Simulasi Model Reklamasi Lahan Pasca Tambang.

= ∑ ∑ ∑ ∑ m Ј― 1 RK ij TKK j Dimana : TN i = total nilai alternatif ke-i . RKij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i. TKKj = derajat kepentingan kriteria keputusan ke-j; TKKj 0 bulat. n = jumlah pilihan keputusan, dan m = jumlah kriteria. Hasil perhitungan MPE, dari 18 skenario seperti pada Tabel 34 menunjukan beberapa peringkat. Peringkat prioritas utama berdasarkan bobot tertinggi yang dipilih. Pada Tabel 35 urutan prioritas pertama adalah hasil simulasi urutan No. 8 delapan, urutan prioritas kedua adalah hasil simulasi No.11 sebelas, dan urutan prioritas ke tiga adalah hasil simulasi No. 9 sembilan. Urutan No. 8 delapan dengan jumlah total skor 7.870, adalah model rehabilitasi lahan yang didukung oleh masyarakat, lapisan tanah yang terbentuk berguna untuk mempertahankan kestabilan tanah, dengan timbunan topsoil setebal 0.5 m dan subsoil 0.7 m dan timbunan penghalang zat beracun setebal 2 m dan dilapisi batuan sebagai dasar subsoil setebal 2 m, kemiringan diatur tidak melebihi 8. Lapisan tanah tersebut berguna sebagai media pembentukan ekosistem alam baru, yang memperhatikan kaidah-kaidah konservasi, dan dapat sebagai tempat untuk tanaman dengan akar tunggang tanaman keras dan tanaman semusim. Biaya tiap hektar sekitar Rp. 4.352.062. Harga tersebut karena masyarakat stakeholders ikut berpartisipasi, pelaksanaannya dengan sistem gotong royong. Tabel 35. Hasil Perhitungan MPE Untuk Penentuan Peringkat alternatif Simulasi Model Rehabilitasi Lahan. Kriteria Hasil Simulasi A B C D Total Peringkat 1 1.289 1.283 3.389 1.142 7.104 11 2 1.289 1.283 3.864 1.159 7.594 4 3 1.289 1.283 3.632 1.151 7.355 8 4 1.289 1.283 3.134 1.142 6.848 15 5 1.289 1.283 3.632 1.159 7.363 6 6 1.289 1.283 3.389 1.151 7.112 10 7 1.244 1.603 3.389 1.142 7.379 5 8 1.244 1.603 3.864 1.159 7.870 1 9 1.244 1.603 3.632 1.151 7.631 3 Kriteria Hasil Simulasi A B C D Total Peringkat 10 1.244 1.603 3.134 1.142 7.124 14 11 1.244 1.603 3.632 1.159 7.638 2 12 1.244 1.603 3.389 1.151 7.388 7 13 1.184 1.687 2.863 1.045 6.779 17 14 1.184 1.687 3.389 1.093 7.353 9 15 1.184 1.687 3.134 1.073 7.077 13 16 1.184 1.687 2.572 1.045 6.488 18 17 1.184 1.687 3.134 1.093 7.097 12 18 1.184 1.687 2.863 1.073 6.806 16 Hasil Hitungan berdasarkan pendapat pakar Tahun 2006

