cost Ratio yang paling cocok dari sudut pandang
masyarakat serta menggunakan tingkat potongan discount rate yang sesuai Metode ini menurut Baumol 1974 dalam Keown et al. 1996 merupakan alat
untuk menyusun kebijakan, dimana para pengambil keputusan dapat memilih berbagai alternatif yang saling bersaing. Metode ini merupakan salah satu
penerapan ekonomi kesejahteraan modern. Tujuannya tidak lain untuk memperbaiki efisiensi ekonomi alokasi sumberdaya alam, sehingga pendugaan
nilai bersih sekarang Net Present Value NPV dari skenario pengelolaan dapat dihitung dengan suatu formula menurut Barton1994 dalam Keown et al. 1996
adalah sebagai berikut. 1.Net Present Value.
2.Internal Rate of Return 3.Benefit Cost Ratio.
NPV = ∑ ∑
∑
∑ Bt-Ct 1+ r
t
BCR = ∑ ∑
∑ ∑ [Bt 1+ r
t
] [ Ct 1+ r
t
] IRR = i
′′′′ + NPV
′′′′
i
″″″″
- i
′′′′ .
NPV ′′′′
- NPV ″″″″
NPV adalah nilai bersih sekarang Net Present Value, Bt adalah keuntungan yang diperoleh Benefit dihitung sekarang, Ct adalah biaya Cost
yang dihitung sekarang, sedangkan i adalah discount rate yang dianggap dekat dengan nilai IRR yang benar. Kemudian dihitung NPV dari arus benefit dan
biaya. Jika hasil NPV tersebut negatif, berarti nilai i pertama terlalu tinggi sehingga dipilih nilai percobaan i kedua yang lebih rendah. Jika sebaliknya NPV
positif maka diketahui nilai i pertama terlalu rendah sehingga dipilih nilai percobaan i kedua yang lebih tinggi. Nilai percobaan pertama untuk discount
rate dilambangkan i
′ yang kedua dengan i
″ , nilai NPV pertama dilambangkan
dengan NPV ′
dan yang kedua dengan NPV ″
. Rumus formula tersebut diatas digunakan dalam proses pengambilan keputusan, kriterianya adalah: manakala
BCR 1 dan NPV 0 maka alternatif pengelolaan lahan dengan sistem agroforestri dapat dilaksanakan karena sangat menguntungkan.
6. Analisis Tanah Analisis data tanah dari lahan yang tidak direklamasi dilakukan di
laboratorium, dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik sifat fisik dan kimia tanah berdasarkan lamanya waktu ditinggalkan ditiap lokasi. Analisis meliputi
sifat fisik tanah yaitu tekstur tanah pasir,debu,liat dan sifat kimia tanah yaitu pH, C-organik, N-total, P-tersedia, K, Ca, Mg, Na-tersedia, Al, Fe, Mn dan KTK,
sedangkan untuk mengetahui perbedaan sifat fisik dan kimia dari masing-masing lokasi berdasarkan lamanya lahan ditinggalkan, dilakukan dengan Uji-t.
Untuk mengetahui perubahan dan hubungan antara lamanya waktu setelah lahan ditambang dengan sifat fisik dan kimia tanah pada berbagai waktu
digunakan persamaan regresi dari masing-masing parameter sifat tanah dengan persamaan:
Yі = µ + ß Xі linier
Yі = µ + ß Xі + є Xі
2
kuadratik. Keterangan.
Yі = sifat fisik dan kimia tanah pada tahun ke i setelah
penambangan. µ
= Konstanta rataan total nilai pengamatan
ß = Koefisien regresi yang menunjukan pengaruh perubahan Xі
satu satuan terhadap Yі Xі
= Waktu setelah ditambang tahun i setelah penambangan. Є
= Koefisien regresi pengaruh perubahan Xі
2
satu satuan terhadap Yі .
Model kuadratik merupakan alternatif dari model linier, dan akan dipilih salah satu yang berdaya ramal lebih baik.
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1.
Gambaran Umum Daerah Penelitian
4.1.1 Kabupaten Kutai Timur
Kabupaten Kutai Timur terdiri atas 18 Kecamatan dengan luas wilayah
3.877.210 ha. Luas wilayah tersebut terdiri dari daratan 3.574.750 ha dan luas wilayah perairan 292.460 ha. Kabupaten ini menurut garis lintang dan bujur
pada peta bumi, terletak pada posisi geografis diantara 115° 56’ 26” – 118 °58’ 19” BT dan 0° 02’ 10” – 1° 52’ 39” LU seperti pada Gambar 22.
Gambar 22. Peta Kabupaten Kutai Timur
Sebelah utara Kabupaten Kutai Timur berbatasan dengan Kecamatan Kelay dan Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau dan Kabupaten Bulungan.
Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Bontang dan Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kertanegara, Sebelah Timur berbatasan dengan Laut
Sulawesi, Sebelah Barat dengan Kecamatan Kembang Janggut dan Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kertanegara.