tempat galian tambang pit sehingga aerasi tanah sangat buruk. b pengaruh pH tanah yang rendah atau pH yang tinggi, pada tanah yang masam, kesemuanya
kurang mendukung tanaman c kesuburan tanah secara fisik,kimia,dan biologis dinilai sangat rendah.
Kenyataan ini menunjukan bahwa sangat sukar untuk mengandalkan suksesi alami yang hanya tergantung pada kondisi alam Oleh karena itu, diperlukan
sejumlah perlakuan-perlakuan yang dapat menstimulasi atau mempercepat pertumbuhan vegetasi, salah satunya dengan melakukan rehabilitasi lahan melalui
reklamasi.
5.2 Analisis Finansial Agroforestry di Lahan Pasca Tambang Yang Telah
direklamasi. Pada lahan yang telah dilakukan reklamasi di kawasan konsesi milik
PT.KPC dilokasi Porodesarood dan lokasi Taman Rusa Surya telah dilakukan percobaan penanaman tanaman pohon yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Penelitian dan percobaan dilakukan oleh Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman yang bekerja sama dengan PT Kaltim Prima Coal KPC.
Penanaman dilakukan pada tanggal 2 Februari 2003 di Taman Rusa Surya dan pada tanggal 3 Mei 2003 di lokasi Porodesarood. Jenis dan nama serta spesifikasi
teknis pelaksanaan penanaman di lapangan tertera pada Tabel 17 .
Tabel 17. Jenis Pohon, Ukuran; LubangTanaman, Jarak Tanaman dan Jumlah pohon
No Jenis Pohon
Ukuran lubang penanaman Cm
Jarak Tanam m
Jumlah pohon per ha
1 Kelapa sawit
50x50x50 8x8
156 2
Kakao 30x30x30
3x3 1.111
3 Kopi
30x30x30 3x3
1.111 4
Durian 50x50x50
7x7 204
5 Durian lai
50x50x50 7x7
204 6
Sukun 50x50x50
12x12 69
7 Jambu mete
50x50x50 6x8
208 8
Melinjo 50x50x50
6x6 277
9 Kemiri
50x50x50 10x10
100 10
Aren 50x50x50
6x6 277
Sumber: Laporan Hasil Percobaan Fakultas Pertanian Unmul PT KPC2003
Perlakuan terhadap tanaman percobaan tersebut diatas, diantaranya pemberian kapur 125 gr di tiap lubang, pupuk NPK pada saat tanam dengan
komponen 15-15-15 sebesar 533 g tiap lubang. Tanaman diamati tiap 1 bulan, 4 bulan dan 7 bulan. Setelah satu tahun tanaman yang berhasil hidup di lahan pasca
tambang adalah Kelapa sawit, Aren, Kemiri, Sukun, Jambu mete Seperti diuraikan pada bab terdahulu,bahwa untuk keperluan analisis
usaha di bidang agroforestri akan digunakan metode arus kas diskonto Discounted cash flow, Metode ini pada prinsipnya, mempertimbangkan faktor
waktu yang membuat nilai nominal uang berbeda setiap waktu atau nilai nominal uang akan disesuaikan dengan nilai pasar saat itu, karena mempertimbangkan
faktor tersebut maka dikenal dengan nama Time Value of Money. Dalam perkembangannya, metode ini telah disempurnakan dengan memperhitungkan
nilai sekarang dalam kondisi bersih atau disebut dengan metode Net Present Value NPV
. Pertimbangan lain, agroforestri merupakan sistem pengelolaan lahan
terdiri lebih dari satu jenis tanaman yang ditanam, dalam sistem tersebut terdapat perbedaan: umur tanaman, nilai investasi sewaktu menanam dan nilai nominal
saat akan memungut hasilnya. Akibat dari itu terdapat selisih nilai nominal uang dari nilai investasi sewaktu menanam sampai dengan memungut hasil. Oleh
karena itu dalam metode analisis tersebut selalu dihitung nilai diskonto dalam persen. Dengan demikian pemilihan metode NPV untuk digunakan analisis
pengelolaan lahan dengan sistem agroforestri sangat sesuai, karena terdapat kesamaan dalam perhitungan pengaruh waktu terhadap nilai uang, artinya nilai
uang berbeda dalam waktu yang berbeda. Sama halnya saat pohon tanaman mulai ditanam dengan investasi saat itu akan berbeda nilai nominal uangnya saat
memetik hasilnya. Variabel yang dihitung dalam analisis usahatani adalah nilai modal yang dikeluarkan dan nilai perolehan hasil produksi tiap ha dari setiap jenis
tanaman dengan memperhitungkan nilai diskonto tiap tahun, dan hitungan berdasarkan harga yang berlaku di pasar pada saat perhitungan dilakukan.
