5.4. Analisisis Kebutuhan Pelaku Sistem
Need Assessment Stakeholders.
Hasil identifikasi faktor penentu berdasarkan need analysis dari pelaku utama responden diperoleh 25 faktor kunci penentu seperti pada Tabel 23.
Tabel 23. Kebutuhan Pelaku Sistem
N0 Ekologi Biofisik
1 2
3 4
5
6 7
8 9
10 Slope kemiringan
Ketersediaan tanah topsoil dan subsoil Jenis tanaman tahunan, tanaman pangan
Kondisi iklim dan Cuaca. Kesetabilan dan Keamanan lahan jangka pendek dan jangka panjang dalam arti
Teknis Keberadaan batuan yang berpotensi menghasilkan asam.
Dapat sebagai sumber mata air Terwujudnya ekosistem alam yang lestari
Terwujudnya fungsi hutan dan ekosistem alam untuk mendukung kehidupan Tingkat kerusakan secara teristris
N0 Sosial Budaya
1 2
3 Tersedanya lapangan Kerja
Tersedianya dana operasional Tersedianya jumlah SDM yang handal
N0 Hukum Dan Kelembagaan Sosial Budaya
1 2
3 4
5 Terdapatnya kepastian hak atas lahan pasca tambang
Terwujudnya kawasan sesuai dengan tatarung kabupaten Tersedianya perundang-undangan lahan pasca tambang
Tersedianya peraturan dan juklak lahan pasca tambang Tersedianya Perda yang mengatur rehabilitasi lahan kritis
N0 Ekonomi
1 2
3 4
Terwujudnya lahan pasca tambang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatan pendapatan secara ekonomi
Terdapatnya peningkatan PAD dari hasil pemberdayaan lahan pasca tambang batubara
Terdapatnya peningkatan kesejahteraan rakyat masyarakat. Tersedianya pasar
N0 Teknologi
1 2
3 Dapat dilaksanakan secara padat karya
Pengurukan tanah dan penanaman Adaya disain rehabilitasi lahan
Sumber :Tabulasi Hasil Kuesioner Tahun 2006
Untuk dapat menentukan faktor yang paling berpengaruh sangat kuat terhadap reklamasi lahan pasca tambang yang berbasis agroforestri, dilakukan
analisis saling ketergantungan dan saling keterkaitan dari 25 faktor tersebut, Gambar 55 menunjukkan hasil analisis. Terdapat empat faktor penentu dan
delapan faktor yang berpengaruh untuk dapat meningkatkan kinerja sistem.
Gambar 55. Faktor Paling Berpengaruh Dari
Need Assessment Stakeholders’
Keempat faktor penentu yang paling berpengaruh tinggi dan tingkat ketergantungan antar faktor rendah untuk meningkatkan kinerja indek
keberlanjutan lahan pasca tambang batubara dilihat dari need assessment stakeholders
adalah : 1.Tingkat kerusakan secara teristris, kondisi ini perlu diketahui karena
menyangkut berbagai aspek, sehingga dapat diestimasi kegiatan mana yang paling dominan sesuai dengan tingkat kerusakannya.
2.Keberadaan batuan yang berpotensi menghasilkan zat-zat asam atau zat yang beracun.
3.Perlu dilakukan disain sebagai pedoman kegitan dan jadwal yang akan dilakukan terarah.
4.Dilakukan dengan sistem padat karya.
Disamping itu terdapat 8 delapan faktor yang mempunyai pengaruh tinggi terhadap kinerja sistem tetapi mempunyai tingkat ketergantungan tinggi pula.
Kedelapan faktor tersebut adalah : 1. Kestabilan, keamanan lahan jangka pendek dan jangka panjang secara
teknis tidak mudah longsor, 2.Jenis tanaman tahunan dan tanaman panganpalawija,
3.Tersedianya aturan per-undangan dan juklak pelaksanaan rehabilitasi lahan pasca tambang,
4.Teknologi pengurukan dan teknologi penanaman vegetasi, 5. ketersediaan topsoil dan subsoil,
6.Terwujudnya lahan pasca tambang yang dapat untuk meningkatkan pendapatan secara ekonomi,
7.Terwujudnya fungsi hutan dan ekosistem alam, 8.Tersedianya Undang-Undang rehabilitasi lahan pasca tambang.
Dengan demikian terdapat 12 dua belas faktor tersebut diatas adalah yang perlu dikelola agar lahan pasca tambang dapat berfungsi sebagai lahan yang memenuhi
harapan dari para stakeholders sebanyak 12 dua belasfaktor.
5.5. Gabungan Hasil Analisis