5.1.3. Kondisi Vegetasi di Lahan Pasca Tambang Batubara Yang Tidak
di reklamasi. Pengamatan dan pengukuran dilakukan dilahan pasca tambang batubara di
lokasi 1 Mangunrejo L4 dan 2 Kampung Bali L3 dengan metode garis berpetak sesuai dengan kondisi lapangan yang sangat sederhana. Pengukuran dengan lebar
jalur 20 meter dan panjang 5 x lebar jalur luasan 1 ha. Struktur pengukuran dibagi sebagai berikut : untuk tegakan pohon yang berdiameter 35 cm dalam
petak ukuran 20 m x 20 m. Untuk tingkat tegakan yang berdiameter 10 cm sd 35 cm pada petak ukuran 10 m x 10 m. Untuk tingkat pancang 1,5 cm s d 10 cm
pada peta dengan ukuran 5 m x 5 m dan terahir untuk tumbuhan bawah yang diukur mulai kecambah sd ukuran 1,5 cm pada petak dengan ukuran 2m
2
X 2 m
2
. Hasilnya tertera pada Tabel 16.
Tabel 16 Jenis Vegetasi yang Tumbuh di Lahan Pasca Tambang Batu bara Terbuka
No Tahun
GenusSpesies Suku
Keterangan
1 Ke 1satu
Tidak terdapat vegetasi Tidak terdapat vegetasi
Tidak ada satupun jenis tanaman yang
tumbuh 2
Ke 3tiga Muntingia calabura
Tidak terdapat vegetasi 3
Ke 6enam Terdapat tiga jenis. Yaitu
aSesirihan piperaduncum bNuklea
Nauclea orietalis
cLaban vitex pubescens Terdapat
dua suku
yaitu apiperacia.
brubiacceae Dari Jenis tersebut
jumlah individu 250 per satu Ha, dengan
tinggi 1.62 meter dan diameter 10 Cm.
4 Ke 9 sembilan
Terdapat tujuh jenis. Yaitu aSesirihan piperaduncum
bNuklea Nauclea
orietalis cLaban vitex pubescens
dClerodendrum sp. ePhychotria viridifolia
fKaramunting Melastoma malbathricum
gAkasia Acacia auriculiformis
Terdapat lima suku yaitu
aPiperaceae bRubiacceae
cVerbeacceae dMelastomaceae
eFabocceae Terdapat juga rumput-
rumputan di tanah yang
tidak terlalu
keras. Pada tingkat pancang
adalah dari
jenis Sesirihan. Nuklea. dan
Akasia
Sumber : Hasil pengamatan ukuran di lapangan.
Pada lahan dengan umur satu tahun tidak ada satupun vegetasi dapat tumbuh, karena pH tanah sangat masam. Tanah berwarna keputihan pada
permukaan, beberapa centimeter dari permukaan tanah terlihat abu-abu kehitaman
dan sangat keras. Agregat tanah sangat kuat, hal ini dibuktikan dengan sulitnya bungkahan dipecahkan dengan tangan maupun kaki. Kondisi seperti itu
menunjukan tanah masih menunjukan sifat asli batuan. Pada lahan pasca tambang yang berumur 3 tahun sudah terdapat pertumbuhan vegetasi dengan jenis sangat
terbatas dan pada diameter 1 cm dan tinggi 1,5 cm dengan kepadatan 300 batang rerumputan per ha. Kondisi tanah masih sangat keras, gersang dan berwarna
kelabu, sangat sulit ditembus air. Hal ini terlihat di setiap cekungan terdapat air dan tanah di sekitarnya terdapat genangan meskipun sinar matahari memancarkan
sinarnya sehari penuh. Pada tanah yang ditinggalkan umur 5 tahun, 7 dan 9 tahun perkembangan vegetasi tidak banyak berbeda.
Hasil pengambilan contoh tanah dan pengukuran serta pengamatan vegetasi di lapangan pada lahan pasca tambang batubara terbuka menunjukan
bahwa pertumbuhan vegetasi atau kondisi lahan kembali berfungsi untuk keperluan produksi dengan mengandalkan suksesi alami yang hanya bergantung
pada kondisi alam, sangatlah sulit. Memperhatikan perkembangan vegetasi di lahan pasca tambang yang tidak dilakukan reklamasi, seperti pada Tabel 16 ada
beberapa hal yang menarik untuk dibahas secara keseluruhan dengan kondisi sifat fisik dan sifat kimia tanah.
Hasil analisis vegetasi pada lahan pasca tambang yang tidak dilakukan reklamasi pada tahun ke 1 satu tidak terdapat vegetasi yang tubuh. Pada tahun ke
3 tiga terdapat vegetasi jenis rerumputan yang sangat terbatas. Pada tahun ke 6 enam terdapat tiga jenis tumbuhan yaitu Sesirihan Piperaduncum, Nuklea
Nauclea orietalis dan Laban Vitex pubescens . Kemudian pada lahan yang ditinggalkan tahun ke 9 sembilan baru terdapat tujuh jenis yaitu Sesirihan
Piperaduncum, Nuklea Nauclea orietalis, Laban Vitex pubescens, Clerodendrume, Phychotria viridifolia,
Karamunting Melastoma malbathricum dan Akasia Acacia auriculiformis. Hampir kesemuanya termasuk rerumputan
kecuali Sesirihan Piperaduncum, Nuklea Nauclea orietalis dan Akasia Acacia auriculiformis
termasuk kategori pancang. Faktor-faktor yang menyebabkan sulitnya vegetasi hidup di lahan pasca
tambang yang tidak direklamasi menurut Koch dan Ward 2001 antara lain adalah : a Masih kuatnya agregat tanah batuan timbunan, pemadatan ditempat-
tempat galian tambang pit sehingga aerasi tanah sangat buruk. b pengaruh pH tanah yang rendah atau pH yang tinggi, pada tanah yang masam, kesemuanya
kurang mendukung tanaman c kesuburan tanah secara fisik,kimia,dan biologis dinilai sangat rendah.
Kenyataan ini menunjukan bahwa sangat sukar untuk mengandalkan suksesi alami yang hanya tergantung pada kondisi alam Oleh karena itu, diperlukan
sejumlah perlakuan-perlakuan yang dapat menstimulasi atau mempercepat pertumbuhan vegetasi, salah satunya dengan melakukan rehabilitasi lahan melalui
reklamasi.
5.2 Analisis Finansial Agroforestry di Lahan Pasca Tambang Yang Telah