Model Reklamasi Lahan Pasca Tambang Batubara Terbuka yang

permukaan dasar lahan pasca tambang dengan tanah liat yang dipadatkan pada ketebalan tertentu melalui perkerasan, Tujuan dari pekerjaan tersebut adalah agar zat-zat kimia yang mengandung racun sulfida pada dasar lahan tersebut, tidak bereaksi dengan air dan oksigen yang dapat menghasilkan air asam tambang yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Tahap selanjutnya lapisan perkerasan tadi ditutup dengan tanah liat dan berturut-turut dengan lapisan tanah subsoil dan topsoil.

5.9. Model Reklamasi Lahan Pasca Tambang Batubara Terbuka yang

dilakukan KPC. Hasil penelitian dan observasi yang dilakukan di lapangan, sistematika reklamasi lahan pasca tambang batubara terbuka yang dilaksanakan KPC secara teknis dijabarkan dalam bentuk visualisasi seperti pada Gambar 67. Gambar tersebut adalah causal loop diagram, dan merupakan mental model sistem reklamasi. Kualitas Lahan Pasca Tambang Teknologi Pengurukan + + + + Teknologi Pembuangan Zat Beracun Desain Rehabilitasi + Revegetasi Lahan + Gambar 67 Causal Loop Diagram Model Reklamasi Lahan Pasca Tambang Batubara Terbuka di KPC Causal loop tersebut diatas sebagai dasar untuk membuat Stock Flow Diagram SFD Diagram Stok Aliran. SFD dibuat untuk memperlihatkan tingkat keterkaitan antar komponen, serta menjabarkan model ke dalam rumus matematis yang akan dipakai dalam simulasi. Stock Flow Diagram, model reklamasi lahan pasca tambang yang saat ini dilakukan KPC seperti pada Gambar 68. Untuk keperluan simulasi, dari Stock flow diagram dibuat persamaan model sebagai berikut : CR = SSoil+TPZB+TS DTS = FDTS DTS adalah top soil, lapisan tanah teratas media tanaman dapat tumbuh PB_NAF = DPB1+EPBHPBL_area SSoil = DSSoilH_SSoilL_area SSoil adalah subsoil yang di konversikan dalam biaya total yang dibutuhkan untuk menutup batuan, atau bagian lapisan tanah dibawah topsoil. SSoil L_area PB_NAF FDTS DTS TPZB DSSoil L_area L_area DPB HPB EPB H_SSoil TL CR TS HTS Harga_TL DTL Gambar 68. Stock Flow Diagram Model Reklamasi Lahan Pasca Tambang Batubara Terbuka Berbasis di KPC. TL = Harga_TLDTLL_area TL adalah Nilai penutup tanah liat per ha TPZB = IFTIME=2007,0,PB_NAF+TL TPZB adalah Teknik Pembuangan Zat Beracun yang dilakukan dengan cara menutup bagian bekas tambang dengan tanah liat dan batuan sebagai penutup yang kedalamannya atau ketinggiannya ditentukan. TS = DTSHTS L_area HTS adalah harga top soil , TS adalah jumlah top soil dikalikan harga dan luasan. Persamaan matematis tersebut diatas akan dipakai dalam simulasi model reklamasi lahan pasca tambang yang dilakukan KPC, sesuai dengan kondisi lapangan. Terdapat tiga konfigurasi penutup batuan yang menjadi ketentuan teknis di KPC dalam mengatasi reaksi zat-zat kimia batuan yang berpotensi membentuk asam dalam pelaksanaan reklamasi lahan pasca tambang. Masing-masing konfigurasi digunakan menurut kondisi lapangan atau disesuaikan dengan keinginan kemiringan yang diinginkan. Konfigurasi pertama, penempatan lapisan tanah liat yang dipadatkan setebal satu meter diatas timbunan yang berpotensi membentuk asam dengan harga satuan per meter kubik sebesar US .2.74 Setelah lapisan yang dipadatkan selesai kemudian ditimbun setebal dua meter dengan lapisan pelindung yang terdiri dari batuan penutup yang tidak berpotensi mengandung membentuk asam dengan harga satuan per meter kubik sebesar US 1.39. Diatas lapisan tersebut terahir ditempatkan tanah sub soil dan top soil setebal satu meter. Lapisan ini biasanya telah ditempatkan disisi terakhir penambangan, sehingga biaya angkutan dianggap tidak ada. Konfigurasi kedua, batuan dasar yang berpotensi membentuk asam ditutup dengan batuan yang tidak mengandung berpotensi membentuk asam setebal dua meter yang dipadatkan dengan harga satuan per meter kubik sebesar US.2.74. Kemudian ditutup setebal dua meter batuan yang tidak mengandungberpotensi membentuk asam dan tidak dipadatkan dengan harga satuan per meter kubik sebesar US 1.39. Diatas batuan yang disebut terahir ditutup dengan sub soil dan top soil setebal satu meter. Konfigurasi ketiga, penutup batuan yang berpotensi membentuk asam ditutup setebal 10 meter atau lebih dengan batuan yang tidak berpotensi mengandung membentuk asam dan tidak dipadatkan dengan harga satuan per meter kubik sebesar US 0.09 Diatas batuan tersebut terahir ditutup dengan lapisan sub soil dan top soil setebal satu meter. Hasil simulasi model dengan input data variabel seperti ketentuan teknis pada tiga konfigurasi yang diuraikan diatas, dan dengan ketentun harga satuan per meter kubik yang telah dilakukan KPC, maka pada setiap konfigurasi menghasilkan biaya reklamasi Gambar 69. Tahun B ia y a R e k la m a s i D C 1 ,D C 2 ,D C 3 U S 2,007.0 2,007.2 2,007.4 2,007.6 2,007.8 2,008.0 20,000 40,000 60,000 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Gambar 69 Hasil Simulasi Biaya Reklamasi Dengan Parameter Kontrol Konfigurasi Ketentuan Teknis Yang ditetapkan KPC. Konfigurasi pertama = garis merah 1 Penutup tanah liat 1 M dipadatkan Biaya M3 = US 2.74 per Ha = US 27400 Penutup batuan 2 M tidak dipadatkan BiayaM3= US 1.39 per Ha = US 27800 Total Biaya = US 55200 Konfigurasi kedua = Garis Hijau 2 Penutup Tanah Liat 2 m Dipadatkan Biaya M3 = US 2.2 per Ha = US 44000 Penutup batuan 2 M Tidak dipadatkan Biaya M3 = US 1.39 per Ha = US 27800 Total Biaya = US 71800 Konfigurasi ketiga = Garis Biru 3 Penutup Batuan 10 M tidak dipadatkan BiayaM3 = US 0.09 = US 9000 Hasil simulasi model pada masing-masing konfigurasi membutuhkan dana: sangat besar : konfigurasi pertama sebesar US 55.200, konfigurasi kedua sebesar US 71800, dan konfigurasi ketiga sebesar US 9.000. Model reklamasi seperti yang dilakukan PT.KPC memenuhi standar teknis pada periode awal lahan akan stabil sulit akan terjadi longsor. Lahan yang terbentuk dapat sebagai media pertumbuhan tanaman dapat tumbuh sebagai awal pembentukan ekosistem baru, serta kenaikan kualitas lingkungan. Tetapi dengan jumlah biaya yang dibutuhkan sangat besar untuk setiap hektar, akan sulit model tersebut dapat dilaksanakan di lahan pasca tambang batubara open pit produk illegal mining ataupun penambang-penambang tradisional.

5.10. Pembahasan Hasil