Terkait dengan usaha dilahan pasca tambang batubara, dipilih empat kelompok jenis tanaman campuran. Keempat kelompok tanaman seperti Tabel 18
dikelola secara intensif termasuk tanaman pagar yang diusahakan yaitu Nenas dan Pisang di setiap kelompok.
Tabel 18. Kelompok Tanaman Pohon dan Tanaman Palawija.
No Komposisi Tanaman Jenis Tanaman
1 a.Tanaman Pohon , Mlinjo dan Jambu Mete
b.Tanaman palawija, jagung dan kacang tanah 2
a.Tanaman Pohon , Karet b.Tanaman palawija, padi gogo dan Jagung
3 a.Tanaman Pohon , Kelapa Sawit dan Sukun
b.Tanaman palawija, Jagung, dan Ubi Rambat 4
a. Tanaman pohon Kelapa Sawit b Taman palawija Jagung dan ubi Rambat
Terdapat 4 empat alasan, dalam memilih empat macam kelompok pilihan tersebut, antara lain :
1. Hasil percobaan penanaman 10 sepuluh jenis tanaman pohon seperti pada Tabel 16 oleh PT.KPC Kaltim Prima Coal dan Fakultas Pertanian UNMUL
Universitas Mulawarman di lahan pasca tambang batubara open pit yang telah direklamasi. Jenis tanaman keras yang hidup adalah: Kelapa Sawit Elaeis
guineensis , Aren Arenga pinata, Kemiri Aleurites moluccan, Sukun
Artocarpus communis, Jambu mete Anacardium occidentale dan Melinjo Gnetum gnemon
. sehingga kemungkinan jenis pohon tersebut jika ditanaman di lahan pasca tambang yang telah direklamasi akan hidup.
2 Tanaman pohon tanaman keras yang diusulkan dalam masing- masing kelompok tersebut merupakan tanaman yang menghasilkan nilai ekonomi
yang sangat tinggi. Sebagai contoh biji mlinjo sebagai bahan baku utuk membuat emping, saat ini dipasaran satu kilogram emping yang bahan bakunya dari biji
mlinjo Rp 20.000 dua puluh ribu rupiah per satu kilogram. Proses pembuatan emping dari biji mlinjo sangat mudah dan dapat dikerjakan sebagai home industri
oleh anggota keluarga. Umur pohon mlinjo dari mulai ditanam sampai dengan berbuah tiga tahun Trubus, 2003. Pohon jambu mete sejak sepuluh tahun terahir
terkenal karena menjadi makanan pendamping pada acara-acara istimewa, saat ini hanya dua propinsi penghasil jambu mete yang sangat populer, yaitu provinsi
Sulawesi Tenggara dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jambu mete termasuk komoditi pertanian yang telah masuk pasar dunia sejak Tahun 1980.
Kebutuhan pasar dalam negeri masih sangat besar, sehingga komoditi ini sangat
marketable, dan secara ekonomi sangat menguntungkan. Biji jambu mete tidak
memerlukan proses yang terlalu rumit dan dapat dikerjakan dengan mudah oleh anggota keluarga.