2. Simulasi Model Tahap Kedua.

Simulasi tahap kedua merupakan simulasi akhir dari model reklamasi lahan pasca tambang batubara terbuka. Simulasi tahap ini bertujuan untuk memahami, membuat analisis dan peramalan perilaku gejala dalam proses untuk masa yang akan datang. Oleh karena itu, pada proses ini terdapat unsur skenario disain untuk masa yang akan datang yang kita kehendaki. Terdapat dua variabel didalam simulasi tahap kedua ini 1 input variabel hasil MPE pada simulasi tahap satu. 2 input variabel dari submodel agroforestri. Variabel submodel agroforestri telah dilakukan berbagai skenario terkait dengan penggunaan luas lahan yang dialokasikan untuk setiap jenis tanaman. Pada simulasi tahap dua ini disimulasikan input variabel dari dua skenario submodel agroforestri yaitu a dengan variabel hasil rancang kebun berdasarkan jarak panjang antara dua titik tanam seperti pada Gambar 33 dengan susunan luas lahan untuk jambu mete 0.3 ha, mlinjo 0.2 ha , jagung dan dan kacang tanah 0.29 ha pisang 0.12 ha dan nenas 0.09 ha. Pada simulasi lainnya input variabel submodel agroforestri b yang terdiri dari luas lahan yang dialokasikan pada tanaman palawija dengan pengaturan musim penanaman dalam jangka waktu tertentu. Rincian komposisi penggunaan lahannya sebagai berikut : tanaman tahunan jambu mete luas lahan yang dialokasikan 0.6 ha dan tanaman mlinjo seluas 0.4 ha dalam satu ha. Diasumsikan pada tahun pertama sampai dengan tahun ke tiga lahan dapat digunakan untuk tanaman jagung 0.7 ha kacang tanah 0.3 Ha. Pada tahun ke tiga, penggunaan lahan untuk kedua jenis tanaman palawija Lanjutan, Tabel 35 tersebut sudah mulai dikurangi, jagung menjadi 0.4 ha dan kacang tanah yang semula 0.3 ha menjadi 0.2 ha. Pada tahun kelima alokasi lahan menyempit lagi yaitu jagung menjadi 0.15 ha dan kacang tanah 0.14 ha. Hal ini karena kedua tanaman keras sudah mulai merimbun dan beranjak besar, sedangkan tanaman sela lainnya tetap pisang 0.03 ha dan nenas 0.4 ha. Tanaman pohon mete dan mlinjo sudah mulai berbuah dan mulai menghasilkan. Hasil simulasi skenario a adalah seperti pada Gambar 65 dan Tabel 35. Tahun CR 1 CTnm 2 HTnm 3 Keuntungan 4 Total_Biaya 5 2,007 2,009 2,011 2,013 2,015 2,017 2,019 2,021 10,000,000 20,000,000 30,000,000 40,000,000 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 4 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 5 Gambar 65 Hasil Simulasi Model Reklamasi Lahan Pasca Tambang Batubara Terbuka Berbasis Agroforestri Skenario a Gambar 66 menunjukan bahwa pada grafik keuntungan 4 akan cenderung naik, sehubungan dengan naiknya hasil tanaman 3. Modal yang dikeluarkan pada tahun pertama masih lebih besar dari keuntungan. Pada tahun 2007 total biaya sebesar Rp 6.547.782 sedangkan total revenew sebesar Rp 4.806.150, petani masih menanggung rugi sebesar Rp 1.741.632. Pada Gambar 66 antara grafik total biaya dan grafik keuntungan berpotongan pada tahun ke 2, artinya pada tahun kedua tersebut petani sudah mulai untung. Grafik keuntungan cenderung naik sejajar setelah tahun ke 3 tiga. Pada tahun tersebut nilai keuntungan per tahun sebesar Rp 6.728.598. per satu ha, karena terdapat pendapatan dari tanaman mlinjo. Prediksi pada tahun ke 15 yaitu pada tahun 2021, keuntungan