6 PEMBAHASAN
6.1 Unit Penangkapan Pukat Udang
Suatu unit penangkapan pukat udang terdiri dari kapal, nelayan dan alat tangkap pukat udang. Ketiga unsur tersebut memegang peranan penting dalam
keberhasilan kegiatan penangkapan udang. Kapal pukat udang skala industri yang dioperasikan oleh PT IMPD di Perairan
Arafura memiliki ukuran antara 90 hingga 214 GT dengan kekuatan mesin berkisar antara 402 DK sampai dengan 855 DK. Waktu yang dibutuhkan kapal pukat udang
untuk satu trip berkisar antara 50 sampai dengan 60 hari. Nelayan berperan aktif dalam mengoperasikan alat tangkap. Pada kapal pukat
udang KM Aman no.11 terdapat struktur organisasi nelayan dan adanya pembagian tugas yang jelas untuk masing-masing anak buah kapal. Pengoperasian alat tangkap
pukat udang skala industri memerlukan anak buah kapal sebanyak 18 orang dalam satu trip. Anak buah kapal pukat udang selain berasal dari Papua, juga banyak yang
berasal dari Jawa dan daerah lainnya. Panjang
head rope yang digunakan berkisar antara 18 hingga 24 m, sedangkan
untuk ground rope panjang tali berkisar antara 20 hingga 26 m. Panjang heade rope yang digunakan tergantung dari besarnya mesin kapal. Semakin besar mesin kapal
maka head rope yang digunakan akan semakin panjang.
6.2 Komposisi Hasil Tangkapan
Faktor habitat dari keempat jenis udang menentukan besarnya hasil tangkapan. Udang windu merupakan jenis yang paling banyak tertangkap disebabkan karena
memiliki selang kedalaman habitat hidup yang cukup besar antara 0 sampai 110 m. Departemen Kelautan dan Perikanan 2007 membagi daerah penangkapan udang di
Perairan Arafura dibagi menjadi 3 daerah. Pertama daerah Kepala burung sub area I dan II meliputi perairan Selat Sele, Teluk Bintuni, Fak-Fak, Pulau Adi dan Kaimana
yang merupakan habitat hidup udang putih atau udang jerbung. Kedua daerah Aru
sub area III meliputi perairan timur, selatan dan barat Kepulauan Aru. Pada wilayah ini banyak tertangkap jenis udang windu sesuai dengan intensitas penangkapan yang
dapat dilihat pada Lampiran 12. Kapal milik PT IMPD memusatkan kegiatan
penangkapannya pada daerah Laut Aru karena dinilai relatif aman, mudah dalam pengurusan perizinan dan hasil tangkapannya stabil. Daerah ketiga dalam pembagian
di wilayah Perairan Arafura yaitu daerah Dolak sub area IV meliputi Perairan Kokonao, Aika, Mimika, muara Sungai Uta, Aiduna dan muara Sungai Digul. Pada
daerah ini banyak tertangkap udang jerbung.
6.3 Produksi Udang