3. Pohon karet diusulkan karena pohon karet pada kawasan penelitian merupakan habitat dari sejak dahulu kala.
4. Tanaman semusim atau tanaman pangan yang sangat penting dalam mendukung ketahanan pangan menurut DITJEN BPTP 2005 antara lain padi,
bahan pokok mayoritas penduduk. Selain padi komoditi penting lainnya adalah jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang hijau. Komoditi
tersebut selain berfungsi sebagai bahan konsumsi juga berfungsi dalam mendukung industri pangan, dan jenis tanaman pangan seperti yang disebutkan
diatas pada tahun 2003 memberikan kontribusi terhadap PDB pertanian secara nasional sebesar 40.80 atau setara dengan Rp 94.83 trilyun. PDB sektor
pertanian Rp 232.44 trilyun. Tetapi kontribusi tanaman pangan tersebut dari Pulau Kalimantan pada urutan nomor lima, dan Kalimantan Timur menempati urutan
nomor terahir kedua dari empat Provinsi di Pulau Kalimantan. Dengan memanfaatkan lahan-lahan pasca tambang dan strategi pengelolaan ini,
diharapkan dapat merubah urutan dalam memberikan konstribusi dari sektor pertanian secara nasional.
Seperti diuraikan pada pemilihan metode analisis dengan menggunakan NPV yang mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap nilai uang. Karena jenis
tanaman yang akan ditanam mempunyai perbedaan waktu panen meskipun ditanam pada waktu yang sama. Nilai investasi sewaktu menanan sampai dengan
memungut hasil terdapat beda waktu dan terdapat perbedaan nominal nilai uang. Pada Tabel 19 diperlihatkan hubungan masing-masing tanaman yang
mempunyai jangka waktu panen yang berbeda, meskipun ditanam pada tahun yang bersamaan. Dasar perbedaan nilai nominal pada waktu penanaman dan nilai
nominal pada waktu panen itu yang menjadikan metode perhitungan dengan NPV sangat cocok.
Tabel 19. Hubungan Waktu dan Jenis Tanaman serta Hasil Panen .
Tahun Tanaman
Pertumbuhan dan Pemeliharaan
Hasil Panen
1 Tanaman Pohon : Mlinjo, Jambu
mete, Karet, Kelapa sawit, Sukun . Mlinjo, Jambu mete, Karet,
Kelapa sawit, Sukun. 1
Tanaman palawija: Jagung, Kacang tanah Padi Gogo ,
Ubi rambat Padi gogo, Jagung, Kacang
tanah Padi Gogo, Jagung, Kacang
Tanah,Ubi Rambat 1
Tanaman pagar penyekat kontur: Nenas dan Pisang
Nenas dan Pisang Nenas dan Pisang
2 Padi gogo, Jagung, Kacang
tanah Nenas dan Pisang 3-7
Mlinjo, Sukun, Karet,Kelapa sawit, Jambu mete,
Padi Gogo,Jagung, Kacang tanah, Ubi Rambat, Nenas dan
Pisang
Catatan 1 Tanaman pertama setelah pembersihan
Analisis finansial jenis tanaman menggunakan Net Present Value Method NPV
dengan langkah-langkah perhitungan diuraikan sebagai berikut a Menentukan discount rate yang akan digunakan, dalam hal ini dapat dipakai
sebagai acuan biaya modal cost of capital atau tingkat keuntungan rate of return
yang dikehendaki atau dapat juga biaya peluang yang diperkirakan bakal terjadi opportunity cost b Menghitung present value PV dari net cashflows
dengan discount rate pada butir a yang telah ditetapkan. c Menghitung present value
PV dari investment. d Menghitung NPV dengan mengurangkan PV investment
pada PV Net Cash flows. Apabila NPV positif berarti rate of return proyek lebih tinggi dari discount rate atau usaha tersebut akan dapat memberikan
hasil lebih dari 10 atau dengan kata lain proyek usaha dapat dilaksanakan jika NPV 0. Hasil dari hitungan dengan formula NPV, IRR dan BCR dengan
komputer tertera pada Tabel 20.
Tabel 20. Hasil analisis NPV, BCR dan IRR dari Keempat Kelompok jenis Tanaman
No Komposisi Tanaman Jenis Tanaman
BCR NPV
IRR
1 a.Tanaman Pohon , Mlinjo dan Jambu Mete
b.Tanaman palawija, jagung dan kacang tanah 1.56