tiap hektar akan naik menjadi Rp 27.988.598, atau Rp 2.332.383 .per bulan. Tabel 36. Hasil Simulasi Perhitungan Total Revenue dan Profit per Tahun Tahun 2,007 2,008 2,009 2,010 2,011 2,012 2,013 2,014 2,015 2,016 2,017 2,018 2,019 2,020 2,021 Biaya Reklamasi Baya Tanam Total_Biaya Revenueyear Total Revenue Total Proft Profityear Profitmonth 4,352,062.00 2,195,719.82 6,547,782 4,806,150.0 4,806,150.00 -1,741,632 -1,741,632 -145,136 0.00 340,539.82 6,888,322 6,156,738.0 9,612,300.00 2,723,978.4 5,816,198 484,683.2 0.00 328,139.82 7,216,461 7,056,738.0 15,769,038.0 8,552,576.5 6,728,598 560,716.5 0.00 303,139.82 7,519,601 7,356,738.0 22,825,776.0 15,306,175 7,053,598 587,799.8 0.00 278,139.82 7,797,741 8,633,238.0 30,182,514.0 22,384,773 8,355,098 696,258.2 0.00 303,139.82 8,100,881 9,876,738.0 38,815,752.0 30,714,871 9,573,598 797,799.8 0.00 328,150.32 8,429,031 10,386,738 48,692,490.0 40,263,459 10,058,588 838,215.6 0.00 303,139.82 8,732,171 13,146,738 59,079,228.0 50,347,057 12,843,598 1,070,300 0.00 278,139.97 9,010,311 15,156,738 72,225,966.0 63,215,655 14,878,598 1,239,883 0.00 278,139.97 9,288,451 17,166,738 87,382,704.0 78,094,253 16,888,598 1,407,383 0.00 278,139.97 9,566,591 19,176,738 104,549,442 94,982,851 18,898,598 1,574,883 0.00 278,139.97 9,844,731 21,186,738 123,726,180 113,881,449 20,908,598 1,742,383 0.00 278,139.97 10,122,871 23,196,738 144,912,918 134,790,047 22,918,598 1,909,883 0.00 278,139.97 10,401,011 25,206,738 168,109,656 157,708,645 24,928,598 2,077,383 0.00 278,139.97 10,679,151 28,266,738 193,316,394 182,637,243 27,988,598 2,332,383 Gambar 67 adalah hasil simulasi tahap kedua input submodel agroforestri skanario b, hasil numeriknya seperti pada Tabel 36. Time CR 1 CTnm 2 HTnm 3 Keuntungan 4 Total_Biaya 5 2,007 2,009 2,011 2,013 2,015 2,017 2,019 2,021 10,000,000 20,000,000 30,000,000 40,000,000 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 4 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 5 Gambar 66. Hasil Simulasi Model Reklamasi Lahan Pasca Tambang Batubara Terbuka Berbasis Agroforestri Skenario b Hasil simulasi skenario b menunjukan bahwa keuntungan terjadi pada hasil tahun pertama, Tabel 37 memperlihatkan total biaya sebesar Rp 7.848.146. dan total produksi pada tahun pertama sebesar Rp 17.160.500 , artinya pada tahun pertama saja petani sudah mendapatkan keuntungan sebesar Rp 9.312.354 untuk setiap hektar per satu tahun. Hal ini terjadi karena alokasi luasan untuk penanaman jagung dan kacang tanah lebih luas dibandingkan dengan simulasi model a .Pada model b luasan jagung 0.7 ha dan kacang tanah 0.3 ha, sedangkan pada skenario model a luasan jagung dan dan kacang tanah masing- masing 0.29 ha. Tabel 37 Hasil Simulasi Perhitungan Total Revenue dan Profit per Tahun. Tahun 2,007 2,008 2,009 2,010 2,011 2,012 2,013 2,014 2,015 2,016 2,017 2,018 2,019 2,020 2,021 Biaya Reklamasi Biaya tanam Total_Biaya RevenueyearTotal Revenue total profit profityear Profit_per_Month 4,352,062.00 3,496,084 7,848,146 17,160,500 17,160,500 9,312,354.1 9,312,354 776,029.51 0.00 1,016,114 8,864,260 19,386,760 34,321,000 25,456,740 18,370,646 1,530,887.18 0.00 991,513.90 9,855,774 20,736,760 53,707,760 43,851,986 19,745,246 1,645,437.18 0.00 