Latar Belakang Komposisi Hasil Tangkapan Udang dan Laju Tangkap Pukat Udang di Perairan Arafura (Studi kasus PT Irian Marine Product Development)

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Udang merupakan potensi sumberdaya hayati yang memegang peranan penting dalam komoditi ekspor. Nilai jual udang yang tinggi menyebabkan banyaknya permintaan dari luar negeri dan menjadikan ekspor udang sebagai penghasil devisa terbesar dari bidang perikanan. Tujuan ekspor utama udang adalah pasar Amerika Serikat kemudian Jepang. Pada periode tahun 2005 Ekspor Udang Indonesia ke Jepang mencapai 11.657 ton atau senilai Yen 10.689 juta www.dkp.go.id, 2006. Jenis udang penaeid merupakan udang yang memiliki potensi cukup tinggi di Perairan Indonesia. Daerah penyebaran udang cukup merata dari mulai kawasan perairan sebelah barat hingga ke kawasan Indonesia bagian timur meliputi perairan: Jawa, Sumatera, Papua, sebagian Maluku, Kalimantan dan Sulawesi Selatan. Untuk pengembangan penangkapan udang lebih dikhususkan pada kawasan Indonesia timur, karena perairan tersebut memiliki sumberdaya ikan yang cukup potensial. Udang penaeid dan sejenisnya yang termasuk sumberdaya demersal, hidup didasar perairan. Menurut Subani dan Barus 1989, sumberdaya udang dapat diusahakan dengan alat tangkap, seperti : pukat udang trawl udang dan jaring tiga lapis atau jatilap trammel net . Sejak tahun tujuh puluhan perikanan udang dilakukan secara komersial di Perairan Arafura dengan menggunakan alat tangkap trawl. Namun pada perkembangannya terdapat berbagai dampak negatif terhadap kelestarian sumberdaya dan sumber mata pencaharian untuk nelayan tradisional sehingga diberlakukan Keppres no. 39 tahun 1980 tentang pelarangan operasi penangkapan udang dengan menggunakan trawl. Sebagai penggantinya, trawl dimodifikasi menjadi alat tangkap pukat udang yang lebih selektif dalam pengoperasiannya. Secara umum bentuk dan konstruksi alat hampir sama, hanya terdapat perbedaan pada bagian kantong. Pada pukat udang dipasang alat tambahan berupa bingkai jeruji yang terletak diantara badan body dan kantong cod end jaring disebut by-catch excluder device BED. By-catch excluder device berfungsi sebagai penyaring antara hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan. Hasil tangkap sampingan dapat meloloskan diri dari jaring melalui kisi-kisi BED. PT Irian Marine Product Development IMPD merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam perikanan industri pukat udang di Laut Arafura dan memiliki fishing base di Sorong. Karena belum adanya studi mengenai hasil tangkapan dan laju tangkap di perusahaan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di perusahaan tersebut.

1.2 Tujuan Penelitian