608,342.60 10,464,116 14,257,840 74,444,520 63,980,404 13,649,497 1,137,458.12 0.00 558,342.60 11,022,459 16,986,340 88,702,360 77,679,901 16,427,997 1,368,999.78 0.00 353,139.82 11,375,599 13,836,738 105,688,700 94,313,101 13,483,598 1,123,633.18 0.00 403,161.32 11,778,760 15,651,738 119,525,438 107,746,678 15,248,577 1,270,714.72 0.00 353,139.82 12,131,900 20,841,738 135,177,176 123,045,276 20,488,598 1,707,383.18 0.00 303,140.17 12,435,040 24,906,738 156,018,914 143,583,874 24,603,598 2,050,299.82 0.00 303,140.17 12,738,180 28,971,738 180,925,652 168,187,472 28,668,598 2,389,049.82 0.00 303,140.17 13,041,320 33,036,738 209,897,390 196,856,070 32,733,598 2,727,799.82 0.00 303,140.17 13,344,461 37,101,738 242,934,128 229,589,667 36,798,598 3,066,549.82 0.00 303,140.17 13,647,601 41,166,738 280,035,866 266,388,265 40,863,598 3,405,299.82 0.00 303,140.17 13,950,741 45,231,738 321,202,604 307,251,863 44,928,598 3,744,049.82 0.00 303,140.17 14,253,881 51,746,738 366,434,342 352,180,461 51,443,598 4,286,966.49 Pada Gambar 66 grafik keuntungan menanjak tajam secara vertikal sejajar dengan hasil produksi. Terjadi pengurangan keuntungan pada tahun ke 4 empat karena pada tahun itu terdapat pengurangan jumlah luasan tanaman palawija. Hal ini karena tanaman tahunan sudah mulai merimbun. Keuntungan mulai naik tajam pada tahun 2014 yaitu pada tahun ke 7 dimana tanaman tahunan mulai berproduksi. Pada tahun ke 15 yaitu pada 2021 total profit secara kumulatif sebesar Rp 352.180.451 atau terdapat keuntungan per tahun Rp 51.443.598. sama dengan Rp 4,286.966. per bulan untuk setiap ha. Dalam penelitian ini selain mendisain model yang sesuai untuk lahan pasca tambang kategori illegal mining, juga melakukan analisis model reklamasi lahan pasca tambang batubara terbuka yang dilaksanakan oleh perusahaan tambang batubara KPC di Sangatta. Model reklamasi lahan pasca tambang batubara terbuka tersebut adalah sebuah abstraksi dari keadaan sebenarnya dari seluruh proses aktifitas reklamasi. Model tersebut merupakan sistem kegiatan pembentukan horizon tanah dengan tujuan agar tanah dapat berfungsi sebagai matrik tempat akar tumbuhan berjangkar, tempat menyimpan air tanah, dan tempat menyediakan unsur hara. Mekanisme pekerjaan lapangan, agar sesuai dengan model yang diuraikan seperti tersebut diatas, terdapat persyaratan dan ketentuan teknis yang dipakai oleh KPC. Persyaratan teknis yang dimaksud merupakan hasil penelitian dan telah dipublikasikan menjadi standart teknis reklamasi lahan pasca tambang batubara terbuka. Syarat utama dari reklamasi lahan pasca tambang batubara terbuka dengan ketentuan yang telah dibakukan tersebut adalah menutup secara rapat permukaan dasar lahan pasca tambang dengan tanah liat yang dipadatkan pada ketebalan tertentu melalui perkerasan, Tujuan dari pekerjaan tersebut adalah agar zat-zat kimia yang mengandung racun sulfida pada dasar lahan tersebut, tidak bereaksi dengan air dan oksigen yang dapat menghasilkan air asam tambang yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Tahap selanjutnya lapisan perkerasan tadi ditutup dengan tanah liat dan berturut-turut dengan lapisan tanah subsoil dan topsoil.

5.9. Model Reklamasi Lahan Pasca Tambang Batubara Terbuka yang